Showing posts with label bagian vegetatif. Show all posts
Showing posts with label bagian vegetatif. Show all posts

DEFINISI DAN PENGERTIAN AKAR TUMBUHAN (SILVIKULTUR)


Definisi dan pengertian dari akar tumbuhan adalah bagian tumbuh-tumbuhan yang berada di bawah permukaan tanah dan merupakan bagian yang sangat penting bagi tumbuh-tumbuhan karena fungsinya yang tidak saja sebagai penyangga tegak dan berdirinya batang tetapi juga untuk penyerapan air dan unsur-unsur hara.


Dalam budidaya tanaman hutan, perlakuan-perlakuan silvikultur hendaknya didasarkan pada sifat-sifat perakaran, karena penelitian-penelitian yang berkaitan dengan perakaran memang bukan hal yang mudah dilakukan.

Sifat-sifat akar pada pohon sangat bervariasi dari jenis ke jenis, dari individu ke individu pada jenis yang sama, dan bahkan pada akar yang berbeda pada individu yang sama. Pertumbuhan memanjang akar pada ke arah lateral umumnya berkaitan dengan kondisi tempat tumbuh, sementara pertumbuhan akar ke arah dalam dipengaruhi oleh sifat-sifat genetik.

Dari sudut pandang silvikultur, dinamika perkembangan akar sangat penting karena penyerapan air dan unsur-unsur hara tergantung pada kemampuan akar untuk tumbuh. Pada proses perkecambahan, akar pokok muncul dan memanjang dengan cepat, karena persediaan energi dan hara yang ada dalam biji.
Selanjutnya, tingkat pertumbuhan akar menurun dan tergantung pada kondisi tanahnya. Perkembangan akar erat kaitannya dengan tingkat kesuburan tanah, semakin subur tanah, semakin baik perkembangan akarnya.



Artikel Terkait :
  1. Struktur Morfologi dan Anatomi Akar Tumbuhan
  2. Bentuk Tipe Sistem Perakaran Tumbuhan
  3. Ciri-ciri Akar Tumbuhan
  4. Pengertian Akar Papan atau Banir
  5. Manfaat dan Fungsi Akar Tanaman
  6. Karakteristik Perakaran Pohon
  7. Distribusi dan Biomasa Perakaran Pohon
  8. Kecepatan Pertumbuhan Perakaran Pohon
  9. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Akar
  10. Kemampuan Pertumbuhan Akar
  11. Patogen Akar
  12. Kontrol Perkembangan Akar Dalam Persemaian

DEFINISI DAN PENGERTIAN CABUTAN (TANAMAN)

 

Definisi dan Pengertian Cabutan adalah salah satu cara pembiakan vegetatif tanaman dengan mengambil bibit atau mencabut bibit dari tempat tumbuhnya, tanpa menyertakan tanah yang melingkupi tanaman tersebut. Cabutan merupakan bentuk bibit yang berasal dari pembiakan generatif (berasal dari biji).




Pada waktu pemindahan semai biasanya terjadi kerusakan akar yang mengakibatkan sistem perakaran dengan bagian di atas tanah tidak seimbang.




Bibit-bibit tersebut akan cepat kering dan kehilangan daya hidupnya karena air dan karbohidrat terus terbuang lewat penguapan, sementara sistem perakarannya belum berfungsi. Ada beberapa cara untuk mengatasi hal itu antara lain :
  1. dengan mengurangi daun terutama daun muda yang mempunyai lapisan kutikula tipis;
  2. pemangkasan cabang atau batang, tetapi cara ini mengandung resiko karena adanya luka-luka bekas potongan akan memudahkan masuknya patogen penyebab penyakit.
  3. bibit yang dipindahkan dibungkus jadi satu dan diusahakan agar akar-akarnya tertutup rapat sedang bagian atas dibiarkan terbuka;
  4. pada waktu pengangkutan diusahakan semai dalam kondisi basah/lembab, biasanya tanah diikutsertakan atau dibiarkan terbuka, tetapi kelembabannya harus tetap terjaga.




PENGERTIAN SERASAH / LANTAI HUTAN (FOREST FLOOR)


Pengertian dari Serasah pada Lantai Hutan adalah lapisan yang terdiri dari bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, tangkai, ranting, dahan, cabang, kulit kayu, bunga, kulit, onak dan sebagainya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan tersebut mengalami dekomposisi.

Dalam Bahasa Inggris, istilah serasah sering disebut "Litter" yaitu bahan hasil guguran dari bagian tumbuhan yang menutupi permukaan tanah. Definisi serasah yang dipakai dalam bahasa Inggris yaitu "Litter" bila dilihat dalam terjemahan aslinya ke Bahasa Indonesia diberi arti "kotoran" atau "sampah". Memang bila dilihat tampak jelas bahwa guguran bagian tumbuhan itu mengotori lantai hutan, namun pada akhirnya guguran itu bermanfaat sebagai input unsur hara ke dalam tanah.

Serasah dapat mempengaruhi pola regenerasi semai di hutan hujan tropis dengan proses yang mempengaruhi lingkungan phisik dan kimia (Facelli& Pickett, 1991).

Di tingkat perkecambahan benih, serasah dapat menghalangi cahaya, akan menghambat perkecambahan dengan mengubah perbandingan red/far-red (Vazquez-Yanes et al., 1990); hal ini dapat menjadi suatu penghalang phisik untuk kemunculan semai (Molofsky& Augspurger, 1992), terutama untuk jenis small-seeded yang tidak mempunyai suatu persediaan sumber daya besar (Metcalfe& Turner, 1998), dan dapat menghambat radicula berkecambah mencapai tanah. Serasah dapat juga mencegah pendeteksian benih oleh pemangsa benih, dengan demikian meningkatkan kesempatan sukses perkecambahan (Cintra, 1997).

Untuk tanaman pada tingkat semai, serasah dapat menciptakan lingkungan micro setempat berbeda dengan pelepasan nutrisi atau campuran phytotoxic selama pembusukannya, dengan mengurangi erosi lahan dan evapotranspiration (tetapi mungkin juga menahan curah hujan) dan mengurangi temperatur tanah maksimum.

Serasah juga dapat bertindak sebagai suatu faktor mekanik, merusakkan atau mematikan semai ketika gugur ke tanah (Clark & Clark, 1989; Scariot, 2000). Dapat juga terjadi efek tidak langsung serasah daun, sebagai contoh, kelembaban yang lebih tinggi di dalam lapisan serasah dapat menunjang pertumbuhan jamur pathogens yang dapat kemudian menyerang semai (Garcia-Guzman& Benitez-Malvido, 2003).

Di dalam hutan hujan tropis tingkat serasah gugur sangat tinggi, dan merupakan jalan siklus hara yang paling penting dalam ecosystems (Vitousek& Sanford, 1986; Proctor,1987). Heterogenitas Serasah meningkat dengan perbedaan tingkat pembusukan daun-daun dari jenis yang berbeda. Keanekaragaman jenis serasah pada lantai hutan dapat menciptakan relung regenerasi berbeda (sensu Grubb, 1977) dan karenanya membantu menyumbangkan keanekaragaman jenis yang begitu tinggi dalam hutan hujan tropis.

Tumbuh-tumbuhan hutan hujan tropis lebih nyata proses dekomposisi serasah untuk nutrisi sebagai penyedia hara karena iklim. Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa, dalam hutan, variasi utama status nutrisi akan berkaitan dengan variasi masukan nutrisi organik, berasal dari serasah daun.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Bahan organik tanah
  5. Porositas tanah
  6. Struktur tanah
  7. Pengertian tekstur tanah
  8. Tanah organis
  9. Tanah mineral
  10. Tanah hutan
  11. Definisi dan Pengertian Tanah
  12. Klasifikasi Tanah
  13. Proses Pembentukan Tanah
  14. Pencemaran Tanah
  15. Manfaat Tanah
  16. Unsur Hara Nitrogen (N)
  17. Unsur Hara Fosfor (P)
  18. Unsur Hara Kalium (K)
  19. Bahan Organik Tanah
  20. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  21. Lengas Tanah
  22. Tekstur dan Struktur Tanah
  23. Pemupukan Tanaman

BAGIAN GENERATIF DAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN



Tumbuhan mempunyai struktur secara morfologi yang bisa diamati dari tampakan luarnya. Organ-organ tumbuhan mempunyai struktur dan fungsinya masing-masing seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.


Organ pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian generatif dan vegetatif.
Bagian Generatif :
  • Bunga
  • Buah
  • Biji
Bagian Vegetatif :
  • Akar
  • Batang
  • Daun
Untuk perkembangbiakan tanaman dipakai bagian-bagian dari tumbuhan baik bagian generatif maupun bagian vegetatif. Pembiakan secara generatif dengan mempergunakan biji yang akan disebut "benih". Pengertian dan istilah benih merupakan biji yang disiapkan untuk penanaman. Pembiakan secara vegetatif, yaitu pembiakan yang menggunakan bagian vegetatif dari tanaman seperti akar, batang dan daun.

Artikel Terkait :

BENTUK TIPE SISTEM PERAKARAN TUMBUHAN

Berbagai jenis tumbuhan mempunyai bentuk tipe sistem perakaran yang berbeda. Tidak semua jenis tumbuhan memiliki akar tunggang. Akar tunggang mempunyai struktur yang berbeda dengan struktur akar serabut. Pada tumbuhan yang berakar tunggang terdapat akar primer atau akar embrio yang terus membesar dan memanjang. Akar ini menjadi akar utama yang menopang tegaknya tumbuhan.

Pada tumbuhan yang berakar serabut, akar primer atau akar embrio tidak tumbuh terus tetapi akan mati, sebagai gantinya akan tumbuh banyak akar pada pangkal batang. Akar tersebut ukurannya lebih kecil dari akar primer, namun banyak dan bercabang-cabang. Akar serabut menyebar ke tanah sekitar tumbuhan.

Dengan demikian akar serabut mampu mengumpulkan air dari area yang cukup luas dibandingkan jangkauan akar tunggang.

Secara umum ada tiga macam bentuk dan tipe sistem perakaran, yakni:
  • Sistem Perakaran Tunggang (Radix Primaria)
Sistem Perakaran ini terdapat pada tumbuhan dikotil. Akar ini terdiri atas sebuah akar besar dengan beberapa cabang dan ranting akar, merupakan perkembangan dari akar primer dari biji berkecambah. Akar tunggang terdapat jaringan parenkim yang berfungsi untuk menyimpan makanan. misalnya pada tanaman; wortel, ubi dan sebagainya dalam bentuk umbi-umbian.
  • Sistem Perakaran Serabut (Radix Adventicia)
Sistem perakaran ini dimiliki oleh tumbuhan monokotil. Akar ini terdiri dari sejumlah akar kecil, ramping, dan berukuran sama. Perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk cabang sebanyak-banyaknya. Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
  • Sistem Perakaran Adventif
Sistem perakaran Adventif adalah sistem perakaran yang bukan berasal dari akar primer. Contohnya akar dari batang cangkokan, akar dari umbi batang, dan akar dari stek, bahkan ada akar yang dari daun.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian dan Definisi Akar Tumbuhan
  2. Struktur Morfologi dan Anatomi Akar Tumbuhan
  3. Bentuk Tipe Sistem Perakaran Tumbuhan
  4. Pengertian Akar Papan atau Banir
  5. Manfaat dan Fungsi Akar Tanaman
  6. Karakteristik Perakaran Pohon
  7. Distribusi dan Biomasa Perakaran Pohon
  8. Kecepatan Pertumbuhan Perakaran Pohon
  9. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Akar
  10. Kemampuan Pertumbuhan Akar
  11. Pengentenan Akar
  12. Patogen Akar
  13. Kontrol Perkembangan Akar Dalam Persemaian
  14. Definisi dan Pengertian Tanah
  15. Profil Tanah
  16. Manfaat Tanah
  17. Pengertian Tekstur Tanah
  18. Struktur Tanah
  19. Proses Pembentukan Tanah
  20. Klasifikasi Jenis Tanah
  21. Pencemaran Tanah
  22. Porositas Tanah
  23. Bahan Organik Tanah
  24. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  25. Lengas Tanah
  26. Tekstur dan Struktur Tanah
  27. Jenis Tanah
  28. Pengertian Unsur Hara
  29. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  30. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  31. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  32. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  33. Unsur Hara Nitrogen (N)
  34. Unsur Hara Fosfor (P)
  35. Unsur Hara Kalium (K)
  36. Pemupukan Tanaman
  37. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

AKAR PAPAN ATAU AKAR BANIR



Irisan silang yang tidak membulat (non-circular) dari batang, sering disebabkan oleh akar papan, yaitu bentuk menyerupai papan yang tumbuh pada bagian atas akar, berfungsi menopang pohon. Pembentukan akar papan dan banir dapat diwariskan dengan tingkat yang bervariasi. Umumnya, karakter ini tidak disukai dalam pemuliaan pohon.

Akar banir merupakan ciri khas dari beberapa jenis pohon yang hidup hutan dan dapat dibedakan karena termasuk dalam famili tertentu misalnya Kenari (Canarium vulgare) termasuk famili Burseraceae.

Hal ini merupakan salah satu petunjuk untuk mengidentifikasi jenis pohon di dalam hutan. Dengan melihat bentuk akar pohon tersebut, apakah mempunyai banir atau tidak maka kita dapat menggolongkan pohon tersebut dalam famili tertentu yang dikenal mempunyai akar banir.

Akar merupakan salah satu bagian vegetatif dari tumbuhan yang mempunyai fungsi sebagai penopang dan penyerapan air dan unsur hara. Pada saat tumbuhan tersebut tidak menghasilkan bunga atau buah, maka bagian-bagian vegetatif bisa dipakai untuk identifikasi tumbuhan tersebut, misalnya melihat akar, batang dan daun.


Artikel Terkait :
  1. Pengertian dan Definisi Akar Tumbuhan
  2. Struktur Akar Tumbuhan
  3. Bentuk Tipe Sistem Perakaran Tumbuhan
  4. Pengertian Akar Papan atau Banir
  5. Manfaat dan Fungsi Akar Tanaman
  6. Karakteristik Perakaran Pohon
  7. Distribusi dan Biomasa Perakaran Pohon
  8. Kecepatan Pertumbuhan Perakaran Pohon
  9. Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Akar
  10. Kemampuan Pertumbuhan Akar
  11. Pengentenan Akar
  12. Patogen Akar
  13. Kontrol Perkembangan Akar Dalam Persemaian
  14. Definisi dan Pengertian Tanah
  15. Profil Tanah
  16. Manfaat Tanah
  17. Pengertian Tekstur Tanah
  18. Struktur Tanah
  19. Proses Pembentukan Tanah
  20. Klasifikasi Jenis Tanah
  21. Pencemaran Tanah
  22. Porositas Tanah
  23. Bahan Organik Tanah
  24. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  25. Lengas Tanah
  26. Tekstur dan Struktur Tanah
  27. Jenis Tanah
  28. Pengertian Unsur Hara
  29. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  30. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  31. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  32. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  33. Unsur Hara Nitrogen (N)
  34. Unsur Hara Fosfor (P)
  35. Unsur Hara Kalium (K)
  36. Pemupukan Tanaman
  37. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer