Showing posts with label ekosistem air. Show all posts
Showing posts with label ekosistem air. Show all posts

PENGERTIAN dan DEFINISI EKOLOGI

Pengertian dan Definisi dari EKOLOGI adalah Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme-organisme dan lingkungannya.

Sedangkan Lingkungan sendiri mempunyai arti luas meliputi semua hal di luar organisme yang bersangkutan.

Tidak terbatas pada cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga seperti parasit, predator dan kompetitor. Dalam Wikipedia Online didefinisikan bahwa Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.

Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
  1. Oikos, dan
  2. Logos.
Oikos mempunyai arti "Rumah Tangga atau Habitat" sedangkan Logos artinya "Ilmu". Secara sederhana Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Ernst Haeckel adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang ahli dalam bidang biologi dan evolusi. Ia adalah orang pertama yang menggunakan istilah oecology untuk menyebut kegiatan mempelajari organisme serta hubungan antara organisme dan dunia sekitarnya. Pada tahun 1893, ejaan ecology pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris seperti yang dikenal sekarang ini.

Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Para ahli ekologi atau yang sering disebut "EKOLOG" mempelajari :
  1. Perpindahan atau siklus energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
  2. Perkembangan dan perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda serta faktor-faktor yang menyebabkan perubahan itu.
  3. Hubungan atau interaksi antar spesies makhluk hidup dan mahluk hidup dengan lingkungannya.


Artikel Terkait :

SIKLUS AIR ATAU SIKLUS HIROLOGI



Air yang kita pergunakan setiap hari, bahkan yang ada di bumi mengalami suatu perputaran atau yang biasa disebut Siklus. Siklus air biasa disebut juga siklus hidrologi adalah sirkulasi air secara terus menerus dari atmosfer ke bumi kemudian kembali ke atmosfer melalui beberapa cara seperti kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Proses pemanasan air laut oleh penyinaran matahari adalah awal proses siklus hidrologi atau siklus air dan berjalan secara terus menerus secara kontinu. Air menguap atau berevaporasi, akan jatuh menjadi presipitasi dengan berbagai bentuk seperti hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.
Dalam prosesnya menuju bumi beberapa presipitasi mungkin saja ber-evaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Disinilah tenaga dari tumbukan air menjadi berkurang karena diintersepsi oleh tanaman sehingga mengurangi bahaya erosi.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
  • Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
  • Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
  • Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan atau surface water, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah tanah (ground water) akan terkumpul dan mengalir sehingga terbentuk sungai dan menuju ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Air terkumpul sebagian besar berada di laut.

Artikel Terkait :

PENGERTIAN DAN DEFINISI HIDROLOGI

http://tinjauan-pustaka-online.blogspot.com/2015/02/pengertian-dan-definisi-daerah-aliran.html

Pengertian dan Definisi dari Hidrologi adalah suatu ilmu yang mempelajari pergerakan, distribusi dan kualitas air di muka bumi. Kata Hidrologi berasal dari bahasa yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia yang berarti "ilmu air".  Hidrologi juga mempelajari siklus air atau siklus hidrologi dan sumber daya air yang ditujukan untuk kesejahteraan manusia.

Orang yang mempelajari hidrologi disebut Hydrologists. Para ahli Hydrologists memberi masukan informasi yang diperlukan untuk menemukan persediaan air bersih yang cukup, termasuk juga mempelajari banjir dan pencemaran air.

Sebagai tambahan, hydrologists mempelajari sifat fisik dan sifat kimia dari air. Secara alami, air beredar melalui suatu sistem yang disebut siklus air atau siklus hidrologi. Siklus ini dimulai ketika panas dari matahari menyebabkan air samudra menguapkan dan menjadi uap air. Uap air itu terkumpul di Atmosfir secara berangsur-angsur menjadi dingin dan membentuk awan.

Ketika kumpulan air sudah menjadi berat akan jatuh menjadi hujan atau juga berbentuk salju. Kebanyakan hujan dan salju mengalir ke laut tetapi ada yang terserap dan tersimpan di dalam tanah. Ada dua sumber air bersih utama: (1) air permukaan (surface water) dan (2) air tanah (ground water). Air Permukaan mengalir di atas permukaan menuju ke danau, sungai, dan laut. Air tanah meresap sampai atau melalui sela pori-pori kecil batu karang. Sebagian air tanah mengalir lewat aliran air atau sungai bawah tanah.

Hydrologists mempelajari semua itu untuk mendapatkan persediaan sumber air bersih. Mereka membantu memilih lokasi yang terbaik untuk pengeboran sumur-sumur untuk menemukan air tanah di area padang pasir. Para Hydrologists mencoba untuk mencegah atau mengurangi pencemaran air. Mereka mempelajari efek pencemaran dalam pergerakan air sampai terjadinya suatu siklus. Ilmu hidrologi menyediakan informasi cara untuk mengendalikan dan memprediksi terjadinya banjir.

Arsitek dan Insinyur teknik sipil menggunakan informasi ini untuk membantu perencanaan kota dan jalan untuk pengendalian bahaya banjir. Selanjutnya >>> Lihat disini <<<


Artikel Terkait :

PENGERTIAN DAN DEFINISI NEKTON


Pengertian dan Definisi dari Nekton adalah organisme-organisme bergerak yang terdapat pada perairan, baik itu air tawar maupun air laut. Nekton merupakan organisme perairan makroskopis yang hidupnya melayang di perairan. Arti dari kata “nekton” dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1890. Nekton berasal dari kata Bahasa Yunani yang berarti berenang. Ilmu yang mempelajari nekton disebut Nektologi, Sedangkan orang yang mempelajari ilmu tentang nekton disebut nektologis.

Pengertian dari nekton bahari adalah hewan-hewan nektonic yang tersebar di zona epipelagik pada laut terbuka. Nekton bahari merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

Beberapa jenis nekton yang dominan di perairan mangrove adalah jenis ikan blodok (Periopthalmus, sp), Bandeng (Canos-canos), Belanak (Mugil,sp), Kepiting bakau (Crustacea), Udang windu (Penaus monodon), Ular bakau (Boiga dendrophylla) dan beberapa jenis keong (Uca, sp). Untuk mengetahui kepadatan nekton di perairan mangrove, pengambilan nekton dilakukan dengan jaring atau wuwu, yaitu alat penangkap ikan berbentuk silindris sepanjang 1 meter dan luas sekitar 1,5 m3 dilengkapi pintu yang berfungsi sebagai penjerap (bisa masuk tetapi sulit untuk keluar). Kepadatan nekton adalah jumlah nekton persatuan luas wuwu. Indikator stabilitas ekosistem mangrove salah satunya adalah hadirnya jenis-jenis nekton. Oleh sebab itu perlu diketahui nilai keanekaragaman jenis. Formula yang digunakan untuk menghitung keanekaragaman jenis nekton sama dengan formula keanekaragaman jenis plankton, yaitu formula dari Simpson.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS NEKTON


Nekton sebagai mahkluk makroskopik di perairan baik di air tawar maupun air laut, jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan untuk mempermudah pengenalannya. Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas :

  1. Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar, nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan.
  2. Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan kerang.
  3. Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya keras, contohnya lobster dan kepiting.

Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan yaitu Golongan Holoepipelagik dan Golongan Meroepilagik. Penjelasan klasifikasi jenis mengenai Kelompok Holoepipelagik dan Meroepilagik dapat dilihat dibawah ini :

  • Golongan Holoepipelagik

Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu (cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.

  • Golongan Meroepilagik

Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :

  1. Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai.
  2. Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
  3. Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON


Plankton merupakan mahluk tumbuhan atau hewan berukuran kecil yang hidupnya melayang-layang di dalam air dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Pengertian dan definisi dari Plankton dikemukakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887. Plankton merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani, “planktos” yang artinya "hanyut" atau "mengembara". Istilah dan Pengertian ini diberikan kepada jenis mahluk hidup tersebut karena selalu terbawa oleh pergerakan arus. Plankton tidak mempunyai kemampuan untuk berenang seperti "Nekton" yang aktif berenang bebas, misalnya ikan, udang, cumi-cumi, paus. Plankton adalah organisme atau jasad renik yang hidup bebas di perairan, seperti perairan tawar, payau, maupun laut.

Plankton terdiri dari mahluk hidup yang hidupnya sebagai hewan (Zooplankton) dan sebagai tumbuhan (Fitoplankton) yang dapat berfotosintesis sehingga berperan sebagai produsen. Plankton yang terdiri dari bermacam-macam jenis dapat diklasifikasikan menurut kategori seperti :

  1. fungsi,
  2. ukuran,
  3. daur hidup,
  4. sifat sebaran.

Sesuai penggolongan tersebut di atas maka dapat dibedakan jenis-jenis plankton, sehingga mempermudah dalam pengenalannya. Plankton merupakan organisme mikroskopik yang berada dalam air dan untuk melihatnya diperlukan mikroskop karena ukurannya yang kecil.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT FUNGSI

Gambar. Fitoplankton

Menurut fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu

  • fitoplankton,
  • zooplankton,
  • bakterioplankton, dan
  • virioplankton.

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut fungsinya dapat dilihat dibawah ini :

a. Fitoplankton

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.

Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.

Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.

Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.

b. Zooplankton

Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.

Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.

c. Bakterioplankton

Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.

d. Virioplankton

Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT UKURAN


Menurut ukurannya plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Netplankton (Plankton Jaring)
  • Nanoplankton
  • Ultrananoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut ukurannya dapat dilihat dibawah ini :

  1. Netplankton (Plankton jaring): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
  2. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;
  3. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT DAUR HIDUP


Menurut daur hidup plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Holoplankton
  • Meroplankton
  • Tikoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut daur hidup dapat dilihat dibawah ini :

a. Holoplankton

Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.

b. Meroplankton

Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.

Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut.

Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.

c. Tikoplankton

Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT SEBARAN HORISONTAL


Menurut sebaran horisontal plankton dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu

  • Plankton Neritik
  • Plankton Oseanik

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran horisontal dapat dilihat dibawah ini :

Plankton terdapat di lingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi:

a. Plankton Neritik

Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.

b. Plankton Oseanik

Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.

Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT SEBARAN VERTIKAL


Plankton yang hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Menurut sebaran vertikal plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Epiplankton
  • Mesoplankton
  • Hipoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran vertikal dapat dilihat dibawah ini :

a. Epiplankton

Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium (Gambar 10.), yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks.

Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.

b. Mesoplankton

Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.

c. Hipoplankton

Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.

Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.



Artikel Terkait :

PENGERTIAN DAN DEFINISI PLANKTON


Pengertian dan Definisi dari Plankton adalah organisme mikroskopis yang berada di permukaan perairan dan berfungsi sebagai produsen ekosistem perairan. Sebagai biota mikroskopis perairan, plankton sangat berperan sebagai produsen primer dan sekunder. Plankton sebagai sumber makanan bagi organisme yang hidup di perairan. Plankton juga sering digunakan sebagai tolok ukur kesuburan perairan, dengan melihat dominansi jenis-jenis atau berkurangnya suatu jenis karena adanya gangguan terhadap ekosistem perairan, seperti adanya pencemaran. Oleh sebab itu plankton perlu dianalisis keanekaragaman jenisnya.

Kepadatan plankton diukur dengan menggunakan alat plankton net berukuran 200 mesh yang di bagian bawahnya ditampung dengan botol flakon ber volume 11 ml. Air diambil dengan menggunakan ember berukuran 5 liter dan dituangkan ke dalam plankton net, maka plankton yang tertampung pada botol flakon telah terpadatkan dari volume 5 liter air menjadi 11 mililiter air. Kepadatan plankton diukur dengan menggunakan mikroskop binokuler. Sampel plankton dalam botol flakon diteteskan pada hemacytometer, kemudian dihitung jumlah jenis setiap selnya.

Plankton terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah plankton yang menyerupai tumbuhan, sehingga mampu melakukan fotosintesis dan merupakan pensuplai utama oksigen terlarut di perairan, sedangkan zooplakton meskipun sebagai pemanfaat langsung fitoplankton, merupakan produsen sekunder perairan.

Definisi dan Pengertian zooplankton yang diberikan oleh Nybakken adalah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton merupakan tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting dan sebagainya.

Zooplankton merupakan sumber makanan penting bagi nekton pada tingkat juvenil. Beberapa jenis nekton perairan telah berkembang biak dan membesarkan anak-anaknya di hutan mangrove. Semakin besar densitas zooplankton, maka semakin besar pula nekton.


Artikel Terkait :


EKOSISTEM BINAAN ATAU EKOSISTEM BUATAN


Ekosistem binaan atau ekosistem buatan adalah ekosistem yang dibuat dan direkayasa oleh manusia. Ekosistem buatan atau binaan merupakan lingkungan yang diciptakan manusia untuk berbagai keperluan. Manusia harus terus-menerus mengelola dan mengembangkan lingkungan tersebut sesuai dengan kebutuhan. Contoh lingkungan binaan itu adalah lingkungan pemukiman, pertanian, perkotaan, perkebunan, tambak, bedungan, hutan tanaman industri.

Terhadap lingkungan binaan tersebut, manusia senantiasa berupaya mengaturnya. Interaksi alami hampir terkendali. Di dalam ekosistem pertanian, misalnya, serangga yang memakan tanaman dikendalikan dengan memberantasnya dengan menggunakan insektisida. Di daerah perkotaan jarang terdapat tumbuhan (produsen). Tumbuhan didominasi oleh tanaman hijau di sepanjang jalan, di taman atau di halaman. Kurangnya tumbuhan hijau di perkotaan mengakibatkan udara kota terasa pengap, kering, dan suhu udara meningkat.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran lingkungan, kota-kota banyak dijadikan sasaran penghijauan. Anjuran untuk memelihara tanaman dan menanam bunga merupakan anjuran yang patut dilaksanakan. Taman-taman kota tidak boleh diganggu, sebaliknya harus dirawat dan dilestarikan. Selain berfungsi estetika atau untuk keindahan, taman kota juga berfungsi ekologis. Misalnya, sebagai pengatur suhu, mengurangi pencemaran udara, dan menyediakan habitat berbagai berung dan serangga. Taman kota juga berfungsi sebagai daerah resapan. Karena tanah di perkotaan dibeton atau diaspal, air hujan tidak dapat meresap kedalam tanah. Adanya taman kota membantu peresapan air kedalam tanah sesuai dengan daur air alami yang seharusnya berlangsung.

Mengingat fungsinya yang penting. Seharusnya setiap kota memiliki taman kota, tanah terbuka hijau, serta wilayah penghijauan kota dekat pemukiman padat. Tidak semua tanah digunakan untuk pembangunan gedung dan perumahan, tetapi disisakan untuk memberi kemungkinan berlangsungnya fungsi lingkungan.

Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, di setiap pemukiman hendaknya dibangun kolam pengolah limba rumah tangga. Limbah cair dari rumah tangga dialirkan ke kolam pengolahan, sebelum air yang bersih dialirkan ke got-got dan akhirnya ke sungai. Pengembangan pemukiman (developer) perlu menyediakan sarana pengolahan limbah seperti ini. Pemerintah perlu mensyaratkan diadakannya pengolahan limbah, disamping sarana-sarana hidup lain seperti penyediaan air bersih, WC, taman, tempat bermain anak-anak, dan listrik kepada pengembang pemukiman untuk menunjang pembangunan berkelanjutan. Penyediaan saran peduli lingkungan seharusnya digalakkan.

Di Australia, di atap rumah penduduk sering wadah-wadah berisi makanan burung dan binatang liar lainnya. Burung-burung berterbangan bebas di taman-taman kota. Oleh karena di habitat buatan itu makanan alami sulit diperoleh, penduduk yang peduli lingkungan menyediakan makanan untuk hewan-hewan liar.

Di Lingkungan kita, Burung jalak, larwo, prenjak, yang dulu sering bertengger di pepohonan kini sudah tidak terdengar kicauannya yang merdu. Mereka justru diburu, ditangkap, kemudian dijual dengan harga murah. Ada pula yang memburunya, kemudian dibunuh tanpa peduli terhadap lingkungannya. Jika hewan-hewan itu ditangkap dan dipelihara, umumnya hewan-hewan itu mati karena stres atau karena lingkungannya yang tidak cocok. Maka sekarang sudah saatnya kepeduliaan dan kesadaran lingkungan masyarakat ditingkatkan untuk tidak memburu binatang. Bahkan penduduk perlu dibiasakan untuk menyediakan makanan untik hewan-hewan liar, seperti burung, karena habitat mereka sudah kita ubah untuk kepentingan manusia.

Artikel Terkait :





EKOSISTEM LAUT


Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai laut yang luas, dengan potensi sumberdaya alam yang besar di dalamnya. Ekosistem Laut merupakan ekosistem yang letaknya di laut maupun pesisir pantai. Ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.

1) Ekosistem Laut Dalam

Bila kita melihat laut yang warnanya biru tua, tentu kita mengetahuinya sebagai laut yang sangat dalam. Laut yang dalam sangat gelap tidak ada cahaya matahari. Cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30 meter. Lebih dalam dari itu cahaya matahari tidak dapat menembusnya. Di laut dalam cahaya matahari tidak dapat menembus atau tidak sampai ke dasar laut. Daerah ini disebut daerah afotik.

Ini berarti bahwa di laut tidak terjadi fotosintesis. Kadar oksigennya juga rendah. Di daerah demikian itu tidak terdapat produser yang fotoautotrof. Yang terdapat hanyalah organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organik dari lapisan diatasnya. Jadi, di laut dalam terdapat detritivor dan scavanger. Keanekaragaman hayatinya rendah. Jika tidak ada arus laut yang “mengaduk”, daur mater di dalam laut dalam merupakan daur yang terputus. Semua makanan yang masuk ke laut dalam akhirnya diurai dan diendapkan di dasar laut, jadi, dilaut dalam terdapat zat-zat organik yang lebih kaya dibandingkan dengan di laut dangkal.

2) Ekosistem Laut Dangkal

Sedangkan di pesisir pantai kita dapat menikmati keindahan alam yang ada, serta dapat berrekreasi dengan wisata pantai, seperti berenang, berperahu, memancing dan aktivitas lainnya. Daerah ini merupakan daerah laut yang dangkal, banyak aktivitas di dalamnya. Laut dangkal merupakan daerah fotik, yang berarti daerah yang dapat dicapai oleh cahaya matahari. Di daerah ini berlangsung proses fotosintesis. Produser yang berperan adalah fitoplankton dan gangang laut mikroskopis. Kadar oksigen di daerah ini lebih tinggi dari pada di daerah afotik di laut dalam. Oleh sebab itu, daerah yang demikian memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Contoh ekosistem laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur.



a) Ekosistem Terumbu Karang

Di dalam ekosistem ini banyak ditemukan cangkang coelenterata yang telah mati yang menyusun batu karang. Cangkang yang mati beserta hewan-hewan air selurunya disebut sebagai terumbu karang. Syarat hidup binatang karang adalah air lautnya jernih, arus dan gelombang kecil, serta lautnya dangkal. Didalamnya hidup berbagai macam biota laut seperti coelenterata, cacing, Mollusca (siput, kerang), Enchinodemata, Athropoda dan berbagai jenis ikan berwarna-warni. Bianatang-binatang tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Indonesia memiliki beberapa ekosistem terumbu karang, yang indah yang dijadikan objek wisata misalnya di pasir putih Jawa Timur, Bali, Bunaken dan Maluku. Pengambilan karang, dan binatang-binatang dari ekosistem ini dapat merusak ekosistem dan pada akhirnya akan menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati di dalamnya. Demikian pula, penangkapan ikan menggunakan aliran listrik atau racun ( tuba, potas) dapat merusakan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang terbentuk dalam waktu yang lama. Apbila punah, kita tidak akan dapat memunculkannya kembali. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestariannya.

b). Ekosistem Pantai Batu

Pantai terjal yang berdinding batu memiliki bongkahan-bongkahan batu yang membentuk ekosistem pantai batu. Pada ekosistem ini, lingkungan eksternalnya didominasi oleh batu, kerikil, atau kapur. Misalnya, ekosistem pantai batu yang terdapat di pantai selatan jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pantai barat Sumatra. Vegetasinya didomunasi oleh ganggang misalnya, Sargassum dan Eucheuma. Keanekaragamannya rendah.

c) Ekosistem Pantai Lumpur

Di dekat muara sungai banyak terdapat endapan lumpur yang menyusun ekosistem pantai lumpur. Ekosistem pantai lumpur banyak di jumpai di pantai utara Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan mangrove dan rumput laut. Ekosistem ini juga merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Di dalamnya hidup antara lain kepiting, udang, dan ikan glodok.




Artikel Terkait :

TIPE-TIPE EKOSISTEM | EKOSISTEM DARAT


Setiap ekosistem memiliki spesies dominan yang berbeda. Ekosistem pesisir memiliki spesies dominan yang berbeda dengan ekosistem hutan pegunungan. Biasanya ekosistem pesisir didominasi oleh vegetasi hutan pantai dan vegetasi hutan mangrove.

Macam spesies yang dominan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor biotik maupun faktor abiotik. Misalnya, jika yang dominan tumbuh Meranti maka akan tumbuh Hutan Meranti. Karena itu dapat kita temukan ekosistem tumbuhan dominan, misalnya ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan sagu, ekosistem alang-alang.

Kalau faktor abiotiknya yang didominasi oleh air, maka ekosistem perairan juga bermacam-macam. Ada ekosistem air tawar, ada ekosistem air laut, dan air payau. Dalam setiap ekosistem terdapat ciri-ciri komunitas yang menonjol.

Ada berbagai tipe ekosistem yang dapat dijumpai di permukaan bumi. Besaran luasnya ekosistem tidak dapat ditentukan secara pasti.

Berbagai ekosistem di bumi mengadakan interaksi berbentuk biosfer. Jadi biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh organisme, yang terdiri atas berbagai ekosistem yang saling berinteraksi.

Biosfer dapat dipandang sebagai ekosistem yang sangat besar. Secara garis besar, Ekosistem dapat dibedakan menjadi Ekosistem Darat, Ekosistem Air dan Ekosistem Buatan (Binaan) dan dapat dijelaskan sebagai berikut :


EKOSISTEM DARAT


Ekosistem darat adalah ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya didominasi oleh daratan. Ekosistem dapat dibedakan menjadi ekosistem darat alami dan Ekosistem Suksesi :

Ekositem Darat Alami

Ekosistem darat alami adalah ekosistem yang tumbuh dan berkembang secara alami. Berdasarkan topografinya ekosistem darat alami di Indonesia dapat dibedakan menjadi Ekosistem vegetasi pamah, ekosistem vegetasi pegunungan, dan ekosistem vegetasi munson

1) Ekosistem Vegetasi Pamah,

Ekosistem ini membentang dari ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Vegetasi berupa hutan belukar. Sebagian besar hutan di Indonesia tergolong ekosistem vegetasi pamah. Vegetasi yang terdapat dalam ekosistem ini terdiri dari vegetasi darat dan rawa.

Vegetasi rawa adalah vegetasi yang terdapat di daerah yang berawa, yang tergenang air. Vegetasi darat adalah vegetasi yang terdapat di darat yang tidak tergenang air. Yang tergolong ekosistem vegetasi rawa adalah ekosistem hutan mangrove di daerah pantai, ekosistem hutan rawa air tawar, dan ekosistem hutan tepi sungai.

Hutan mangrove yang terdapat di tepi pantai, yang air lautnya selalu tergenang saat air laut pasang naik. Luasnya mencapai 4.250.000 ha dan tersebar diseluruh kepulauan di Indonesia. Selain berfungsi untuk menjaga terjadinya abrasi (erosi air laut), hutan bakau memiliki fungsi ekologi yang sangat penting. Biasanya tumbuhan bakau menjadi sarang berbagai unggas atau tempat bertengger burung-burung yang sedang mengadakan migrasi. Kotoran burung yang jatuh ke dasar hutan menyuburkan air laut. Fitoplankton dan Zooplankton hidup subur di daerah hutan mangrove. Oleh karenanya, perairan di sekitar hutan mangrove memiliki banyak spesies organisme air, termasuk ikan. Keadaan yang demikian sangat menguntungkan para nelayan.

Di daerah pantai yang berbatasan dengan hutan mangrove terdapat ekosistem hutan rawa air tawar. Di Kalimantan banyak terdapat ekosistem ini karena genangan air tawar dapat mencapai daerah yang luas. Pohon-pohon memiliki akarr lutut atau akar tunjang. Hutan ini lebat dan pohon-pohonnya dapat mencapai ketinggian hingga 30 meter.

Ekosistem hutan tepi sungai banyak terdapat di sepanjang tepi sungai besar, misalnya banyak terdapat di tepi sungai-sungai Sumatra, Kalimantan, dan Irian Jaya. Pada musim penghujan sering digenangi air, dimusim kemarau kering. Karenanya disebut sebagai vegetasi rawa musiman. Vegetasinya berupa tumbuhan besar yang berkayu yang memiliki akar yang kuat.

2) Ekosistem Vegetasi Pegunungan

Ekosistem vegetasi pegunungan bermacam-macam tergantung pada ketinggiannya (elevasinya). Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi :

a) Vegetasi Hutan Pegunungan

Vegetasi hutan pegunungan terdapat pada ketinggian 1500- 3.300 meter diatas permukaan air laut. Cirinya, semakin tinggi elevasinya, semakin kecil dan pendek vegetasinya, dan semakin rendah keanekaragamannya. Misalnya ekosistem hutan pegunungan bawah pada elevasi 1000-2000 m dan ekosistem hutan pegunungan atas yang terdapat pada elevasi 2500-3300 m. Di dalam ekosistem hutan pegunungan atas yang lembab banyak dijumpai lumut, anggrek dan tumbuhan epifit.

b) Vegetasi Padang Rumput Pegunungan

Padang rumput pegunungan terdapat pada elevasi 3.200-3.600 m. Komunitasnya terdiri dari rumput yang dapat mencapai 1 m tingginya. Contohnya adalah padang rumput yang terdapat di pegunungan Irian Jaya.

c) Vegetasi Terbuka Lereng Berbatu

Vegetasinya berupa rumput, tumbuhan paku, dan semak tertentu. Ekosistem ini terdapat di lereng-lereng bukit batu kapur yang memiliki curah hujan sedikit tetapi lembab.

d) Vegetasi Rawa Gambut

Vegetasinya berupa perdu rawa gambut atau rumput yang menutupi tanah gambut. Misalnya terdapat di Irian Jaya pada ketinggian 3.300-4.000 m atau di Jawa pada ketinggian 2.000-3.500 m dari permukaan air laut.

(e) Vegetasi Danau

Vegetasi danau banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi. Di Indonesia banyak terdapat danau eutrofik, yakni danau yang kaya unsur hara dan ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan air. Jika tumbuhan air menutupi danau, maka kegiatan pernapasan di malam hari akan menghabiskan oksigen. Akibatnya banyak spesies ikan dan hewan air yang mati. Yang tertinggal adalah ikan dan hewan air yang tahan terhadap kekurangan oksigen. Contohnya adalah Danau Singkarak, dan Danau Meninjau.

(f) Vegetasi Alpin

Vegetasi ini dijumpai didaerah yang memiliki elevasi diatas 4.000 m. Vegetasinya rumput, lumut, dan lumut kerak.Podang lumut dikenal sebagaitundra. Pada elevasi 4.100-4.200 m vegetasinya berupa lumut dan lumut kerak. Pada elevasi 4.000-4.500 m vegetasinya berupa padang rumput yang lebat dan padat.

3) Ekosistem Vegetasi Munson

Vegetasi ini banyak dijumpai didaerah beriklim kering yang memiliki curah hujan sedikit. Daerahnya meliputi wilayah pada elevasi 0-800 m. Misalnya hutan munson yang terdapat di Jawa Timur bagian timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Irian Jaya. Ciri hutan munson adalah pohon-pohonnya rendah, banyak cabang dan batangnya tidak lurus. Contoh yang lain adalah savana. Vegetasinya berupa padang rumput yang diselingi semak belukar. Savana terdapat di Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur dan Irian Jaya.

Ekosistem Suksesi.

Ekosistem suksesi dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi sekunder. Ekosistem suksesi primer adalah ekosistem yang tumbuh pada permukaan yang terbuka. Jadi mula-mula vegetasinya kosong, hanya ada batuan, kemudian terjadi suksesi dan tumbuh ekosistem baru. Contohnya pada suksesi yang terjadi di krakatau. Ekosistem suksesi sekunder adalah ekosistem yang tumbuh akibat ekosistem alami rusak. Jadi ekosistem sekunder tidak dimulai dari kondisi yang kosong. Misalnya jika hutan terbakar, akan muncul hutan belantara lagi setelah mengalami suksesi sekunder.

Selanjutnya :




ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer