Sistim Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif


Salah satu teknik perbanyakan yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan jumlah yang banyak adalah dengan perbanyakan secara vegetatif Hal ini perlu dilakukan mengingat perbanyakan secara generatif (benih) menghasilkan bibit tanaman/turunan yang beraneka ragam karena berasal dari benih yang tidak diketahui mutunya. Sedangkan kualitas bibit merupakan suatu kriteria yang sangat penting untuk mencapai suatu produksi yang diinginkan dalam pembangunan hutan tanaman.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting artinya untuk pengembangan klon dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan pemuliaan pohon karena, karanannya yang sangat besar dalam meningkatkan perolehan genetik bandingkan dengan benih hasil, penyerbukan alam (Shelbourne, 1992 dan Rimbawanto, 2000).

Melalui pembiakan vegetatif kualitas genetik ing diperoleh melalui program pemuliaan dapat disebarluaskan secara lebih efektif (Umboh et al. 1990).

Perbanyakan tanaman secara vegetatif pada tanaman jati telah dikembangkan dengan baik, namun baru pada taraf untuk tujuan operasional yang terbatas maupun untuk kepentingan intern, khususnya yang telah dilakukan oleh Perum Perhutani. Perbanyakan tersebut dilakukan baik secara konvensional yaitu dengan stek, cangkok dan sambungan maupun dengan menggunakan teknologi tinggi (bioteknologi),

Saat ini perhatian masyarakat terhadap jati kembali muncul setelah dipasarkannya bibit jati hasil perbanyakan secara kultur jaringan oleh pihak swasta.
Kultur jaringan merupakan salah satu teknologi dalam ruang lingkup bioteknologi yaitu proses perbanyakan secara vegetatif yang dilakukan pada kondisi invitro. Prinsip dasar dari pembiakan ini tidaklah berbeda dengan sistem pembiakan vegetatif secara konvensional seperti stek, cangkok dan lain-lain (Rimbawanto, 1999).

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan perbanyakan kultur jaringan secara komersial adalah tingginya harga persatuan tanaman. Upaya efisiensi dalam pemanfaatan teknik ini dapat ditempuh melalui cara kombinasi antara kultur jaringan dan perbanyakan vegetatif secara konvensional. Dimana tanaman hasil kultur jaringan digunakan untuk pembangunan kebun pangkas sedangkan perbanyakan secara masal dapat dilakukan dengan teknik konvensional seperti stek (Rimbawanto, 1999).

Stek pucuk adalah metode perbanyakan vegetatif secara makro dengan menumbuhkan terlebih dahulu tunas-tunas axilar pada media persemaian sampai berakar sebelum dipindahkan ke lapangan.

Artikel Terkait :


ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer