BENTUK TIPE SISTEM PERAKARAN TUMBUHAN

Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bentuk tipe sistem perakaran yang berbeda. Tidak semua jenis tumbuhan memiliki akar tunggang. Akar tunggang mempunyai struktur yang berbeda dengan struktur akar serabut. Pada tumbuhan yang berakar tunggang terdapat akar primer atau akar embrio yang terus membesar dan memanjang. Akar ini menjadi akar utama yang menopang tegaknya tumbuhan.

Pada tumbuhan yang berakar serabut, akar primer atau akar embrio tidak tumbuh terus tetapi akan mati, sebagai gantinya akan tumbuh banyak akar pada pangkal batang. Akar tersebut ukurannya lebih kecil dari akar primer, namun banyak dan bercabang-cabang. Akar serabut menyebar ke tanah sekitar tumbuhan.

Dengan demikian akar serabut mampu mengumpulkan air dari area yang cukup luas dibandingkan jangkauan akar tunggang.

Secara umum ada tiga macam bentuk dan tipe sistem perakaran, yakni:
  • Sistem Perakaran Tunggang (Radix Primaria)
Sistem Perakaran ini terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar ini terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari akar primer dari biji berkecambah. Akar tunggang terdapat jaringan parenkim yang berfungsi untuk menyimpan makanan. misalnya pada tanaman; wortel, ubi dan sebagainya dalam bentuk umbi-umbian.
  • Sistem Perakaran Serabut (Radix Adventicia)
Sistem perakaran ini dimiliki oleh tumbuhan monokotil. Akar ini terdiri dari sejumlah akar kecil, ramping, dan berukuran sama. Perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
  • Sistem Perakaran Adventif
Sistem perakaran Adventif adalah sistem perakaran yang bukan berasal dari akar primer. Contohnya akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek, bahkan ada akar yang dari daun.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian dan Definisi Akar Tumbuhan
  2. Struktur Morfologi dan Anatomi Akar Tumbuhan
  3. Bentuk Tipe Sistem Perakaran Tumbuhan
  4. Pengertian Akar Papan atau Banir
  5. Manfaat dan Fungsi Akar Tanaman
  6. Karakteristik Perakaran Pohon
  7. Distribusi dan Biomasa Perakaran Pohon
  8. Kecepatan Pertumbuhan Perakaran Pohon
  9. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Akar
  10. Kemampuan Pertumbuhan Akar
  11. Pengentenan Akar
  12. Patogen Akar
  13. Kontrol Perkembangan Akar Dalam Persemaian
  14. Definisi dan Pengertian Tanah
  15. Profil Tanah
  16. Manfaat Tanah
  17. Pengertian Tekstur Tanah
  18. Struktur Tanah
  19. Proses Pembentukan Tanah
  20. Klasifikasi Jenis Tanah
  21. Pencemaran Tanah
  22. Porositas Tanah
  23. Bahan Organik Tanah
  24. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  25. Lengas Tanah
  26. Tekstur dan Struktur Tanah
  27. Jenis Tanah
  28. Pengertian Unsur Hara
  29. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  30. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  31. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  32. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  33. Unsur Hara Nitrogen (N)
  34. Unsur Hara Fosfor (P)
  35. Unsur Hara Kalium (K)
  36. Pemupukan Tanaman
  37. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

PENGERTIAN DAN DEFINISI AKAR TUMBUHAN SERTA CIRI-CIRI DAN FUNGSINYA


Pengertian dan Definisi Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah dan tumbuh menuju pusat bumi. Ada beberapa tumbuhan yang mempunyai akar muncul ke permukaan tanah untuk fungsi-fungsi tertentu karena persediaan oksigen yang terbatas dan aerase yang buruk di dalam tanah.
Akar dalam istilah ilmiahnya disebut “Radix”, merupakan bagian utama dari tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pada ujung-ujung akar terdapat meristem apikal yang terus membelah diri dan berkembang juga terdapat kaliptra (tudung akar) yang berfungsi sebagai pelindung. Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Jaringan meristem adalah jaringan muda pada tumbuhan yang aktif membelah menghasilkan sel-sel baru terdapat pada titik-titik pertumbuhan.
Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan atau “zona perpanjangan sel”. Setelah zona ini terdapat “zona differensiasi sel” dan “zona pendewasaan sel”. Pada zona differensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi beberapa sel permanen, misalnya beberapa sel terdifferensiasi menjadi xilem, floem, parenkim, dan sklerenkim.




Akar tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1. akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, pertumbuhannya ke arah dalam tanah atau menuju ke air, pada umumnya menjauhi cahaya pertumbuhannya menjadi lebih cepat.
  2. Tidak seperti batang dan daun yang berwarna hijau karena mengandung klorofil, warna akar tidak hijau, terlihat keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
  3. pertumbuhan terjadi pada ujung akar yang merupakan titik pertumbuhan primer dimana terdapat jaringan meristimatik, dan dapat terjadi mekanisme dominasi apikal pada akar.
  4. Ujung akar bentuknya meruncing dan berguna untuk menembus tanah dan memecahkan bebatuan.

Fungsi dari akar bagi tumbuhan dapat dijelaskan dibawah ini:
  1. Akar tumbuhan sebagai jangkar untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.
  2. Akar berfungsi sebagai media penyeraan air dan garam-garam mineral (zat unsur hara) dari dalam tanah
  3. Dalam kondisi tertentu akar berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya akar pada tumbuhan mangrove, yang disebut "pneumatofor".
  4. Akar berfungsi untuk tempat penyimpanan cadangan makanan. Misalnya wortel dan kentang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
  5. Beberapa jenis akar tumbuhan berfungsi sebagai organ reproduktif vegetatif. Misalnya pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan menjadi individu baru.

Artikel Terkait :
  1. Struktur Morfologi dan Anatomi Akar Tumbuhan
  2. Bentuk Tipe Sistem Perakaran Tumbuhan
  3. Pengertian Akar Papan atau Banir
  4. Manfaat dan Fungsi Akar Tanaman
  5. Karakteristik Perakaran Pohon
  6. Distribusi dan Biomasa Perakaran Pohon
  7. Kecepatan Pertumbuhan Perakaran Pohon
  8. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Akar
  9. Kemampuan Pertumbuhan Akar
  10. Pengentenan Akar
  11. Patogen Akar
  12. Kontrol Perkembangan Akar Dalam Persemaian
  13. Definisi dan Pengertian Tanah
  14. Profil Tanah
  15. Manfaat Tanah
  16. Pengertian Tekstur Tanah
  17. Struktur Tanah
  18. Proses Pembentukan Tanah
  19. Klasifikasi Jenis Tanah
  20. Pencemaran Tanah
  21. Porositas Tanah
  22. Bahan Organik Tanah
  23. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  24. Lengas Tanah
  25. Tekstur dan Struktur Tanah
  26. Jenis Tanah
  27. Pengertian Unsur Hara
  28. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  29. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  30. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  31. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  32. Unsur Hara Nitrogen (N)
  33. Unsur Hara Fosfor (P)
  34. Unsur Hara Kalium (K)
  35. Pemupukan Tanaman
  36. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

PENGERTIAN DAN DEFINISI KOMUNITAS


Pengertian dan definisi dari komunitas adalah kumpulan beberapa populasi hewan dan tumbuhan yang berbeda, hidup bersama pada suatu tempat. Contohnya ular sawah, tikus, katak, burung bangau, tanaman padi adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas sawah. Komunitas Padang Rumput terdapat rusa, belalang, semut, rumput dan sebagainya.

Ahli ekologi mempelajari peran spesies yang berbeda hidup di dalam komunitasnya.
Para ahli juga mempelajari berbagai jenis-jenis komunitas, dan bagaimana terjadinya perubahan di dalam komunitas. Beberapa komunitas, seperti hutan pedalaman atau padang rumput, dapat diidentifikasi dengan mudah.



Sebuah komunitas tumbuhan dan hewan yang mencakup wilayah geografis yang luas disebut bioma. Batas-batas bioma yang berbeda ditentukan terutama oleh iklim. Para bioma utama termasuk padang pasir, hutan, padang rumput, tundra, dan beberapa jenis bioma air.
Artikel Terkait :




PENYERBUKAN ATAU POLINASI


Definisi dan Pengertian dari Penyerbukan atau Polinasi adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) ke kepala putik (stigma) sehingga akan terjadi proses pembuahan. Dari bentuk bantuan atau cara terjadinya penyerbukan dapat dikategorikan sebagai berikut:

  • Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan, padi, dan jagung.
  • Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan terendam dalam air.
  • Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan. Misalnya. Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah), malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan kelelawar).

Penyerbukan dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru yang unggul.

Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala putik. penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.

  1. Penyerbukan sendiri (autogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga masih kuncup, disebut kleistogami.
  2. Penyerbukan tetangga (geitonogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga lain dalam satu tanaman.
  3. Penyerbukan silang (allogami), terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).
  4. Penyerbukan bastar, terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga manalagi diserbuki bunga mangga golek.

Artikel Terkait :

Diosis atau Berumah Dua


Bunga Salak Jantan dan Bunga Salak Betina


Diosis atau Berumah Dua adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan tumbuhan yang organ reproduksi jantan dan betina tidak terdapat satu tumbuhan. Suatu spesis atau tingkatan takson lain dimana individu-individunya uniseksual (jantan atau betina), misalnya salak, pakis haji, rotan dan beberapa jenis Casuarina. Lawannya adalah Monoesis atau berumah satu.


DEFINISI DAN PENGERTIAN SUMBER DAYA


Definisi dan pengertian dari Sumber Daya dapat dijelaskan sebagai berikut : Sumber Daya merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan sumber daya buatan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982). Dengan demikian, semua sumber baik manusia, materi maupun energi yang secara nyata dan potensial dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia disebut sumber daya (Manan, 1978). Menurut Soerianegara (1977) bahwa hutan, tanah, air, tanaman pertanian, padang rumput, dan populasi ikan merupakan beberapa contoh sumber daya alam yang dapat dipulihkan (renewable resources).

Hutan disebut sebagai sumber daya alam yang dapat dipulihkan karena proses regenerasi tegakan hutan, baik secara alamiah maupun secara buatan dapat terjadi dalam periode waktu yang tidak sangat lama (10 tahun, 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, 50 tahun, 70 tahun, atau 100 tahun) sehingga manusia yang melakukan proses pemulihan hutan memungkinkan dapat melihat kembali wujud hutan yang dibangun, bahkan memungkinkan memanfaatkan hasilnya. Berbeda dengan bahan-bahan tambang, misalnya minyak bumi dan batu bara, dikatagorikan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan (nonrenewable resources). Mengingat terbentuknya bahan tersebut hanya terjadi secara alamiah dan memerlukan waktu yang sangat lama (ratusan bahkan ribuan tahun), sehingga pemanfaatannya harus sehemat mungkin.

Oleh karena itu, kelestariaan sumber daya alam tersebut bergantung pada tingkat eksploitasi yang dilakukan manusia. Untuk sumber daya hutan dan sumber daya pertanian, kelestariannya sangat bergantung kepada tingkat eksploitasi dan upaya rehabilitasi yang seimbang dengan eksploitasinya. Melalui upaya rehabilitasi lahan hutan dan pertanian diharapkan keseimbangan ekologi tetap terjaga artinya keseimbangan dinamis antara manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan hidup akan lestari.

Artikel Terkait :


DEFINISI DAN PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP MENURUT PARA AHLI


Definisi dan Pengertian Lingkungan hidup adalah suatu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang berpengaruh pada kelangsungan perikehidupan dan kesejahtraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.

Daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1982). Menurut para ahli : Manan (1978) mengemukakan bahwa daya dukung lingkungan merupakan kemampuan lingkungan untuk medukung kehidupan pada tingkat yang memungkinkan terhadap kegiatan manusia dalam mencapai hidup yang wajar dan lestari.


Daya dukung lingkungan harus diperhatikan agar setiap upaya manusia memanfaatkan sumber daya alam disesuaikan dengan daya dukungnya. Misalnya pada pengelolaan hutan produksi, pemaanfaatan kayu yang dilakukan melalui kegiatan pemanenan kayu harus disesuaikan dengan kemampuan lahan hutan menghasilkan kayu setiap hektar setiap tahun yang dikenal riap tahunan rata-rata (MAI).

Riap tahunan rata-rata sebagai daya dukung untuk hutan produksi dalam menghasilkan kayu, sehingga jika pengelola hutan produksi menghendaki hutannya lestari maka besarnya jatah penebangan tahunan (JPT) tidak boleh melebihi riap tahunan rata-rata.


Pencemaran Lingkungan :

  1. Macam dan Jenis Pencemaran Lingkungan
  2. Berdasarkan Lingkungan Tempat Terjadinya
  3. Berdasarkan Bahan dan Tingkat Pencemaran
  4. Parameter Pencemaran Lingkungan
  5. Dampak Pencemaran Lingkungan
  6. Usaha Penanggulangan Pencemaran Lingkungan


Artikel Terkait :


PENGERTIAN REBOISASI DAN PENGHIJAUAN


Pengertian dan definisi reboisasi dan penghijauan ditinjau dari aspek rehabilitasi atau pemulihan lahan kritis, sebenarnya istilah dan arti kata ini hampir sama. Perbedaan arti kedua istilah tersebut pada "sasaran lokasi" dan "kesesuaian jenis tanaman" yang ditanam pada masing-masing lokasi kegiatan.

Reboisasi merupakan kegiatan penghutanan kembali kawasan hutan bekas tebangan maupun lahan-lahan kosong yang terdapat di dalam kawasan hutan (Manan 1978). Reboisasi meliputi kegiatan permudaan pohon, penanaman jenis pohon lainnya di area hutan negara dan area lain sesuai rencana tata guna lahan yang diperuntukkan sebagai hutan. Dengan demikian, membangun hutan baru pada area bekas tebang habis, bekas tebang pilih, atau pada lahan kosong lain yang terdapat di dalam kawasan hutan termasuk reboisasi (Kadri dkk, 1992).

Penghijauan merupakan kegiatan penanaman pada lahan kosong di luar kawasan hutan, terutama pada tanah milik rakyat dengan tanaman keras, misalnya jenis-jenis pohon hutan, pohon buah, tanaman perkebunan, tanaman penguat teras, tanaman pupuk hijau, dan rumput pekan ternak. Tujuan penanaman agar lahan tersebut dapat dipulihkan, dipertahankan, dan ditingkatkan kembali kesuburannya. (Manan 1976; Supriyanto,1984). Menurut (Kadri dkk, 1992) upaya yang termasuk dalam rangkaian kegiatan penghijauan, yang sudah disebutkan berupa pembuatan bangunan pencegah erosi tanah, misalnya pembuatan sengkedan (teras) dan bendungan (check dam) yang dilakukan pada area di luar kawasan hutan.

Artikel Terkait :

DEFINISI TENTANG HUTAN :


KONSERVASI TANAH


Pengertian dari konservasi tanah adalah upaya untuk mempertahankan, memelihara, memperbaiki/merehabilitasi, dan meningkatkan jumlah daya tanah, agar berdaya guna optimum sesuai dengan pemanfaatannya atau fungsinya. Konservasi meliputi masalah-masalah sebagai berikut:

  • Benefisiasi : mempertahankan serta mempertinggi fungsi, manfaat atau faedah sumberdaya tertentu.
  • Preservasi : pemeliharaan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas sumberdaya tertentu sepanjang waktu.
  • Restorasi : pemeliharaan, perbaikan untuk meningkatkan manfaat dan perkembangan sumber-sumber biotik.
  • Reklamasi : mengubah sumber-sumber yang tidak produktif atau tidak berguna, menjadi produktif dan bermanfaat kembali.
  • Efisiensi : pemanfaatan atau pengeluaran sesuatu sumber yang tidak boros atau berlebihan tetapi sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.
  • Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang (Recicling dan Reuse) : upaya untuk mengolah ulang atau mendaur ulang bahan-bahan, sisa (waste) menjadi barang baru untuk bisa dipergunakan kembali.

Kegiatan konservasi antara lain termasuk : pengendalian banjir, pengendalian erosi, pembangunan pedesaan, fasilitas kesediaan air, irigasi, drainage, pengatur pembuangan limbah, reboisasi, penghijauan dan perhutanan sosial.



Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Porositas Tanah
  10. Bahan Organik Tanah
  11. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  12. Lengas Tanah
  13. Tekstur dan Struktur Tanah
  14. Jenis Tanah
  15. Pengertian Unsur Hara
  16. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  17. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  18. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  19. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  20. Unsur Hara Nitrogen (N)
  21. Unsur Hara Fosfor (P)
  22. Unsur Hara Kalium (K)
  23. Pemupukan Tanaman
  24. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

TEORI CONTINENTAL DRIFT | Penyebaran Tumbuhan


Teori Continental drift adalah teori yang menerangkan bahwa pada zaman sebelumnya, kurang lebih 200 juta tahun, semua benua pernah bersatu dalam satu dataran besar. Kemudian benua itu terpisah sesuai dengan bukti-bukti secara geomorfologis, geofisika, magnetis bumi, usia batu-batuan dan oceanografi.

Menurut Wilson (1963), dataran purba merupakan superkontinen, dimana pada permulaan Zaman Kapur (± 120 juta tahun yang lalu) mengalami keretakan yang berakibat timbulnya Lautan Atlantik. Retakan lain terjadi lebih kurang 160 juta tahun lalu, yang memisahkan Afrika dari India dan Australia serta memisahkan Australia dengan Antartika.

Di samping itu, iklim sangat berperan juga dalam penyebaran flora. Terjadinya iklim ekstrem atau perubahan besar mengakibatkan musnahnya migrasi, adaptasi dan evolusi flora.

Masyarakat hutan merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh, juga merupakan masyarakat yang dinamis, yang terbentuk secara berangsur-angsur melalui beberapa tahap invasi oleh tumbuh ­tumbuhan. Tahap tersebut antara lain adaptasi, agregasi, persaingan dan penguasaan serta reaksi terhadap tempat tumbuh serta stabilisasi. Proses inilah yang disebut suksesi. Suksesi ini merupakan hasil dari tumbuhan itu sendiri, dalam arti bahwa tumbuhan yang berada dalam daerah tersebut suatu saat mampu mengubah lingkungannya, seperti tanah, tumbuhan dan iklim mikro di atasnya. Hal ini akan membuat spesies lebih mudah menyesuaikan diri daripada tumbuhan itu sendiri.

Suatu masyarakat hutan akan mengalami perkembangan dan proses penuaan yang terjadinya dipengaruhi faktor-faktor tempat tumbuh dan reaksi dari vegetasi terhadap tempat tumbuh tersebut. Proses perkembangan masyarakat hutan inilah dinamakan suksesi hutan. Tidak banyak manusia mengetahui bahwa tumbuhan seperti hutan alam tropika basah yang tumbuh dengan mewahnya di Indonesia adalah melalui bentukan proses suksesi yang berlangsung selama berpuluh bahkan beratus tahun lamanya.

Perubahan ini tidak terjadi begitu saja tetapi dapat diramalkan pola dan arahnya untuk suatu lokasi dan masyarakat tumbuhannya. Sejak awal suksesi sampai terjadinya stabilisasi atau keseimbangan dinamis dengan lingkungan, telah terjadi pergantian masyarakat tumbuh-tumbuhan sehingga nantinya akan terbentuk masyarakat tumbuhan yang sudah mantap yang disebut vegetasi klimaks, misalnya hutan tropika basah, hutan musim jati dan hutan bakau.

Suatu contoh kejadian adalah di lereng gunung yang pada suatu waktu tertentu mengalami bencana meletusnya gunung berapi. Lereng tersebut akan tertutup dengan bahan-bahan vulkanik dari hasil letusan gunung, sehingga tidak ada satu tumbuh-tumbuhan pun yang bisa hidup di atas batuan baru. Hal ini disebabkan min­eral-mineral batuan yang dibutuhkan tumbuhan dalam hidupnya belum terurai. Karena batuan mulai lapuk oleh cuaca dari tahun ke tahun, tumbuh-tumbuhan mulai bermunculan. Yang mulai mampu tumbuh dan mendiami daerah tersebut hanyalah tumbuhan yang mampu menyesuaikan dengan batuan vulkanis muda.

Hal ini diakibatkan oleh adanya angin keras yang membawa biji-bijian dan spora yang terperangkap dalam rekahan dan celah di bawah di antara batu-batuan. Tumbuhan sebangsa ganggang, cendawan dan lumut kerak (Lichenes), lumut hati dan lumut daun, adalah makhluk perintis kehidupan yang tangguh dan terkhususkan. Lumut kerak sisa yang ditinggalkan mengalami proses yang lambat-laun mampu membentuk kandungan organik berupa selaput humus. Kemudian bersama unsur-unsur iklim dan cuaca, mereka mengalami pelapukan dan perubahan-perubahan pada batu-batuan dan unsur-unsur fisik lainnya, sehingga membentuk lingkungan fisik yang lebih cocok bagi tumbuhan pelopor jenis lainnya.

Dengan demikian, apabila mati, tumbuhan jenis lain tersebut akan bermanfaat sebagai hara bagi tumbuhan selanjutnya yang akan menggantikan tumbuhan sebelumnya yang kurang cocok dengan situasi baru. Spesies yang mati tersebut dimungkinkan karena terlalu dini memasuki daerah baru, yakni pada waktu habitatnya belum mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ada juga tumbuhan yang tumbuhnya lambat meskipun lingkungannya sesuai, hanya saja unsur penunjang hidupnya tidak terikut pada saat pindah ke tempat yang baru tersebut. Umumnya suksesi daratan tersebut akan berkembang dengan masyarakat tumbuh-tumbuhan tingkat rendah (Cryptogamae), tumbuh-tumbuhan herba (terna), semak, perdu dan pohon. Apabila tumbuhan yang tinggi mulai meneduhi tumbuhan rendah, maka akan ada tumbuhan yang mati karena kekurangan sinar. Akan tetapi ada juga yang justru lebih kuat pertumbuhannya karena sifat hidupnya tidak tergantung pada sinar. Ini berarti bahwa pohon-pohon tinggi tersebut merupakan pengendali bagi tumbuhan di bawah dan di sekitarnya sebelum pada akhirnya sampai pada hutan klimaks.

Dengan kata lain, proses suksesi tersebut berjalan terus sampai pada akhirnya terbentuk keseimbangan (klimaks), yaitu komunitas hutan. Jenis klimaks yang terbentuk sebagai hasil suksesi tergantung pada iklim daerah secara menyeluruh, dimana klimaks tersebut selalu berada dalam keadaan seimbang dan mantap. Keadaan ini akan bertahan selama iklim dan mutu tanah tidak mengalami perubahan dan selama tidak terjadi kemunduran nilai faktor penunjang.

Adanya masyarakat hutan yang terjadi dengan stabil tidak berarti bahwa perubahan-perubahan tidak terjadi di dalamnya. Pohon-­pohon tua yang tumbang dan mati, misalnya, tetap akan menghasilkan anakan-anakan pohon. Begitu pula jika terjadi gangguan intensif dari luar seperti kebakaran berulang kali, serangan hama dan penyakit secara besar-besaran, maupun penebangan habis dalam praktek kehutanan.

PENGERTIAN DAN DEFINISI POPULASI


Pengertian dan definisi populasi diartikan sebagai kumpulan individu-individu sejenis pada suatu daerah tertentu. Istilah Populasi termasuk kata serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Inggris “Population”. Arti kata ini dipakai menjelaskan : populasi manusia, populasi kerbau, populasi ayam, populasi orang utan, populasi pohon meranti, dan sebagainya. Populasi manusia sering akrab dengan sebutan penduduk.

Populasi biasanya dinyatakan dalam satuan luas persatuan waktu. Dalam istilah Kependudukan, populasi digunakan untuk menggambarkan jumlah penduduk di suatu daerah dalam waktu tertentu. Misalnya di Jakarta Pusat, populasi penduduk pada tahun 2012 berjumlah 18.569 orang per km2.

Dalam biologi terlebih khusus ekologi, istilah populasi dapat dipakai untuk mengungkapkan kerapatan atau densitas suatu kumpulan mahluk hidup yang sejenis di suatu daerah. Misalnya jumlah pohon jati dalam hutan jati sebanyak 100 pohon per hektar.

Faktor-faktor yang dapat mengontrol populasi. Ukuran populasi ada yang tergantung pada interaksi dua kekuatan dasar. Salah satunya adalah tingkat di mana populasi akan tumbuh di bawah kondisi ideal. Yang kedua adalah efek gabungan dari semua faktor lingkungan kurang-ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor pembatas tersebut dapat mencakup kurang nya pasokan pangan, pemangsa, persaingan dengan organisme dari spesies yang sama atau berbeda, iklim, dan penyakit.
Dalam ukuran yang besar dari suatu populasi didukung oleh lingkungan tertentu yang disebut kapasitas dukung lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi nyata biasanya jauh lebih kecil dibandingkan kapasitas dukung lingkungan mereka karena efek dari cuaca buruk, musim kawin yang rendah, perburuan oleh predator, atau faktor lainnya.
Faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan populasi. Tingkat populasi suatu spesies dapat berubah drastis dari waktu ke waktu. Terkadang perubahan ini terjadi akibat peristiwa alam. Misalnya, perubahan curah hujan dapat menyebabkan beberapa populasi meningkat dan lainnya menurun. Atau masuknya penyakit baru yang dapat mengurangi populasi tumbuhan atau spesies hewan. Dalam kasus lain, perubahan bisa terjadi akibat aktivitas manusia. Misalnya, pembangunan pembangkit listrik dan mobil melepaskan gas asam ke atmosfer, dimana mereka bercampur dengan awan dan jatuh ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa daerah yang menerima sejumlah besar hujan asam, populasi ikan telah menurun secara dramatis.


Pada hutan alam jenis-jenis populasi satwa atau flora menyebarkan dalam pola tertentu. Misalnya menyebar secara teratur, mengelompok atau tidak teratur (random). Populasi satwa atau flora tertentu tidak hidup sendiri tetapi menyatu dengan lingkungannya, yang berisi populasi-populasi lain.

Istilah populasi berhubungan dengan kata komunitas, karena kumpulan beberapa populasi dalam suatu daerah atau ekosistem akan membentuk komunitas.



Artikel Terkait :


MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


Mahluk hidup di alam ini terdiri dari beranekaragam jenis, baik itu tumbuhan maupun hewan. Beranekaragam mahkluk hidup berperan penting dalam kehidupan manusia. Misalnya saja makanan kita sehari-hari, untuk mencapai empat sehat lima sempurna, diperlukan karbohidrat, lemak, protein juga serat yang berasal dari aneka ragam tumbuhan dan hewan.

Nasi sebagai sumber karbohidrat berasal dari beras tanaman padi. Roti sebagai makanan di pagi hari dan selingan berasal dari gandum, sayur mayur seperti kacang panjang, terong, nangka dan beranekaragam buah-buahan seperti jeruk, mangga, jambu, dan pisang.

Tumbuhan juga dimanfaatkan sebagai bumbu-bumbu penyedap makanan dalam makanan yang dimasak, seperti cabai, bawang, merica, kunyit dan kencur.

Sumber protein lauk pauk diperoleh dari telur ayam, ikan, dan daging yang berasal dari hewan. Hewan yang hidup di darat maupun di laut merupakan suatu kekayaan hayati yang berdaya guna untuk kehidupan manusia.

Selain sebagai bahan makanan, tumbuhan dan hewan juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri: Kulit sapi disamak untuk membuat sepatu dan tas. Kapas dipintal menjadi benang, yang kemudian ditenun menjadi kain. Getah karet diolah menjadi ban mobil. Kayu jati dan kayu lainnya digunakan untuk bahan bangunan dan perabot rumah. Batang kina, akar tinggal kunyit, daun keji beling dan tumbuhan kumis kucing digunakan sebagai ramuan obat. Ragi merupakan salah satu jenis mikroorganisme dimanfaatkan untuk membuat roti, tempe, kecap, dan berbagai jenis minuman.

Manfaat Keanekaragaman hayati baik langsung maupun tidak langsung dapat dirasakan dalam bidang ekonomi, lingkungan dan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. manfaat berbagai jenis mahkluk hidup dalam mendukung kelangsungan hidup manusia
  2. dapat diketahui adanya kekerabatan di antara makhluk hidup sehingga dapat dipelajari asal usul dari setiap jenis.
  3. adanya saling ketergantungan diantara berbagai jenis makhluk hidup.
  4. pentingnya keutuhan keanekaragaman hayati dalam mempertahankan keseimbangan lingkungan
Dengan mengetahui manfaat berbagai jenis makhluk hidup dan kekerabatan diantara makhluk hidup, manusia dapat membudidayakan dan mengupayakan bibit unggul tumbuhan dan hewan yang diperlukan untuk keberlangsungan hidupnya. Pemanfaatan keanekaragaman hayati harus dilakukan seoptimal mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Hutan dengan keanekaragaman hayatinya dapat digunakan sebagai objek rekreasi, pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Pengambilan hasil hutan harus dilakukan secara terkendali. Selanjutnya berbagai tumbuhan dan hewan liar yang hidup di hutan dapat diteliti dan dikembangkan kegunaannya untuk menghasilkan bibit unggul yang bermanfaat, antara lain sebagai sumber makanan baru dan obat-obatan.

Dengan mengetahui adannya saling ketergantungan antara makhluk-makhluk hidup dan pentingnya keutuhan keanekaragaman hayati dalam mempertahankan keseimbangan lingkungan, diharapkan manusia dapat bertindak bijaksana dan tidak sewenang-wenang dalam memanfaatkan bebagai jenis makhluk hidup. Kita harus menyadari bahwa hilangnya salah satu jenis mahkluk hidup akan menyebabkan terjadinya gangguan pada lingkungan dan akibatnya pasti juga dirasakan oleh manusia.

Pada bulan Juni 1992 diadakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Bumi di Rio de Jainero, Brazil, guna membahas masalah keanekaragaman hayati dan usaha-usaha untuk melestarikannya. KTT itu menghasilkan beberapa konvensi diantaranya ialah konvensi keanekaragaman hayati dan konvensi perubahan iklim. Indonesia sebagai salah satu penanda tangan konvensi tersebut mempunyai kewajiban untuk melestarikan keanekaragaman hayati, mengingat bahwa kekayaan flora (dunia tumbuhan) dan fauna (dunia hewan) yang kita miliki kini terancam kepunahan karena mengalami penurunan dari waktu ke waktu, baik disebabkan oleh faktor alami maupun oleh perbuatan manusia.

Artikel Terkait :


DAMPAK NEGATIF KEGIATAN PERTAMBANGAN


Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari, menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjual hasil dari bahan galian berupa mineral, batu bara, panas bumi dan minyak dan gas.

Seharusnya kegiatan pertambangan memanfaatkan sumberdaya alam dengan berwawasan lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.

Dampak Negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan adalah masalah lingkungan dan dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Pertama, usaha pertambangan dalam waktu yang relatif singkat dapat mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya;
  • Kedua, usaha pertambangan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan antara lain; pencemaran akibat debu dan asap yang mengotori udara dan air, limbah air, tailing serta buangan tambang yang mengandung zat-zat beracun. Gangguan juga berupa suara bising dari berbagai alat berat, suara ledakan eksplosive (bahan peledak) dan gangguan lainnya;
  • Ketiga, pertambangan yang dilakukan tanpa mengindahkan keselamatan kerja dan kondisi geologi lapangan, dapat menimbulkan tanah longsor, ledakan tambang, keruntuhan tambang dan gempa.



Artikel Terkait :

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer