Sudahkah anda pergi ke Hutan? Jika pernah apa yang dirasakan disana. Pengertian hutan sendiri memberikan makna suatu yang beragam. Ada yang takut kalau mendengar istilah hutan karena menyangkut suatu yang menyeramkan, banyak binatang buas dan terisolasi jauh dari keramaian. Namun hutan tidaklah seperti yang dibayangkan. Hutan dengan pohon-pohon yang sejuk dimana terdapat batang, cabang, ranting dan daun sebagai bagian-bagian suatu pohon yang membuat tampak indah.
Definisi dari hutan merupakan suatu areal yang luas ditumbuhi dengan pohon-pohon. Namun hutan bukan sekedar pohon saja, di dalamnya terdapat tumbuhan yang lebih kecil dan sederhana seperti lumut, semak, dan bunga-bungaan hutan. Selain itu terdapat berbagai jenis burung, serangga, dan satwa lainnya yang menjadikan hutan sebagai tempat hidupnya. Begitu makhluk kecil yang hanya dapat dilihat di bawah mikroskop juga menjadikan hutan sebagai tempat hidupnya.
Iklim, tanah, dan air mempengaruhi macam jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di hutan tersebut. Makhluk hidup dan lingkungannya bersama-sama membentuk ekosistem hutan. Ekosistem terdiri dari semua makhluk hidup (biotik) dan tak hidup (abiotik) di daerah tertentu diamana terjadi hubungan ketergantungan di antara mereka.
Ekosistem hutan merupakan suatu ekosistem yang sangat kompleks. Pohon-pohon dan tumbuhan hijau lainnya menggunakan sinar matahari untuk memproduksikan makanannya sendiri dari udara, air dan mineral dalam tanah. Tumbuhan merupakan sumber makanan bagi hewan tertentu. Hewan ini, pada gilirannya, akan dimakan oleh hewan lain. Setelah tumbuhan dan hewan mati, jasadnya diuraikan oleh bakteri dan organisme lain, seperti protozoa dan jamur. Proses ini menjadi manfaat mengembalikan mineral kepada tanah, di mana dapat kembali digunakan oleh tumbuhan untuk memproduksikan makanannya.
Walaupun ada kematian individu dari komponen ekosistem, tetapi hutan itu sendiri bertahan hidup. Jika hutan tersebut dikelola dengan bijaksana, maka menyediakan sumber kayu terus menerus dan banyak produk lainnya.
Sebelum manusia mulai membuka hutan untuk ladang pertanian dan perkotaan, hutan tersebar mencakup sekitar 60 persen dari luas daratan bumi.
Saat ini hutan yang tersisa hanya sekitar 30 persen dari luas lahan di muka bumi. Hutan sangat bermacam-macam dari satu bagian bumi ke bagian bumi yang lain. Misalnya hutan hujan tropika di Asia Tenggara dengan hutan pinus di Amerika Utara.
Pentingnya Hutan
Hutan selalu memberikan manfaat dan arti yang sangat penting bagi manusia. Manusia purbakala mendapat makanan mereka dengan cara berburu dan mengumpulkan bahan dari tumbuhan hutan. Banyak dari orang hidup di dalam hutan dan merupakan bagian dari alam itu. Dengan perkembangan peradaban, orang-orang mulai menetap di kota. Tetapi tetap saja mereka masih pergi ke hutan untuk berburu dan mengambil produk kayu dari hutan.
Saat ini ketergantungan manusia terhadap hutan semakin dirasakan. Beberapa nilai hutan yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia sebagai berikut:
- nilai ekonomi,
- nilai lingkungan, dan
- nilai kepuasan.
Ilmu kehutanan mempelajari bagaimana meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai tersebut dengan cara pengelolaan yang bijaksana dari lahan hutan.
Fungsi Hutan dalam menyediakan banyak produk. Kayu dari pohon hutan menyediakan lembaran kayu, kayu lapis, rel kereta, dan kayu olahan. Kayu juga digunakan dalam pembuatan mebel, alat pegangan, dan ribuan produk lainnya. Di beberapa bagian dunia, kayu berfungsi sebagai bahan bakar utama untuk memasak.
Berbagai proses manufaktur mengubah kayu menjadi sejumlah besar produk yang berbeda. Kertas merupakan salah satu produk yang paling berharga terbuat dari kayu. Produk kayu olahan lainnya termasuk plywood, papan serat, panel-panel kayu dan lain-lain.
Hutan menyediakan produk penting selain kayu. Lateks, yang digunakan dalam membuat karet, terpentin dan berasal dari pohon hutan. Berbagai lemak, perekat, minyak, dan lilin yang digunakan dalam pabrik juga dihasilkan dari pohon. Dalam beberapa komunitas masyarakat primitif, tumbuhan dan hewan hutan sebagai penyedia makanan utama mereka.
Tidak seperti kebanyakan sumber daya alam lainnya, seperti batu bara, minyak bumi, dan mineral tambang, sumber daya hutan dapat diperbaharui. Selama masih ada hutan, orang dapat mengandalkan sumber-sumber hasil hutan.
Hutan-hutan yang ada membantu memelihara dan meningkatkan kelestarian lingkungan dalam beberapa cara. contohnya, tanah hutan menyimpan sejumlah besar air dari curah hujan. Dengan demikian mencegah limpasan air yang cepat yang dapat menyebabkan erosi dan banjir. Selain itu, hujan disaring saat melewati tanah dan menjadi air tanah. Air tanah mengalir melalui tanah dan menyediakan sumber air bersih untuk memberikan fungsi sungai, danau, dan sumur. Dari penjelasan di atas dapat dipahami fungsi orologis hutan sebagai pengatur tata air, yang memungkinkan tidak terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Tumbuhan hutan, seperti semua tumbuhan hijau, membantu memperbaharui atmosfer. Pohon dan tumbuhan hijau lainnya memproduksikan makanan, dan menghasilkan oksigen. Tumbuhan hijau juga menyerap karbon dioksida dari udara. Manusia dan hampir semua makhluk hidup lainnya membutuhkan oksigen. Jika tumbuhan hijau tidak terus menerus memberikan persediaan oksigen, hampir semua kehidupan dibumi akan punah. Jika karbondioksida terus meningkat di atmosfer maka akan mengakibatkan perubahan iklim bumi.
Hutan juga merupakan habitat bagi banyak tumbuhan dan satwa yang dapat hidup di tempat lain. Tanpa hutan, berbagai jenis satwa tidak bertahan hidup.
- Nilai Kepuasan dan Estetika.
Keindahan alam dan ketenangan di dalam hutan memberikan sesuatu yang khusus dari nilai kepuasan. Kawasan hutan yang sangat luas telah dijadikan sarana untuk nilai kepuasan masyarakat. Banyak orang menggunakan hutan untuk kegiatan seperti berkemah, mendaki gunung, dan perburuan. Lainnya mengunjungi hutan untuk menikmati pemandangan dan bersantai dalam keindahan hutan yang tenang.
Kerusakan Hutan
Aktivitas manusia memiliki dampak luar biasa pada hutan-hutan alam. Sejak pertanian dimulai sekitar 11.000 tahun yang lalu, area hutan yang luas telah dibuka untuk lahan pertanian dan pemukiman. Mulai tahun 1800-an, hamparan luas hutan juga telah lenyap karena penebangan dan polusi industri. Kerusakan hutan dan pengurangan jumlah luasan hutan disebut “deforestasi”.
Saat ini deforestasi sangat parah terjadi di seluruh belahan dunia, bahkan di hutan tropis yang paling terpencil seperti Hutan Indomalaya, Hutan Afrika Tengah, Hutan Amazon dan hutan boreal. Pada tahun 1940-an, hutan tropis mencakup sekitar 8,7 juta mil persegi (22,5 juta kilometer persegi) daratan bumi. Saat ini, hutan tropis yang tersisa setengah dari luas daerah itu. Jutaan hektar atau berhektar-hektar hutan tropis dirusak setiap tahun. Sejak 1800, wilayah besar hutan subtropis juga telah dibuka. Banyak bagian timur Amerika Utara, misalnya, memiliki kurang dari 2 persen hutan terdegradasi yang tersisa.
Polusi industri memegang peranan penting penyebab utama deforestasi. Pabrik sering melepaskan gas beracun ke udara dan limbah berbahaya ke dalam danau dan sungai. Polusi udara dapat bersenyawa dengan hujan atau presipitasi lainnya dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Hujan asam dan tubuh air tercemar dapat menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan mematikan tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutan.
Deforestasi besar-besaran menciptakan banyak kelompok-kelompok kecil hutan tersisa, pulau yang terisolasi. Karena luasan hutan semakin kecil, maka kemampuan untuk mempertahankan kehidupan berbagai spesies tumbuhan menurun. Banyak hutan yang terdegradasi begitu parah oleh kegiatan penebangan dan tidak dilakukan regenerasi penanaman kembali hutan yang telah ditebang.
Musnahnya hutan telah menciptakan banyak masalah ekologi. Sebagai contoh, air hujan biasanya diserap oleh hutan sehingga tidak menyebabkan banjir. Ketika hutan ditebang terjadi banjir dan tanah longsor. Selain itu, kawasan hutan terus berkurang atau menurunkan, produksi oksigen dari fotosintesis juga menurun. Oksigen sangat penting bagi kelangsungan hidup organisme penghirup oksigen. Pada saat yang sama, karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan jumlahnya menurun yang dipergunakan untuk fotosintesis, sehingga jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke udara semakin meningkat. Hal ini menyebabkan cahaya panas dari matahari terperangkap pada permukaan bumi dan tidak dipantulkan kembali ke angkasa. Banyak ilmuwan percaya bahwa efek rumah kaca penyebab pemanasan global dan menjadi ancaman bagi kondisi iklim.
Kerusakan ekosistem hutan juga merusak banyak habitat makhluk hidup. Tak terhitung spesies fauna dan flora telah punah oleh deforestasi, dan banyak lagi yang dibunuh setiap tahun semakin meningkat.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat dan pemerintah telah mencari solusi cara melestarikan hutan alam primer agar tidak terganggu oleh manusia. Perlindungan tersebut memungkinkan para ilmuwan dapat melakukan penelitian jangka panjang tentang bagaimana pertumbuhan hutan alam primer dan mempertahankan berbagai flora dan fauna yang hidup di sana. Penelitian-penelitian yang dimaksud sebagai informasi penyusunan makalah hutan, artikel hutan dan paper yang dapat menjadi bahan masukan bagi pemanfaatan hutan secara lestari.
Artikel Terkait :
Kerusakan Hutan :