Showing posts with label definisi tanah. Show all posts
Showing posts with label definisi tanah. Show all posts

PENGERTIAN KESUBURAN TANAH

Pengertian Kesuburan Tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan berimbang untuk pertumbuhan dan hasil tanaman. Pertumbuhan dan hasil tanaman memberikan produksi tanaman berupa: buah, biji/benih, daun, bunga, umbi, getah, minyak atsiri, akar, trubus, batang, biomassa, naungan, bioenergi, dan lainnya.




Tingkat Kesuburan tanah berbeda-beda tergantung sejumlah faktor pembentuk tanah yang dominan pada lokasi tersebut, misalnya: Bahan induk, Iklim, Relief, Organisme, atau Waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam pembahasan ilmu kesuburan tanah, sedangkan kinerja tanaman merupakan indikator utama mutu kesuburan tanah.

Faktor-Faktor yang menentukan Kesuburan Tanah adalah :
  • Ketersediaan unsur hara yang Cukup dan Berimbang.
  • Kondisi Tata Air Tanah yang Optimal.
  • Kondisi Tata Udara Tanah yang Optimal.
  • Kondisi Mikrobia Tanah yang Baik. 

Menurut Para Ahli : Tanah dikatakan subur jika tanah tersebut mempunyai kesuburan antara lain:
  1. Kesuburan Fisik
  2. Kesuburan Kimia
  3. Kesuburan Biologi

Penyebab menurunnya kesuburan tanah adalah :
  1. Akibat Panen setiap musim dan jerami dibawa keluar
  2. Adanya peristiwa Erosi pada top soil
  3. Sering adanya Bencana Alam (banjir, tanah longsor)
  4. Adanya Pencemaran lingkungan oleh limbah industri
  5. Sistem Perladangan Berpindah (shifting cultivation)
  6. Akibat Iklim Kering yang berkepanjangan 


Untuk memperbaiki penurunan kesuburan tanah perlu dilakukan Pengelolaan Kesuburan Tanah secara tepat dan benar, termasuk didalamnya tindakan pemupukan berimbang spesifik lokasi.

Artikel Terkait :
  1. Klasifikasi Jenis Tanah
  2. Definisi dan Pengertian Tanah
  3. Profil Tanah
  4. Manfaat Tanah
  5. Pengertian Tekstur Tanah
  6. Struktur Tanah
  7. Pencemaran Tanah
  8. Porositas Tanah
  9. Bahan Organik Tanah
  10. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  11. Lengas Tanah
  12. Tekstur dan Struktur Tanah
  13. Jenis Tanah
  14. Pengertian Unsur Hara
  15. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  16. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  17. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  18. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  19. Unsur Hara Nitrogen (N)
  20. Unsur Hara Fosfor (P)
  21. Unsur Hara Kalium (K)
  22. Pemupukan Tanaman
  23. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

.:: PENCEMARAN TANAH | Kerusakan Lapisan Tipis Bumi ::.


Definisi dan Pengertian dari Pencemaran tanah adalah kerusakan lapisan tipis bumi yang bermanfaat yaitu tanah produktif untuk menumbuhkan tanaman sebagai sumber bahan makanan. Tanpa tanah yang subur, petani tidak bisa bercocok tanam dan menghasilkan makanan untuk orang di seluruh dunia

Tanah yang subur dipengaruhi juga oleh organisme seperti bakteri, jamur, dan organisme lain yang menguraikan limbah dalam tanah dan menyediakan unsur hara. Unsur hara memberikan pertumbuhan bagi tanaman. Pupuk dan pestisida dapat membatasi kemampuan organisme tanah untuk menguraikan limbah. Akibat penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan dapat merusak produktivitas tanah.

Pencemaran tanah disebabkan oleh hasil pembuangan limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng. Bahan-bahan ini sukar diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan produktivitas tanah akan berkurang.

Jika limbah atau sampah yang dibuang mudah terurai oleh mikroorganisme, bahan-bahan itu akan mengalami proses pembusukan kemudian terurai dan menyatu dengan tanah sehingga tidak menimbulkan pencemaran.
Dampak langsung akibat limbah yang dirasakan manusia adalah timbulnya bau yang tidak sedap dan kotor. Dampak yang tidak langsung diantaranya tempat pembuangan limbah dapat menjadi tempat berkembangnya organisme penyebab penyakit. Organisme ini dapat menyebabkan pernyakit ataupun hanya sebagai vektor (pembawa) penyakit yang merugikan manusia. Adapun penyakit yang dapat berkembang pada daerah berlimbah yang tidak terjada sanitasinya seperti pes, kaki gajah, malaria, demam berdarah ataupun penyakit yang lain.


Penyebab pencemaran tanah diantaranya sampah-sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Upaya untuk mengurangi penumpukan sampah adalah dengan melakukan daur ulang sampah anorganik.

Bahan-bahan yang tidak bisa terurai seharusnya dapat dipisahkan kemudian dimasukan dalam proses daur ulang. Proses daur ulang yang dilakukan membuat limbah diolah kembali menjadi barang yang dapat dipergunakan. Barang hasil daur ulang dapat berupa barang yang sama dengan asalnya ataupun dapat memproduksikan barang yang berbeda.

Limbah padat mungkin merupakan bentuk yang paling terlihat dari Pencemaran. Setiap tahun, orang membuang miliaran ton sampah padat. Limbah padat dari rumah, kantor, dan toko disebut limbah padat perkotaan. Limbah-limbah termasuk kertas, plastik, kaca, kaleng logam, sisa makanan, dan sisa pangkasan taman di halaman. Limbah lainnya dibuang terdiri dari mobil, besi tua, bahan sisa dari proses pertanian, dan limbah pertambangan yang diketahui sangat membahayakan dan merusak.

Penanganan limbah padat menjadi masalah karena metode pembuangannya merusak mencemari lingkungan. Pembuangan terbuka merusak keindahan tanah alam dan menyediakan persembunyian untuk tikus dan hewan pembawa penyakit. Kedua pembuangan terbuka dan landfill (daerah penanaman limbah) dapat mengandung racun yang meresap ke dalam air tanah atau mengalir ke sungai dan danau. Kegiatan Pembakaran limbah padat menciptakan asap dan Pencemaran udara lainnya. Bahkan pembakaran limbah dapat melepaskan bahan kimia beracun, abu, dan logam berat berbahaya ke udara.

Limbah berbahaya terdiri dari zat dibuang yang dapat mengancam kesehatan manusia dan lingkungan. Sumber limbah berbahaya meliputi industri, rumah sakit, dan laboratorium. Limbah tersebut dapat menyebabkan cedera langsung ketika orang bernapas, menelan, atau menyentuhnya. Ketika dikuburkankan di tanah atau ditinggalkan di tempat pembuangan terbuka, beberapa limbah berbahaya dapat mencemari udara, air tanah, dan tanaman pertanian.

Sejumlah kegiatan manusia lainnya juga dapat merusak tanah. Irigasi tanah di daerah kering dengan drainase yang buruk bisa menyebabkan genangan air di ladang. Ketika air yang ada menguap, ia meninggalkan endapan garam, membuat tanah terlalu asin untuk tanaman bertumbuh.

Kegiatan pertambangan dan peleburan mencemari tanah dengan logam berat beracun. Banyak ilmuwan percaya bahwa hujan asam juga dapat mengurangi kesuburan tanah.

Beberapa limbah berbahaya serius dapat membahayakan kesehatan manusia, satwa liar, dan tanaman. Polutan ini termasuk radiasi, pestisida, dan logam berat.

Radiasi adalah polutan tak terlihat yang dapat mencemari setiap bagian dari lingkungan. Kebanyakan radiasi berasal dari sumber-sumber alam, seperti mineral dan sinar matahari. Para ilmuwan juga dapat menghasilkan unsur-unsur radioaktif dari laboratoriumnya. Radiasi radio aktif dalam jumlah besar dapat merusak sel dan menyebabkan kanker.

Limbah radioaktif yang dihasilkan oleh reaktor nuklir dan pabrik-pabrik senjata menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Beberapa limbah ini akan tetap bersifat radioaktif selama ribuan tahun. Penyimpanan limbah radioaktif yang aman sangat sulit dan mahal.


Pestisida disemprotkan pada tanaman atau di kebun, pestisida dapat ditiup oleh angin ke daerah lain. Mereka juga dapat mengalir dengan air hujan ke sungai terdekat atau dapat merembes melalui tanah ke dalam air tanah. Beberapa pestisida dapat tetap berada di lingkungan selama bertahun-tahun dan lolos dari satu organisme ke organisme lain. Sebagai contoh, ketika pestisida yang hadir terdapat dalam sungai, ikan kecil dan organisme lain dapat menyerapnya. Ikan yang lebih besar memakan ikan terkontaminasi, dalam organisme ini tertimbun sejumlah pestisida yang lebih besar dalam dagingnya. Proses ini disebut bioakumulasi.

Logam berat termasuk merkuri dan timah menyebabkan pencemaran. Aktivitas pertambangan, penghasil limbah padat, proses industri, dan kendaraan bermotor semua dapat melepaskan logam berat ke lingkungan sekitar. Seperti pestisida, dapat bertahan lama dan menyebar melalui lingkungan. Pestisida dapat terakumulasi dalam tulang dan jaringan dalam tubuh hewan. Pada manusia, logam berat dapat merusak tulang, berbagai organ, dan sistem saraf. Banyak juga dapat menyebabkan kanker.

Pencemaran Lingkungan :
  1. Macam dan Jenis Pencemaran Lingkungan
  2. Berdasarkan Lingkungan Tempat Terjadinya
  3. Berdasarkan Bahan dan Tingkat Pencemaran
  4. Parameter Pencemaran Lingkungan
  5. Dampak Pencemaran Lingkungan
  6. Usaha Penanggulangan Pencemaran Lingkungan





Artikel Terkait :
  1. Pengertian Lingkungan
  2. Pengertian Lingkungan Hidup
  3. Artikel dan Makalah Lingkungan Hidup
  4. Pengertian AMDAL
  5. Penerapan AMDAL Pada Pembangunan
  6. Definisi dan Pengertian Audit Lingkungan
  7. Kerusakan Lingkungan
  8. Kerusakan Ekosistem
  9. Kerusakan Hutan Indonesia
  10. Akibat Kerusakan Hutan
  11. Penyebab Kerusakan Hutan
  12. Menebang hutan untuk menyukseskan Gerhan
  13. Pengertian Perlindungan Hutan
  14. Strategi Perlindungan Hutan
  15. Pengertian Degradasi Hutan
  16. Pengertian Deforestasi
  17. Pengertian Ekologi
  18. Pengertian Ekosistem
  19. Definisi dan Pengertian Tanah
  20. Konservasi Tanah
  21. Profil Tanah
  22. Manfaat Tanah
  23. Pengertian Tekstur Tanah
  24. Struktur Tanah
  25. Proses Pembentukan Tanah
  26. Klasifikasi Jenis Tanah
  27. Pencemaran Tanah
  28. Porositas Tanah
  29. Bahan Organik Tanah
  30. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  31. Lengas Tanah
  32. Tekstur dan Struktur Tanah
  33. Jenis Tanah
  34. Pengertian Unsur Hara
  35. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  36. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  37. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  38. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  39. Unsur Hara Nitrogen (N)
  40. Unsur Hara Fosfor (P)
  41. Unsur Hara Kalium (K)
  42. Pemupukan Tanaman
  43. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

.:: PROFIL TANAH | Berbagai macam lapisan tanah ::.


Profil tanah merupakan kumpulan berbagai macam lapisan tanah. Horison-horison tanah diberi tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai dibawah dengan huruf : O, A, B, C dan R. Horison O adalah profil tanah bagian atas yang terdiri dari seresah tanah atau bahan organik tanah yang masih segar, lapisan ini merupakan guguran dari daun-daun dan ranting pohon yang menutupi lapisan atas tanah. Bagian horison O merupakan horison "Organik" yang terdiri dari beberapa lapisan L = litter, F = Fermentation, dan H = Humus.

Horison A merupakan hasil pelapukan dari horison O, disini terjadi pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa lain yang dibawa air infiltrasi ke lapisan dibawahnya. Terjadi proses leaching yaitu proses pencucian unsur hara oleh air.

Horison B merupakan horison yang miskin bahan organik. Kegiatan mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan warnannya lebih merah. Sebagai horison akumulasi unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison pencucian yang tercuci.

Horison C adalah horison yang terdiri dari bahan induk tanah, merupakan batuan yang sebagian sudah mengalami pelapukan.

Bagian terakhir dari profil tanah adalah R atau Rock merupakan batu-batuan lapisan keras yang sulit untuk ditembus.


Artikel Terkait :
  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Porositas Tanah
  10. Bahan Organik Tanah
  11. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  12. Lengas Tanah
  13. Tekstur dan Struktur Tanah
  14. Jenis Tanah
  15. Pengertian Unsur Hara
  16. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  17. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  18. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  19. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  20. Unsur Hara Nitrogen (N)
  21. Unsur Hara Fosfor (P)
  22. Unsur Hara Kalium (K)
  23. Pemupukan Tanaman
  24. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

BAHAN ORGANIK TANAH


Pengertian dan Definisi Bahan Organik Tanah adalah akumulasi bahan yang merupakan sisa-sisa organisme-organisme yang telah mati sebagai contoh seresah hutan yang belum mengalami pelapukan maupun yang sudah mengalami pelapukan lebih lanjut.

Biasanya berupa daun ranting dan sebagainya, yang belum hancur dan menutupi permukaan tanah sehingga merupakan pelindung tanah terhadap kekuatan perusakan butir-butir hujan yang jatuh. Bahan organik juga dapat menghambat aliran air di atas permukaan tanah. Bahan organik yang telah mulai mengalami pelapukan mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menyerap air dan menahan air yang tinggi.

Di atas tanah hutan hujan tropis, bahan organik ini yang sangat berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah. Tanah-tanah di daerah hutan hujan tropis terkenal dengan miskin hara karena struktur tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Porositas tanah
  5. Struktur tanah
  6. Pengertian tekstur tanah
  7. Tanah organis
  8. Tanah mineral
  9. Tanah hutan
  10. Definisi dan Pengertian Tanah
  11. Klasifikasi Tanah
  12. Proses Pembentukan Tanah
  13. Pencemaran Tanah
  14. Manfaat Tanah
  15. Unsur Hara Nitrogen (N)
  16. Unsur Hara Fosfor (P)
  17. Unsur Hara Kalium (K)
  18. Bahan Organik Tanah
  19. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  20. Lengas Tanah
  21. Tekstur dan Struktur Tanah
  22. Pemupukan Tanaman

PENGERTIAN DAN DEFINISI PRODUKTIVITAS SERASAH



Pengertian dan Definisi dari Produktivitas Serasah adalah jumlah serasah yang jatuh ke lantai hutan pada periode tertentu, per satuan luas areal tertentu. Dilihat dari sudut pandang ekologi hutan, produktivitas serasah merupakan hal yang sangat penting karena merupakan pengembalian unsur-unsur hara pokok bagi pertumbuhan suatu tegakan hutan, jenis penyusun, tingkat kerapatan pohon dan luas bidang dasar suatu tegakan telah diketahui mempunyai korelasi dengan tingkat produktivitas serasah tegakan. Secara umum hutan-hutan yang selalu hijau mempunyai tingkat produktivitas serasah yang lebih tinggi dibanding dengan hutan yang menggugurkan daun.

Tingkat kesuburan tanah tempat tegakan hutan itu berada, juga berpengaruh terhadap tingkat produksi serasahnya. Pada hutan-hutan di daerah tropis, secara umum mempunyai tingkat produktivitas yang paling tinggi, semakin ke utara atau ke selatan, yaitu untuk hutan-hutan Warm Temperate, Cool Temperate, dan di daerah Artic alphin, semakin menurun tingkat produktivitas serasahnya. Dari hasil penelitian yang sudah ada, perbandingan angka tingkat produksi serasah dari ke empat daerah iklim tersebut, adalah 10 : 5 : 3 : 1.




Secara vertikal, tinggi tempat dari permukaan laut juga berpengaruh terhadap tingkat produktivitas serasah dari suatu tegakan hutan. Produksi serasah suatu tegakan akan berfluktuasi secara musiman. Fluktuasi tersebut sangat bervariasi, tergantung dari keadaan tegakan serta iklim dimana tegakan tersebut berada. Secara umum, dapat dijelaskan bahwa serasah daun yang merupakan bagian utama dari keseluruhan serasah, mencapai maksimum pada awal dan akhir musim pertumbuhan. Pada hutan hutan di daerah sedang (temperate), misalnya produksi serasah mencapai puncaknya pada musim semi dan musim gugur.

Faktor cuaca seperti adanya angin topan, badai salju dan aktivitas cuaca lainnya, juga sangat berpengaruh terhadap fluktuasi produksi serasah. Disamping faktor yang sifatnya insidentil seperti serangan hama dan penyakit. Produksi serasah suatu tegakan juga berfluktuasi dari tahun ke tahun. Maksimum produksi serasah tahunan umumnya dicapai pada saat terjadi musim bunga, musim buah dan biji, yang besar.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Porositas tanah
  5. Struktur tanah
  6. Pengertian tekstur tanah
  7. Tanah organis
  8. Tanah mineral
  9. Tanah hutan
  10. Definisi dan Pengertian Tanah
  11. Klasifikasi Tanah
  12. Proses Pembentukan Tanah
  13. Pencemaran Tanah
  14. Manfaat Tanah
  15. Unsur Hara Nitrogen (N)
  16. Unsur Hara Fosfor (P)
  17. Unsur Hara Kalium (K)
  18. Bahan Organik Tanah
  19. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  20. Lengas Tanah
  21. Tekstur dan Struktur Tanah
  22. Pemupukan Tanaman

PENGERTIAN SERASAH / LANTAI HUTAN (FOREST FLOOR)


Pengertian dari Serasah pada Lantai Hutan adalah lapisan yang terdiri dari bagian tumbuh-tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun, tangkai, ranting, dahan, cabang, kulit kayu, bunga, kulit, onak dan sebagainya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan-bahan tersebut mengalami dekomposisi.

Dalam Bahasa Inggris, istilah serasah sering disebut "Litter" yaitu bahan hasil guguran dari bagian tumbuhan yang menutupi permukaan tanah. Definisi serasah yang dipakai dalam bahasa Inggris yaitu "Litter" bila dilihat dalam terjemahan aslinya ke Bahasa Indonesia diberi arti "kotoran" atau "sampah". Memang bila dilihat tampak jelas bahwa guguran bagian tumbuhan itu mengotori lantai hutan, namun pada akhirnya guguran itu bermanfaat sebagai input unsur hara ke dalam tanah.

Serasah dapat mempengaruhi pola regenerasi semai di hutan hujan tropis dengan proses yang mempengaruhi lingkungan phisik dan kimia (Facelli& Pickett, 1991).

Di tingkat perkecambahan benih, serasah dapat menghalangi cahaya, akan menghambat perkecambahan dengan mengubah perbandingan red/far-red (Vazquez-Yanes et al., 1990); hal ini dapat menjadi suatu penghalang phisik untuk kemunculan semai (Molofsky& Augspurger, 1992), terutama untuk jenis small-seeded yang tidak mempunyai suatu persediaan sumber daya besar (Metcalfe& Turner, 1998), dan dapat menghambat radicula berkecambah mencapai tanah. Serasah dapat juga mencegah pendeteksian benih oleh pemangsa benih, dengan demikian meningkatkan kesempatan sukses perkecambahan (Cintra, 1997).

Untuk tanaman pada tingkat semai, serasah dapat menciptakan lingkungan micro setempat berbeda dengan pelepasan nutrisi atau campuran phytotoxic selama pembusukannya, dengan mengurangi erosi lahan dan evapotranspiration (tetapi mungkin juga menahan curah hujan) dan mengurangi temperatur tanah maksimum.

Serasah juga dapat bertindak sebagai suatu faktor mekanik, merusakkan atau mematikan semai ketika gugur ke tanah (Clark & Clark, 1989; Scariot, 2000). Dapat juga terjadi efek tidak langsung serasah daun, sebagai contoh, kelembaban yang lebih tinggi di dalam lapisan serasah dapat menunjang pertumbuhan jamur pathogens yang dapat kemudian menyerang semai (Garcia-Guzman& Benitez-Malvido, 2003).

Di dalam hutan hujan tropis tingkat serasah gugur sangat tinggi, dan merupakan jalan siklus hara yang paling penting dalam ecosystems (Vitousek& Sanford, 1986; Proctor,1987). Heterogenitas Serasah meningkat dengan perbedaan tingkat pembusukan daun-daun dari jenis yang berbeda. Keanekaragaman jenis serasah pada lantai hutan dapat menciptakan relung regenerasi berbeda (sensu Grubb, 1977) dan karenanya membantu menyumbangkan keanekaragaman jenis yang begitu tinggi dalam hutan hujan tropis.

Tumbuh-tumbuhan hutan hujan tropis lebih nyata proses dekomposisi serasah untuk nutrisi sebagai penyedia hara karena iklim. Oleh karena itu ada kemungkinan bahwa, dalam hutan, variasi utama status nutrisi akan berkaitan dengan variasi masukan nutrisi organik, berasal dari serasah daun.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Bahan organik tanah
  5. Porositas tanah
  6. Struktur tanah
  7. Pengertian tekstur tanah
  8. Tanah organis
  9. Tanah mineral
  10. Tanah hutan
  11. Definisi dan Pengertian Tanah
  12. Klasifikasi Tanah
  13. Proses Pembentukan Tanah
  14. Pencemaran Tanah
  15. Manfaat Tanah
  16. Unsur Hara Nitrogen (N)
  17. Unsur Hara Fosfor (P)
  18. Unsur Hara Kalium (K)
  19. Bahan Organik Tanah
  20. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  21. Lengas Tanah
  22. Tekstur dan Struktur Tanah
  23. Pemupukan Tanaman

PENGERTIAN HUMUS DAN HUMUFIKASI


Definisi dan Pengertian Humus adalah Lapisan sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami penguraian menjadi fraksi-fraksi yang lebih stabil. Lapisan ini terjadi karena proses pengendapan akibat adanya pencucian dari lapisan di atasnya.

Humus merupakan lapisan bahan organik yang berasal dari daun, kayu dan lainnya yang menjadi lapuk sesudah mengalami proses pelapukan di atas permukaan tanah. Lazimnya berwarna hitam, banyak mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan. Dapat juga dibatasi sebagai tanah yang berkembang dari endapan yang belum membentuk horizon.

Definisi dan Pengertian Humufikasi adalah suatu proses penghancuran guguran-guguran daun, ranting-ranting, cabang pohon dan batang pohon yang tumbang serta mikroorganisme di dalam hutan.

Humus atau disebut juga Humida Acid  mempunyai pH yang rendah karena bersifat asam.  Bila dilihat dari gambar profil tanah secara vertikal, biasanya humus terletak di bagian atas tetapi di bawah seresah. Sererah inilah yang akan mengalami proses humufikasi dan fermentasi selanjutnya terbentuk humus.

Pada tanah hutan hujan tropis yang terkenal "miskin hara", humus sangat membantu meningkatkan kesuburan tanah karena mempunyai kapasitas pertukaran kation yang tinggi serta kaya akan bahan organik.

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Bahan organik tanah
  5. Porositas tanah
  6. Struktur tanah
  7. Pengertian tekstur tanah
  8. Tanah organis
  9. Tanah mineral
  10. Tanah hutan
  11. Definisi dan Pengertian Tanah
  12. Klasifikasi Tanah
  13. Proses Pembentukan Tanah
  14. Pencemaran Tanah
  15. Manfaat Tanah
  16. Unsur Hara Nitrogen (N)
  17. Unsur Hara Fosfor (P)
  18. Unsur Hara Kalium (K)
  19. Bahan Organik Tanah
  20. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  21. Lengas Tanah
  22. Tekstur dan Struktur Tanah
  23. Pemupukan Tanaman

DEFINISI DAN PENGERTIAN GAMBUT (Bod Peat)



Definisi dan Pengertian Gambut (Bod Peat) adalah jenis tanah yang sebagian besar terdiri dari pasir silikat dan sebagaian lagi terdiri atas bahan-bahan organik asal tumbuhan yang sedang dan / atau sudah melalui proses dekomposisi. Jenis tanah ini sebagian besar terdiri atas bahan organik yang tidak dirombak atau dirombak sedikit, terkumpul dalam keadaan air berlebihan (melimpah ruah).

Gambut terjadi pada hutan­-hutan yang pohonnya tumbang dan tenggelam dalam lumpur yang hanya mengandung sedikit oksigen, sehingga jasad renik tanah sebagai pclaku pembusukan tidak mampu melakukan tugasnya secara baik. Akhirnya bahan-bahan organik dari pepohonan yang telah mati dan tumbang tertumpuk dan lambat laun berubah menjadi gambut yang tebalnya bisa mencapai 20 m.

Selanjutnya >>> Ekosistem Hutan Gambut

Artikel Terkait :
  1. Pengertian serasah / lantai hutan (forest floor)
  2. Pengertian dan definisi produktivitas serasah
  3. Pengertian humus dan humufikasi
  4. Bahan organik tanah
  5. Porositas tanah
  6. Struktur tanah
  7. Pengertian tekstur tanah
  8. Tanah organis
  9. Tanah mineral
  10. Tanah hutan
  11. Definisi dan Pengertian Tanah
  12. Klasifikasi Tanah
  13. Proses Pembentukan Tanah
  14. Pencemaran Tanah
  15. Manfaat Tanah
  16. Unsur Hara Nitrogen (N)
  17. Unsur Hara Fosfor (P)
  18. Unsur Hara Kalium (K)
  19. Bahan Organik Tanah
  20. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  21. Lengas Tanah
  22. Tekstur dan Struktur Tanah
  23. Pemupukan Tanaman

KONSERVASI TANAH


Pengertian dari konservasi tanah adalah upaya untuk mempertahankan, memelihara, memperbaiki/merehabilitasi, dan meningkatkan jumlah daya tanah, agar berdaya guna optimum sesuai dengan pemanfaatannya atau fungsinya. Konservasi meliputi masalah-masalah sebagai berikut:

  • Benefisiasi : mempertahankan serta mempertinggi fungsi, manfaat atau faedah sumberdaya tertentu.
  • Preservasi : pemeliharaan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas sumberdaya tertentu sepanjang waktu.
  • Restorasi : pemeliharaan, perbaikan untuk meningkatkan manfaat dan perkembangan sumber-sumber biotik.
  • Reklamasi : mengubah sumber-sumber yang tidak produktif atau tidak berguna, menjadi produktif dan bermanfaat kembali.
  • Efisiensi : pemanfaatan atau pengeluaran sesuatu sumber yang tidak boros atau berlebihan tetapi sesuai dengan keperluan atau kebutuhan.
  • Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang (Recicling dan Reuse) : upaya untuk mengolah ulang atau mendaur ulang bahan-bahan, sisa (waste) menjadi barang baru untuk bisa dipergunakan kembali.

Kegiatan konservasi antara lain termasuk : pengendalian banjir, pengendalian erosi, pembangunan pedesaan, fasilitas kesediaan air, irigasi, drainage, pengatur pembuangan limbah, reboisasi, penghijauan dan perhutanan sosial.



Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Porositas Tanah
  10. Bahan Organik Tanah
  11. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  12. Lengas Tanah
  13. Tekstur dan Struktur Tanah
  14. Jenis Tanah
  15. Pengertian Unsur Hara
  16. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  17. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  18. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  19. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  20. Unsur Hara Nitrogen (N)
  21. Unsur Hara Fosfor (P)
  22. Unsur Hara Kalium (K)
  23. Pemupukan Tanaman
  24. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

POROSITAS TANAH

Definisi dan Pengertian dari Porositas Tanah adalah ruang volume seluruh pori-pori makro dan mikro dalam tanah yang dinyatakan dalam persentase volume tanah di lapangan. Dengan kata lain porositas tanah adalah bagian dari volume tanah yang tidak ditempati oleh padatan tanah.


Porositas tanah ada karena bentuk dan ukuran agregat tanah yang tidak dapat saling merapa merupakan dasar dari pori-pori tanah. Merupakan ruang antara agregat yang satu dengan yang lain disebut pori-pori mikro dan makro tanah.

Menurut ukuran pori-pori dapat dibedakan sebagai berikut :

  • Makro porositas yang dibentuk oleh rongga-rongga besar yang dalam keadaan normal terisi udara. Bila tanah terisi air sampai terlalu basah maka tanaman akan mati lemas atau tumbuhnya menjadi kerdil.
  • Mikro porositas yang merupakan rongga-rongga paling halus yang biasanya terisi air kapiler.

Tanah pasir mempunyai porositas kurang dari 50%, dengan jumlah pori-pori makro lebih besar dari pada pori-pori mikro, bersifat mudah merembes air dan gerakan udara di dalam tanah menjadi lebih lancar. Sebaliknya berliat mempunyai porositas lebih dari 50%.

Jumlah pori-pori mikro lebih besar dan bersifat mundah menangkap air hujan, tetapi sulit merembeskan air dan gerakan udara lebih terbatas. Untuk pertumbuhan tanaman menghendaki keseimbangan antara porositas makro dan mikro. Pada tanah yang baik mikro porositas 60% dari pada seluruh porositas. Porositas sangat dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, kedalaman tanah, dan pengolahan tanah.


  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Porositas Tanah
  10. Bahan Organik Tanah
  11. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  12. Lengas Tanah
  13. Tekstur dan Struktur Tanah
  14. Jenis Tanah
  15. Pengertian Unsur Hara
  16. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  17. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  18. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  19. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  20. Unsur Hara Nitrogen (N)
  21. Unsur Hara Fosfor (P)
  22. Unsur Hara Kalium (K)
  23. Pemupukan Tanaman
  24. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

STRUKTUR TANAH


Definisi dan Pengertian dari Struktur tanah adalah susunan agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu dibatasi oleh beberapa bidang. Struktur tanah terbentuk karena penggabungan butir-butir primer tanah oleh pengikat koloid tanah menjadi agregrat primer. Sekelompok tanah terdiri dari gumpalan-gumpalan kecil beraneka bentuk yang disebut agregat sekunder tanah. Bagian-bagian ini terbentuk dari penggabungan butir-butir lebih kecil yang disebut agregat primer.

Agregat primer tersusun dari butir-butir mineral atau pecahan batuan berbagai bentuk dan ukuran yang diselaputi oleh senyawa-senyawa hasil pelapukan. Senyawa hasil pelapukan mineral dan pecahan batuan terdiri dari koloid tanah, senyawa kapur, senyawa besi dan almunium yang bertindak sebagai perekat yang menggabungkan agregat-agregat primer.

Penggabungan agregat primer menjadi bentukan yang masing-masing bentukan tersebut dibatasi oleh bidang-bidang permukaan tertentu. Agregat primer sering disebut struktur mikro, sedangkan agregat sekunder yang merupakan struktur lapisan olah disebut struktur makro.

Struktur tanah yang baik adalah mengandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Struktur seperti ini hanya terdapat pada ruang pori-pori besar dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap kekuatan tetesan air hujan. Selain itu struktur yang baik mempunyai perbandingan antara padatan, air dan udara yang sama.

Lapisan tanah pertanian umumnya mempunyai tiga bentuk struktur yang berbeda:

  • Struktur Gumpal

Struktur ini biasanya terdapat pada tanah liat. Gumpalan tanah biasanya lebih besar daripada struktur lain, dan terdapat lebih banyak pori-pori mikro yang terisi oleh air daripada pori-pori makro sehingga tata udaranya kurang baik. Struktur ini biasanya mudah larut karena air hujan.

  • Struktur Remah

Struktur ini adalah gumpalan yang lebih kecil. Pada struktur remah terdapat pori-pori makro non-kapiler yang tidak terisi air melainkan oleh udara. Ruang pori-pori mikro bersifat kapiler yang dapat menahan air dan tidak merembesa ke bawah. Mudah larutnya struktur remah oleh air hujan tergantung dari sifat bahan perekat yang membentuknya. Adanya bahan organik cenderung membentuk struktur remah yang stabil dan mantap. Pada struktur remah terdapat keseimbangan yang baik antara udara dan air tanah sebagai medium larutnya unsur hara tanaman. Struktur rermah merupakan struktur yang sangat baik untuk tanaman.

  • Struktur Butir

Sebenarnya struktur ini bukan merupakan struktur melainkan campuran butir-butir primer yang kasar tanpa adanya bahan pengikat agregat. Struktur ini terdapat pada tanah-tanah pasir, pasir berlempung, atau pasir berdebu. Porositas tanahnya tinggi kaya pori-pori makro dan mudah merembeskan air menyebabkan tanah mudah mengering.


Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Bahan Organik Tanah
  10. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  11. Lengas Tanah
  12. Tekstur dan Struktur Tanah
  13. Jenis Tanah
  14. Pengertian Unsur Hara
  15. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  16. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  17. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  18. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  19. Unsur Hara Nitrogen (N)
  20. Unsur Hara Fosfor (P)
  21. Unsur Hara Kalium (K)
  22. Pemupukan Tanaman
  23. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

PENGERTIAN TEKSTUR TANAH

Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.

Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.

Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya.

Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.

Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :

  • Pasir berukuran 2 mm - 20 mµ
  • Lempung berukuran 20 mµ - 2 mµ
  • Liat kurang dari 2 mµ.
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture) butiran atau partikel tanah dikelompokan dalam :
  • Sand : > 0.05 mm
  • Silt : 0.002 - 0.05 mm
  • Clay: < 0.002 mm


Name of soil separate Diameter limits (mm) (USDA classification)
Clay less than 0.002
Silt 0.002–0.05
Very fine sand 0.05–0.10
Fine sand 0.10–0.25
Medium sand 0.25–0.50
Coarse sand 0.50–1.00
Very coarse sand 1.00–2.00

Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis besarnya lebih dari :

  • 30% liat adalah tanah liat
  • 35% lempung adalah tanah lempung
  • 60% pasir adalah tanah pasir.

Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya : tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang terbanyak disebut lebih dahulu.

Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini besar maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah liat berkapur.

Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik. Umpamanya saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat, 1-5% kapur, 3-5% bahan organik.

Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga. Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%.

Perlu diketahui : bahwa ada perbedaan penyebutan nama dan istilah dari partikel tekstur tanah dalam bahasa Indonesia. Misalnya Istilah untuk "Loam" artinya Geluh dipergunakan oleh UGM dan Lempung dipergunakan oleh IPB, sedangkan untuk istilah "Clay" artinya Lempung dipergunakan UGM dan Liat dipergunakan oleh IPB.

Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Bahan Organik Tanah
  10. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  11. Lengas Tanah
  12. Tekstur dan Struktur Tanah
  13. Jenis Tanah
  14. Pengertian Unsur Hara
  15. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  16. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  17. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  18. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  19. Unsur Hara Nitrogen (N)
  20. Unsur Hara Fosfor (P)
  21. Unsur Hara Kalium (K)
  22. Pemupukan Tanaman
  23. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

TANAH ORGANIS


Tanah organis adalah tanah yang mempunyai bahan organik, mulai dari permukaan sampai kedalaman 10 cm, atau kurang dari kontak litik atau paralitik, asalkan ketebalan bahan organik lebih dari dua kali ketebalan tanah mineral di atas kontak tersebut. Tanah yang mempunyai lapisan tanah bahan organik berada di atas bahan fragmen (kerikil, batu, kerakal) dan celah-celahnya terisi oleh bahan organik.

Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Profil Tanah
  3. Manfaat Tanah
  4. Pengertian Tekstur Tanah
  5. Struktur Tanah
  6. Proses Pembentukan Tanah
  7. Klasifikasi Jenis Tanah
  8. Pencemaran Tanah
  9. Bahan Organik Tanah
  10. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  11. Lengas Tanah
  12. Tekstur dan Struktur Tanah
  13. Jenis Tanah
  14. Pengertian Unsur Hara
  15. Jumlah Kebutuhan Unsur Hara
  16. Pergerakan Unsur Hara Dari Larutan Tanah Ke Akar
  17. Pergerakan Hara di dalam Tubuh Tanaman (Penyerapan Unsur Hara)
  18. Metode untuk Mengetahui Status Hara Tanaman
  19. Unsur Hara Nitrogen (N)
  20. Unsur Hara Fosfor (P)
  21. Unsur Hara Kalium (K)
  22. Pemupukan Tanaman
  23. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

TANAH MINERAL


Pengertian dan Definisi dari tanah mineral adalah tanah pada lapisan bagian atas di bawah lapisan humus, yang umumnya terdapat pada tanah di bawah hutan. Humus umumnya meloloskan air ke bawah secara cepat, sedangkan tanah mineral oleh para hidrologis dipandang sebagai lapisan tanah yang juga meloloskan air (infiltrasi) namun tidak secepat humus.

Artikel Terkait :

  1. Definisi dan Pengertian Tanah
  2. Manfaat Tanah
  3. Profil Tanah
  4. Proses Pembentukan Tanah
  5. Pencemaran Tanah
  6. Klasifikasi Jenis Tanah
  7. Unsur Hara Nitrogen (N)
  8. Unsur Hara Fosfor (P)
  9. Unsur Hara Kalium (K)
  10. Bahan Organik Tanah
  11. Kemasaman Tanah (pH Tanah)
  12. Lengas Tanah
  13. Tekstur dan Struktur Tanah
  14. Jenis Tanah
  15. Pemupukan Tanaman
  16. Perbaikan Kesuburan Tanah dengan Sistem Agroforestri

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer