Showing posts with label Pengertian definisi Hutan. Show all posts
Showing posts with label Pengertian definisi Hutan. Show all posts

.:: HUTAN ALAM :|: Pohon tumbuh secara alami sejak dulu kala ::.


Pengertian dari Hutan Alam adalah hutan yang ditumbuhi pohon-pohon secara alami dan sudah ada sejak dulu kala. Hutan alam yang dapat bertahan tanpa ada campur tangan manusia atau pun tidak terjadi eksploitasi hutan disebut "Hutan Primer". Hutan Primer terpelihara dengan baik sering disebut Hutan Perawan atau Virgin Forest. Sedangkan hutan yang telah terdapat intervensi manusia didalamnya atau juga faktor bencana alam dapat terbentuk hutan alam sekunder.

Indonesia mempunyai hutan alam yang sangat luas, tetapi semakin hari luasan hutan alam ini terus berkurang. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Indonesia kehilangan 1,6 - 2 juta hektar hutan alam setiap tahun. Hutan alam Indonesia pada umumnya ditumbuhi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae, yang merupakan jenis kayu yang laku di pasaran, sehingga hutan alam ini merupakan sasaran eksploitasi.

Komposisi jenis penyusun hutan alam di Indonesia berbeda-beda tergantung lokasi tempat tumbuhnya hutan tersebut. Jenis-jenis pohon di hutan alam Indonesia bagian barat berbeda dengan Indonesia bagian timur walaupun ada juga jenis yang menyebar luas dari barat sampai ke timur. Ada beberapa zone tumbuhan hutan alam di Indonesia yaitu zone hutan alam bagian barat, zone hutan alam bagian timur dan zone peralihan atau bagian tengah.

Artikel Terkait :

PENGERTIAN HUTAN DAN KAWASAN HUTAN




Pengertian dan Definisi Hutan adalah masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai pohon-pohonan dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan diluar hutan. Menurut defenisi tersebut, hutan bukan hanya sekelompok individu pohon tetapi sebagai masyarakat tumbuhan yang kompleks terdiri atas pepohonan, semak, tumbuhan bawah, jasad tanah dan hewan.


Selain itu menurut UU No. 41 Tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lain tidak dapat dilepas pisahkan.

Dalam suatu hutan hubungan antara tumbuh-tumbuhan, Margasatwa beserta alam lingkungan demikian eratnya sehingga hutan dipandang sebagai suatu system ekologi atau ekosistem.

Adapun yang dimaksud Kawasan Hutan adalah wilayah yang berhutan maupun yang tidak berhutan dan telah ditetapkan oleh menteri untuk dijadikan sebagai hutan tetap. Hutan tetap ialah hutan baik yang sudah ada maupun yang akan ditanam atau tumbuh secara alami didalam kawasan hutan.

DEFINISI TENTANG HUTAN :


HUTAN MANGROVE sering disebut Hutan Bakau, Hutan Payau atau Hutan Pasang Surut

Gambar Hutan Mangrove dengan Bentuk Perakaran yang Khusus

Hutan Mangrove sering disebut juga hutan bakau, hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan suatu ekosistem peralihan antara darat dan laut. Pengertian dan definisi ini sering dipakai untuk menggambarkan hutan mangrove secara keseluruhan dengan jenis-jenis yang terdapat didalamnya.

Hutan mangrove terdapat di daerah tropis dan sub tropis di sepanjang pantai yang terlindung dan di muara sungai. Sebagai daerah peralihan antara darat dan laut, ekosistem mangrove mempunyai gradien sifat lingkungan yang berat; sehingga hanya jenis-jenis tertentu yang memiliki toleransi terhadap kondisi lingkungan seperti itulah yang dapat bertahan hidup dan berkembang.

Vegetasi hutan mangrove umumnya terdiri dari jenis-jenis yang selalu hijau (evergreen plant) dari beberapa famili. Untuk adaptasi terhadap kondisi yang ekstrim, maka jenis-jenis tersebut mempunyai bentuk-bentuk perakaran yang khusus. Sonneratia spp, Avicennia spp dan Xylocarpus spp mempunyai akar horisontal; Bruguiera spp dan Lumnitzera spp berakar tunjang, sedangkan Ceriops spp tidak mempunyai bentuk perakaran yang khusus tetapi akarnya terbuka dan bagian bawah batangnya mempunyai lenti sel yang besar.

Hutan mangrove di Indonesia tersebar di daerah-daerah pantai dan muara dari banyak pulau yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara dan yang terluas adalah di Papua.


Artikel Terkait :
  1. Definisi Mangrove
  2. Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove
  3. Zonasi dan Syarat Pertumbuhan Mangrove
  4. Zonasi Hutan Mangrove Menurut Komposisi Jenis
  5. Jenis Perakaran Akar Nafas (Pneumatophore) Pada Hutan Mangrove.
  6. Suksesi Hutan Mangrove
  7. Manfaat Hutan Mangrove Teluk Kotania Kabupaten Seram Barat Maluku
  8. Jenis - Jenis Tumbuhan Mangrove
  9. Penyebaran Hutan Mangrove
  10. Struktur Hutan Mangrove
  11. Komposisi Jenis dan Zonasi Hutan Mangrove
  12. Zonasi Hutan Mangrove Andaman
  13. Sistim Silvikultur Hutan Mangrove
  14. Gambar-Gambar Hutan Mangrove
  15. Hutan Mangrove dan Manfaatnya
  16. Keanekaragaman Fauna pada Habitat Mangrove
  17. Perbanyakan Mangrove dengan Sistem Cangkok dalam Upaya Regenerasi Mangrove
  18. Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumberhayati Perikanan Pantai
  19. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat
  20. Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove
  21. Pembuatan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove
  22. Vegetasi-vegetasi di Tepi Pantai.
  23. Manfaat Hutan dalam Perdagangan Karbon

HUTAN ANTHROPOGEN ATAU HUTAN DENGAN CAMPUR TANGAN MANUSIA


Hutan yang tumbuh di wilayah Indonesia dapat diklasifikasi dalam berbagai kelompok. Ada yang membagi hutan menurut cara terjadinya atau adanya campur tangan manusia dalam pembentukannya. Salah satunya diklasifikasikan dalam Hutan Anthropogen. Hutan Anthropogen dalam proses terjadinya ada intervensi manusia yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Biasanya campur tangan oleh manusia untuk mempercepat proses suksesi yang terjadi di dalamnya. Hutan antropogen ini bisa berbentuk hutan trubusan, hutan tanaman, hutan penggembalaan antropogen, hutan ladang dan hutan kebakaran antropogen.

Selain campur tangan dari manusia dalam proses pembentuk hutan antropogen, kondisi lingkungan sekitar juga turut menentukan seperti faktor iklim yang mempengaruhi seperti temperatur, kelembaban udara, intensitas cahaya dan angin.

Keadaan ekstrim faktor iklim atau tanah akan menyebabkan terjadinya bentuk adaptasi yang berbeda-beda antar vegetasi sehingga berpengaruh terhadap susunan dan formasi hutan. Formasi klimatis (climatic formation) berupa tipe hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh iklim. Salah satu contohnya di daerah tropis akan terbentuk hutan hujan tropis.

Sedangkan formasi edafik (edaphic formation) pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah. Formasi edafik ini seperti hutan, mangrove, hutan pantai dan hutan rawa.

DEFINISI TENTANG HUTAN :

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN :: Siapa yang harus disalahkan ? :

oleh : Irwanto, 2012

Apa penyebab kerusakan hutan di Indonesia? Siapa yang harus disalahkan? Tidak tahukah anda bahwa Hutan di Indonesia sangat rentan terhadap Kerusakan Hutan. Mengapa demikian? Beberapa penyebab kerusakan hutan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis, ciri khas dari hutan ini mempunyai mekanisme “siklus hara tertutup”. Penampilan hutan hujan tropis yang begitu megah sebenarnya hanya tampakan luarnya saja, namun tanah-tanah di daerah ini adalah miskin hara. Sebagian besar unsur hara terkandung di dalam vegetasi yaitu pohon-pohon yang hidup di areal tersebut. Lebih dari 70 % unsur hara itu berada di dalam tegakan hutan sedangkan hanya kira-kira 30 % yang berada di dalam tanah.

Hal ini terjadi karena daerah tropis mempunyai curah hujan yang tinggi, sehingga proses “leaching” atau pencucian unsur hara berjalan dengan cepat. Selain itu jenis tanahnya sebagian besar tersusun dari partikel lempung kaolinite dan illite dengan kapasitas tukar kation yang rendah.

Bila terjadi penebangan, perambahan dan pembukaan lahan hutan, vegetasi diatasnya akan hilang sehingga tidak bisa menjamin kesuburan areal tersebut. Walaupun hutan termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun sampai batas tertentu melebihi “daya lenting” hutan akan sulit memperbaharui diri, perlu waktu ratusan tahun untuk kembali kepada kondisi semula. Kegiatan penebangan hutan dengan intensitas yang tinggi akan merusak hutan dan menghilangkan biodiversitas didalamnya. Beragam flora dan fauna akan punah karena habitatnya dirusak dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain.



Selain dari kondisi alam yang menyebabkan rentannya hutan terhadap kerusakan, Indonesia tergolong dalam negara berkembang yang mempunyai angka kemiskinan yang cukup besar. Masyarakat miskin yang berjumlah sekitar 30 juta jiwa banyak menggantungkan hidupnya kepada alam terutama masyarakat miskin yang hidup di daerah sekitar hutan. Hutan menjadi sasaran eksploitasi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Mereka terpaksa merambah hutan untuk mencari makanan dan meningkatkan pendapatannya.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab kerusakan hutan.

A. Kerusakan hutan akibat ulah manusia (human destructions)
  1. Illegal logging (Penebangan liar).
    Penebangan liar bukan saja dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sebagai tindakan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan keluarga. Kegiatan ini juga dilakukan oleh para pengusaha, bahkan pengusaha yang mendapat ijin HPH/IUPHHK juga melakukan penebangan liar di luar areal yang telah ditentukan. Penebangan liar yang terjadi dilakukan pada lahan hutan produksi, hutan lindung, sampai ke dalam kawasan konservasi termasuk di dalamnya kawasan Taman Nasional, Suaka Margasatwa, dan Suaka alam pun ikut ditebang. Untuk masalah penebangan liar ini harus dipikirkan dan dicari jalan keluarnya secara serius cara penanggulangan, agar hutan tidak dibabat sampai habis.
  2. Pembakaran hutan yang disengaja.
    Masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, bila kebakaran ini tidak terkendali dapat meluas dan menyebabkan kebakaran hutan yang lebih besar. Dengan cara membakar dianggap pembukaan dan pembersihan lahan lebih mudah dan murah.
    Untuk menciptakan kondisi areal pertumbuhan yang baik pohon kayu putih pada hutan alam sering dilakukan pembakaran untuk mempermudah tumbuhan tersebut memperbaharui diri memunculkan tunas-tunas baru.
  3. Perambahan hutan.
    Perambahan hutan oleh masyarakat untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan dengan membabat dan menebang pohon merusak kondisi hutan alam. Masyarakat mengambil hasil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hutan dengan cara merusak. Ada juga perambahan hutan dilakukan karena diperalat oleh para “cukong” untuk mengincar kayu dan membuka lahan kelapa sawit.
  4. Perladangan berpindah.
    Pengertian dan definisi dari Perladangan berpindah adalah suatu sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder.
    Perladangan berpindah dilakukan oleh masyarakat tradisional dalam pengolahan lahan untuk menghasilkan bahan pangan. Bercocok tanam secara tradisional dilakukan dengan membuka lahan baru ketika hasil panen dari suatu lahan mulai menurun. Perladangan berpindah adalah warisan turun-temurun karena sudah menjadi tradisi dalam bercocok tanam.
    Perladangan berpindah memberikan kontribusi yang nyata terhadap kerusakan ekosistem hutan terutama pada pulau-pulau yang berukuran kecil. Selain itu perladangan berpindah dan kebakaran memiliki korelasi yang positif, karena musim berladang umumnya pada musim kemarau. Hasil penelitian menunjukan pada setiap musim kemarau terjadi kebakaran hutan karena faktor pembukaan lahan dengan cara membakar.
  5. Pertambangan.
    Usaha pertambangan yang dilakukan berbentuk pertambangan tertutup dan pertambangan terbuka. Pertambangan terbuka adalah pertambangan yang dilakukan di atas permukaan tanah. Bentuk Pertambangan ini dapat mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya; termasuk pertambangan yang dilakukan di areal hutan. Pertambangan terbuka menghilangkan semua vegetasi yang berada di permukaan karena tanah akan dieksploitasi dan diangkut untuk mengambil mineral tambang yang terkandung didalamnya.
  6. Transmigrasi.
    Tujuan utama program transmigrasi adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
    Namun Kebijakan pemerintah untuk meratakan penduduk ke seluruh pelosok tanah air dengan program ini membawa dampak terhadap kerusakan hutan. Hutan dibuka untuk dibuat pemukiman transmigrasi, dan tiap transmigran mendapatkan lahan garapan seluas 2 hektar. Hutan primer maupun sekunder dibuka untuk kegiatan program pemerintah transmigrasi ini.
  7. Pemukiman penduduk.
    Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan dasar akan perumahan semakin meningkat. Terbatasnya daerah yang dapat digunakan sebagai daerah pemukiman membuat kegiatan ini dilakukan pada areal-areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung. Daerah-daerah yang tidak sesuai dengan peruntukkannya, dipaksakan untuk dibuat pemukiman. Daerah berlereng terjal yang berbahaya juga ikut menjadi lokasi sasaran pembuatan rumah-rumah penduduk.
  8. Pembangunan perkantoran.
    Areal perkantoran tidak hanya terdapat pada daerah perkotaan yang ramai. Komplek perkantoran juga dibangun pada lahan-lahan hutan, terutama kabupaten yang baru dimerkarkan dari kabupaten induk. Kabupatenatau perangkat pemerintahan baru mencari dan membuka lahan hutan untuk membuat kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan dan juga untuk areal perkantoran. Pembangunan yang terjadi ini akhirnya perlu dilakukan alih fungsi lahan.
  9. Pembangunan infrakstruktur perhubungan seperti jalan, lapangan udara, pelabuhan kapal, dan lain-lain.
    Salah satu penyebab masih banyaknya masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan karena sulitnya jangkauan transportasi. Indonesia dikenal dengan negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 pulau, pulau besar maupun kecil. Masih banyak daerah-daerah yang terisolasi dan terbelakang karena belum adanya infrastruktur transportasi yang memadai.
    Pembangunan infrastruktur perhubungan merupakan hal mendesak yang perlu dilakukan. Namun pembangunan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Seperti pembangunan infrastruktur jalan, adakalanya harus memotong hutan pada kawasan lindung maupun kawasan konservasi. Cukup banyak contoh pembuatan jalan yang melewati daerah Hutan lindung, Kawasan Konservasi, Taman Nasional dan kawasan lainnya yang sebenarnya tidak boleh diadakan penebangan dan pembukaan hutan. Kerusakan hutan lain juga terjadi dalam pembangunan infrastruktur lapangan udara, pelabuhan kapal dan lain-lain.
    Pembangunan pelabuhan kapal yang dilakukan di pesisir pantai yang memiliki hutan pantai atau hutan mangrove sering merusakan keberadaan hutan-hutan tersebut. Dan banyak contoh lain yang dapat dilihat di sekitar kita, mengenai kerusakan lingkungan akibat pembangunan infrastruktur perhubungan.
  10. Perkebunan monokultur.
    Pembangunan perkebunan monokultur maupun hutan monokultur termasuk di dalamnya Hutan Tanaman yang dilakukan pada areal yang masih berhutan sering terjadi. Beberapa pengusaha yang hanya mencari keuntungan mengurus ijin konversi lahan menjadi perkebunan atau hutan tanaman, dengan sasaran tegakan tinggal yang ada pada areal tersebut dapat diambil dan dijual sebagai keuntungan. Kemudian mereka melakukan “land clearing” dan menanam tanaman-tanaman sejenis dengan pertimbangan ekonomis. Areal hutan yang terdapat beragam jenis dirubah menjadi tanaman sejenis atau monokultur. Tanaman monokultur ini sangat rentan terhadap bahaya erosi, penyebaran hama dan penyakit, dan penurunan biodiversitas.
  11. Perkebunan kelapa sawit.
    Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit telah dilakukan pada beberapa daerah di Indonesia. Investasi perkebunan kelapa sawit dilakukan oleh pengusaha dari dalam negeri maupun luar negeri terutama dari Malaysia. Dalam pertimbangan ekonomis dianggap sebagai sumber keuntungan yang besar. Beberapa pihak yang pernah terlibat dan merasakan akibat pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi sadar akan dampak negatif dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu akibat penurunan biodiversitas, pencemaran lingkungan dari input peptisida yang berlebihan, sulitnya seresah kelapa sawit terdekomposisi dan pemulihan lahan kepada kondisi semula memerlukan waktu yang sangat panjang.
  12. Konversi lahan gambut menjadi sawah.
    Proyek pembangunan satu juta hektar lahan gambut menjadi sawah pernah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan mempertahankan swasembada beras. Akibatnya lahan hutan gambut menjadi berkurang dan dampak negatif yang ditimbulkan seperti meningkatnya bahaya kebakaran hutan, memberikan sumbangan terhadap pemanasan global, berkurangnya keanekaragaman hayati dan dampak negatif lainnya.
  13. Penggembalaan Ternak dalam hutan.
    Walaupun tergolong kecil bila dibandingkan dengan penyebab kerusakan hutan yang lain, namun penggembalaan ternak di anggap sebagai salah satu penyebab kerusakan. Kerusakan hutan akibat penggembalaan ternak dengan cara, ternak tersebut mengkonsumsi daun-daun dan semai-semai yang merupakan tumbuhan permudaan sebagai regenerasi dari hutan tersebut. Kerusakan lain yang terjadi juga seperti kerusakan batang akibat gigitan dan gesekan tanduk ternak. Pengembalaan ternak di dalam hutan menyebabkan pemadatan tanah hutan karena diinjak-injak oleh ternak. Hal ini akan mempengaruhi proses infiltrasi atau menyerapnya air ke dalam tanah menjadi berkurang sehingga proses runoff meningkat yang menyebabkan erosi di permukaan tanah.
  14. Kebijakan pengelolaan hutan yang salah.
    Kerusakan hutan juga dapat terjadi karena kebijakan yang dibuat lebih memperhatikan dampak ekonomis dibandingkan dengan dampak ekologis. Selain itu juga perbedaan persepsi tentang kelestarian hutan kadang terjadi karena dasar pemahaman yang berbeda. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa kebijakan pengelolaan hutan yang salah dari pemerintah sebagai suatu “pengrusakan hutan yang terstruktur” karena kerusakan tersebut didukung oleh perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
    Persepsi dan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam terutama mengolah lahan-lahan milik mereka dengan menanam tanaman semusim yang lebih cepat menghasilkan dibanding dengan tanaman berumur panjang termasuk tanaman kehutanan.
  15. Serangan hama dan penyakit.
    Penyebaran hama secara luas dalam suatu hutan dapat terjadi diakibatkan oleh penggunaan peptisida yang berlebihan. Hama dan penyakit menjadi resisten dan tidak dapat dibasmi malah berkembang dengan pesat kemudian menyerang tumbuh-tumbuhan dan pohon di dalam suatu areal hutan.
B. Kerusakan hutan akibat alam (natural disasters).
  1. Kebakaran hutan
    Kebakaran hutan merupakan penyebab kerusakan hutan yang setiap tahun terjadi di Indonesia, bila musim kemarau berkepanjangan pada suatu daerah. Indonesia ditunding sebagai negara pengekspor asap kebakaran hutan ke negara-negara tetangga. Selain dapat memusnahkan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan fauna di sekitarnya, kebakaran hutan menghasilkan asap yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keselamatan penerbangan.
    Api yang timbul pada kebakaran hutan terjadi akibat gesekan batang atau cabang pohon. Dari penginderaan jauh lewat satelit dapat dilihat "hot spot" yang muncul di dalam areal hutan bila terjadi suatu kebakaran hutan.
    Selain musim kemarau yang berkepanjangan sebagai salah satu faktor penyebab terjadi kebakaran hutan, ada juga beberapa faktor pemicu terjadi kebakaran hutan yaitu pembukaan lahan gambut sehingga sinar matahari masuk ke lantai hutan dan menyebabkan areal gambut menjadi kering dan mudah terbakar.
  2. Letusan Gunung Berapi.
    Bencana alam gunung meletus merupakan suatu daya alam yang dapat merusak hutan dan habitat satwa liar bahkan memusnakan kehidupan yang ada di wilayah tersebut. Gunung meletus adalah gejala vulkanis yaitu peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Peristiwa vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara lain: terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2 dan Sumber air panas atau geiser. Sumber gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan.
  3. Naiknya air permukaan laut dan tsunami
    Permukaan air laut yang naik termasuk didalamnya bencana tsunami dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Hutan-hutan di bagian pesisir menjadi rusak karena aktivitas alam ini. Walaupun hutan-hutan di pesisir dianggap suatu cara untuk mengurangi dampak kerusakan dari tsunami tetapi hutan tersebut juga ikut terkena dampaknya.



deforestation
deforestation
deforestation
deforestation
deforestation
DEFORESTATION
DEFORESTATION


Artikel Terkait :

DEFINISI TENTANG HUTAN :

HUTAN INDONESIA : Kekayaan Alam yang Sangat Berharga


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beruntung diberikan kekayaan alam termasuk hutan yang sangat berharga dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan demikian hutan perlu dijaga dan dikelola dengan bijak wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tanpa hutan apakah yang terjadi dengan bangsa Indonesia? Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan "Masyarakat Indonesia akan jauh lebih miskin kalau bukan karena manfaat hutan"
Indonesia terletak di wilayah tropis dengan daerah yang luas dari Sabang sampai Merauke dan memiliki biodiversitas yang tinggi dan khas.

Biodiversitas Indonesia termasuk tertinggi di dunia, melampaui daerah tropis di Amerika dan Afrika. Semua ini terbentuk karena Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana setiap pulau, daerah, dan tapak mempunyai kekhususan tersendiri. Masing-masing tempat mempunyai karakteristik yang berbeda dan menghasilkan beragam flora dan fauna yang spesifik dan endemik.

Kekayaan Biodiversitas yang ada membutuhkan upaya pengelolaan, pengamanan, perlindungan dan pemanfaatan yang bijaksana memperhatikan lingkungan hidup agar tetap lestari untuk menjamin fungsinya sebagai penyangga kehidupan dan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa. Semua hal yang dilakukan untuk menjaga dan melestarikan flora dan fauna agar tidak hilang dari muka bumi Indonesia dan tetap terpelihara lestari sehingga tidak terjadi Kerusakan Hutan.

Pada saat ini luas kawasan hutan di Indonesia berkisar 130 juta hektar, 43 juta hektar merupakan hutan primer dan 42 juta hektar diantaranya sudah tidak berhutan lagi serta berkisar 48 juta hektar bekas tebangan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) baik yang masih beroperasi maupun yang tidak beroperasi lagi. Data dari Direktur Bina Rencana Pemanfaatan hutan produksi sampai dengan bulan Desember 2009, luas pemanfaatan kawasan hutan produksi di Indonesia 82.407.828 hektar, pemanfaatan dalam bentuk IUPHHK berkisar 35.377.895 hektar ( ± 49.93 % dari luas hutan produksi).



Artikel Terkait :



CIRI KHAS HUTAN HUJAN TROPIS


Hutan tropis tersebar di daerah beriklim tropis antara 23,27° LU dan 23,27° LS dan ditemukan tiga wilayah di dunia yang mempunyai hutan hujan tropis yaitu :
  • Hutan Hujan Amerika dengan luasan 400 juta ha,
  • Hutan Hujan Indo-Malayan dengan luas 250 juta ha dan
  • Hutan hujan Afrika dengan luas 180 juta ha.
Ciri khas dari hutan hujan tropis dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Biodiversitas yang tinggi
Jenis tumbuhan penyusun hutan hujan tropis sangat beragam, dalam 1 ha bisa ditemui 100 spesies tumbuhan. Dari sekian banyak jenis yang ada baru sebagian kecil yang dikenali dan diketahui manfaatnya. Keanekaragaman ini tidak terjadi pada flora saja tetapi fauna penyusunnya juga beranekaragam. Ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi akan mempunyai stabilitas ekosistem yang mantap.

b. Siklus Hara Tertutup atau Close Nutrient Cycle
Hutan hujan tropis terlihat begitu megah dengan pohon-pohon besar dan kecil yang beragam. Namun sebenarnya hutan-hutan tersebut tumbuh di tanah yang kurang subur, sebagian besar unsur hara tersimpan pada vegetasi. Jika terjadi kerusakan hutan dengan penebangan kayu kemudian diangkut hasilnya maka sebagian besar unsur hara akan hilang dari hutan tersebut.

c. Kondisi Iklim Mikro yang stabil
Kondisi iklim di dalam hutan berbeda dengan di luarnya. Hal ini disebabkan karena faktor-faktor pembentuk iklilm (contohnya; angin, suhu, curah hujan, cahaya dan sebagainya) dipengaruhi oleh vegetasi penyusun hutan. Selama vegetasi hutan masih ada akan terbentuk kondisi iklim di dalam hutan relatif stabil (fluktuasi relatif kecil)

d. Spesifik Niche yang tinggi
Keberadaan jenis-jenis penyusun hutan hujan tropis, baik flora maupun fauna dapat hidup dengan baik kalau mereka ada dalam ekosistemnya. Misalnya suatu jenis anggrek hanya bisa tumbuh baik dengan penyusun hutan lainnya. Jika tumbuhan ini dipindahkan ke tempat lain, meski lingkungannya dibuat menyerupai lingkungan hutan hujan tropis tetapi kondisinya akan berbeda.

e. Produktivitas tinggi
Ekosistem hutan hujan tropis lebih tinggi produktivitasnya bila dibandingkan dengan ekosistem lain seperti lahan pertanian, padang rumput, hutan seumur dan lainnya. Hal ini terjadi karena kemampuan mempergunakan energi yang efisien ditunjang oleh jumlah air dan cahaya yang cukup.

Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mempunyai hutan hujan tropis, harus tetap menjaga dan melestarikan hutan tersebut. Menurut ahli kehutanan, kerusakan hutan tropis di Indonesia mencapai 1,08 juta ha per tahun. Dari angka kerusakan hutan yang cukup tinggi diharapkan semua stake holder dapat berperan nyata untuk tetap memelihara hutan tropis kita yang dianggap sebagai paru-paru dunia. Selanjutnya >>>


Artikel Terkait :

HUTAN TANAMAN

hutan tanaman

Pengertian dan Definisi Hutan Tanaman adalah hutan yang dibangun dengan teknik silvikultur dan ditanami jenis-jenis tanaman tertentu untuk tujuan pelestarian lingkungan dan menjadi suplai bahan baku industri. Hutan tanaman yang dikelola dan diusahakan dapat dibagun oleh suatu lembaga ataupun perorangan.

Di Pulau Jawa dan Madura, Pengelolaan sumber daya hutan termasuk pembangunan hutan tanaman dikelola oleh suatu Badan Usaha Milik Negara berbentuk Perusahaan Umum yang disebut Perhutani. Telah diketahui dengan luas bahwa hutan tanaman di pulau Jawa didomimasi oleh jenis tanaman Jati (Tectona grandis) dan merupakan sisa peninggalan jaman penjajahan Belanda. Hutan-hutan tanaman ini masih terus dikelola oleh Perhutani untuk memproduksi kayu bahan baku Industri.

Pada pekarangan dan lahan-lahan milik rakyat dapat ditanami jenis-jenis pohon hutan yang dijadikan hutan tanaman. Hutan tanaman seperti ini ditanam oleh perorangan atau kelompok masyarakat sebagai suatu usaha meningkatkan pendapatan. Pembuatan hutan tanaman yang dilakukan biasanya ditumpangsarikan dengan tanaman pertanian atau lebih dikenal dengan istilah "Agroforestri".

Hutan Tanaman yang diperuntukan sebagai penghasil bahan baku Industri dinamakan Hutan Tanaman Industri. Hutan tanaman dapat ditanam secara monokultur atau polikultur. Penanaman secara monokultur hanya mempergunakan satu jenis tanaman, sedangkan secara polikultur mempergunakan berbagai jenis tanaman.

Bebrapa manfaat dan tujuan pembangunan hutan tanaman dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Sebagai pemasok bahan baku bagi kebutuhan industri hasil hutan.
  • Memperbaiki lingkungan hidup agar menjadi sehat dan lestari
  • Meningkatkan produktivitas lahan dan hutan
  • Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat
  • Memperluas lapangan kerja.

Artikel Terkait :

.:: HUTAN ::. PENGERTIAN | FUNGSI | MANFAAT | NILAI | KERUSAKAN


Sudahkah anda pergi ke Hutan? Jika pernah apa yang dirasakan disana. Pengertian hutan sendiri memberikan makna suatu yang beragam. Ada yang takut kalau mendengar istilah hutan karena menyangkut suatu yang menyeramkan, banyak binatang buas dan terisolasi jauh dari keramaian. Namun hutan tidaklah seperti yang dibayangkan. Hutan dengan pohon-pohon yang sejuk dimana terdapat batang, cabang, ranting dan daun sebagai bagian-bagian suatu pohon yang membuat tampak indah.
Definisi dari hutan merupakan suatu areal yang luas ditumbuhi dengan pohon-pohon. Namun hutan bukan sekedar pohon saja, di dalamnya terdapat tumbuhan yang lebih kecil dan sederhana seperti lumut, semak, dan bunga-bungaan hutan. Selain itu terdapat berbagai jenis burung, serangga, dan satwa lainnya yang menjadikan hutan sebagai tempat hidupnya. Begitu makhluk kecil yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop juga menjadikan hutan sebagai tempat hidupnya.

Iklim, tanah, dan air mempengaruhi macam jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di hutan tersebut. Makhluk hidup dan lingkungannya bersama-sama membentuk ekosistem hutan. Ekosistem terdiri dari semua makhluk hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) di daerah tertentu diamana terjadi hubungan ketergantungan di antara mereka.



Ekosistem hutan merupakan suatu ekosistem yang sangat kompleks. Pohon-pohon dan tumbuhan hijau lainnya menggunakan sinar matahari untuk memproduksikan makanannya sendiri dari udara, air dan mineral dalam tanah. Tumbuhan merupakan sumber makanan bagi hewan tertentu. Hewan ini, pada gilirannya, akan dimakan oleh hewan lain. Setelah tumbuhan dan hewan mati, jasadnya diuraikan oleh bakteri dan organisme lain, seperti protozoa dan jamur. Proses ini menjadi manfaat mengembalikan mineral kepada tanah, di mana dapat kembali digunakan oleh tumbuhan untuk memproduksikan makanannya.

Walaupun ada kematian individu dari komponen ekosistem, tetapi hutan itu sendiri bertahan hidup. Jika hutan tersebut dikelola dengan bijaksana, maka menyediakan sumber kayu terus menerus dan banyak produk lainnya.
Sebelum manusia mulai membuka hutan untuk ladang pertanian dan perkotaan, hutan tersebar mencakup sekitar 60 persen dari luas daratan bumi.
Saat ini hutan yang tersisa hanya sekitar 30 persen dari luas lahan di muka bumi. Hutan sangat bermacam-macam dari satu bagian bumi ke bagian bumi yang lain. Misalnya hutan hujan tropika di Asia Tenggara dengan hutan pinus di Amerika Utara.

Pentingnya Hutan

Hutan selalu memberikan manfaat dan arti yang sangat penting bagi manusia. Manusia purbakala mendapat makanan mereka dengan cara berburu dan mengumpulkan bahan dari tumbuhan hutan. Banyak dari orang hidup di dalam hutan dan merupakan bagian dari alam itu. Dengan perkembangan peradaban, orang-orang mulai menetap di kota. Tetapi tetap saja mereka masih pergi ke hutan untuk berburu dan mengambil produk kayu dari hutan.

Saat ini ketergantungan manusia terhadap hutan semakin dirasakan. Beberapa nilai hutan yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia sebagai berikut:
  1. nilai ekonomi,
  2. nilai lingkungan, dan
  3. nilai kepuasan.
Ilmu kehutanan mempelajari bagaimana meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai tersebut dengan cara pengelolaan yang bijaksana dari lahan hutan.
  • Nilai Ekonomis.
Fungsi Hutan dalam menyediakan banyak produk. Kayu dari pohon hutan menyediakan lembaran kayu, kayu lapis, rel kereta, dan kayu olahan. Kayu juga digunakan dalam pembuatan mebel, alat pegangan, dan ribuan produk lainnya. Di beberapa bagian dunia, kayu berfungsi sebagai bahan bakar utama untuk memasak.

Berbagai proses manufaktur mengubah kayu menjadi sejumlah besar produk yang berbeda. Kertas merupakan salah satu produk yang paling berharga terbuat dari kayu. Produk kayu olahan lainnya termasuk plywood, papan serat, panel-panel kayu dan lain-lain.

Hutan menyediakan produk penting selain kayu. Lateks, yang digunakan dalam membuat karet, terpentin dan berasal dari pohon hutan. Berbagai lemak, perekat, minyak, dan lilin yang digunakan dalam pabrik juga dihasilkan dari pohon. Dalam beberapa komunitas masyarakat primitif, tumbuhan dan hewan hutan sebagai penyedia makanan utama mereka.

Tidak seperti kebanyakan sumber daya alam lainnya, seperti batu bara, minyak bumi, dan mineral tambang, sumber daya hutan dapat diperbaharui. Selama masih ada hutan, orang dapat mengandalkan sumber-sumber hasil hutan.
  • Nilai Lingkungan.
Hutan-hutan yang ada membantu memelihara dan meningkatkan kelestarian lingkungan dalam beberapa cara. contohnya, tanah hutan menyimpan sejumlah besar air dari curah hujan. Dengan demikian mencegah limpasan air yang cepat yang dapat menyebabkan erosi dan banjir. Selain itu, hujan disaring saat melewati tanah dan menjadi air tanah. Air tanah mengalir melalui tanah dan menyediakan sumber air bersih untuk memberikan fungsi sungai, danau, dan sumur. Dari penjelasan di atas dapat dipahami fungsi orologis hutan sebagai pengatur tata air, yang memungkinkan tidak terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Tumbuhan hutan, seperti semua tumbuhan hijau, membantu memperbaharui atmosfer. Pohon dan tumbuhan hijau lainnya memproduksikan makanan, dan menghasilkan oksigen. Tumbuhan hijau juga menyerap karbon dioksida dari udara. Manusia dan hampir semua makhluk hidup lainnya membutuhkan oksigen. Jika tumbuhan hijau tidak terus menerus memberikan persediaan oksigen, hampir semua kehidupan dibumi akan punah. Jika karbondioksida terus meningkat di atmosfer maka akan mengakibatkan perubahan iklim bumi.

Hutan juga merupakan habitat bagi banyak tumbuhan dan satwa yang dapat hidup di tempat lain. Tanpa hutan, berbagai jenis satwa tidak bertahan hidup.

http://www.higgiblog.com/wp-content/uploads/2010/02/ecotourism1.jpg

  • Nilai Kepuasan dan Estetika.
Keindahan alam dan ketenangan di dalam hutan memberikan sesuatu yang khusus dari nilai kepuasan. Kawasan hutan yang sangat luas telah dijadikan sarana untuk nilai kepuasan masyarakat. Banyak orang menggunakan hutan untuk kegiatan seperti berkemah, mendaki gunung, dan perburuan. Lainnya mengunjungi hutan untuk menikmati pemandangan dan bersantai dalam keindahan hutan yang tenang.


Kerusakan Hutan
Aktivitas manusia memiliki dampak luar biasa pada hutan-hutan alam. Sejak pertanian dimulai sekitar 11.000 tahun yang lalu, area hutan yang luas telah dibuka untuk lahan pertanian dan pemukiman. Mulai tahun 1800-an, hamparan luas hutan juga telah lenyap karena penebangan dan polusi industri. Kerusakan hutan dan pengurangan jumlah luasan hutan disebut “deforestasi”.


Saat ini deforestasi sangat parah terjadi di seluruh belahan dunia, bahkan di hutan tropis yang paling terpencil seperti Hutan Indomalaya, Hutan Afrika Tengah, Hutan Amazon dan hutan boreal. Pada tahun 1940-an, hutan tropis mencakup sekitar 8,7 juta mil persegi (22,5 juta kilometer persegi) daratan bumi. Saat ini, hutan tropis yang tersisa setengah dari luas daerah itu. Jutaan hektar atau berhektar-hektar hutan tropis dirusak setiap tahun. Sejak 1800, wilayah besar hutan subtropis juga telah dibuka. Banyak bagian timur Amerika Utara, misalnya, memiliki kurang dari 2 persen hutan terdegradasi yang tersisa.

deforestation

Polusi industri memegang peranan penting penyebab utama deforestasi. Pabrik sering melepaskan gas beracun ke udara dan limbah berbahaya ke dalam danau dan sungai. Polusi udara dapat bersenyawa dengan hujan atau presipitasi lainnya dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Hujan asam dan tubuh air tercemar dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan mematikan tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutan.

Deforestasi besar-besaran menciptakan banyak kelompok-kelompok kecil hutan tersisa, pulau yang terisolasi. Karena luasan hutan semakin kecil, maka kemampuan untuk mempertahankan kehidupan berbagai spesies tumbuhan menurun. Banyak hutan yang terdegradasi begitu parah oleh kegiatan penebangan dan tidak dilakukan regenerasi penanaman kembali hutan yang telah ditebang.
PRODUCTION FOREST

Musnahnya hutan telah menciptakan banyak masalah ekologi. Sebagai contoh, air hujan biasanya diserap oleh hutan sehingga tidak menyebabkan banjir. Ketika hutan ditebang terjadi banjir dan tanah longsor. Selain itu, kawasan hutan terus berkurang atau menurunkan, produksi oksigen dari fotosintesis juga menurun. Oksigen sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme penghirup oksigen. Pada saat yang sama, karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan jumlahnya menurun yang dipergunakan untuk fotosintesis, sehingga jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara semakin meningkat. Hal ini menyebabkan cahaya panas dari matahari terperangkap pada permukaan bumi dan tidak dipantulkan kembali ke angkasa. Banyak ilmuwan percaya bahwa efek rumah kaca penyebab pemanasan global dan menjadi ancaman bagi kondisi iklim.
Kerusakan ekosistem hutan juga merusak banyak habitat makhluk hidup. Tak terhitung spesies fauna dan flora telah punah oleh deforestasi, dan banyak lagi yang dibunuh setiap tahun semakin meningkat.

Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat dan pemerintah telah mencari solusi cara melestarikan hutan alam primer agar tidak terganggu oleh manusia. Perlindungan tersebut memungkinkan para ilmuwan dapat melakukan penelitian jangka panjang tentang bagaimana pertumbuhan hutan alam primer dan mempertahankan berbagai flora dan fauna yang hidup di sana. Penelitian-penelitian yang dimaksud sebagai informasi penyusunan makalah hutan, artikel hutan dan paper yang dapat menjadi bahan masukan bagi pemanfaatan hutan secara lestari.

Artikel Terkait :
 
Kerusakan Hutan :

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer