Showing posts with label klasifikasi jenis plankton. Show all posts
Showing posts with label klasifikasi jenis plankton. Show all posts

PENGERTIAN DAN DEFINISI NEKTON


Pengertian dan Definisi dari Nekton adalah organisme-organisme bergerak yang terdapat pada perairan, baik itu air tawar maupun air laut. Nekton merupakan organisme perairan makroskopis yang hidupnya melayang di perairan. Arti dari kata “nekton” dikemukakan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1890. Nekton berasal dari kata Bahasa Yunani yang berarti berenang. Ilmu yang mempelajari nekton disebut Nektologi, Sedangkan orang yang mempelajari ilmu tentang nekton disebut nektologis.

Pengertian dari nekton bahari adalah hewan-hewan nektonic yang tersebar di zona epipelagik pada laut terbuka. Nekton bahari merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

Beberapa jenis nekton yang dominan di perairan mangrove adalah jenis ikan blodok (Periopthalmus, sp), Bandeng (Canos-canos), Belanak (Mugil,sp), Kepiting bakau (Crustacea), Udang windu (Penaus monodon), Ular bakau (Boiga dendrophylla) dan beberapa jenis keong (Uca, sp). Untuk mengetahui kepadatan nekton di perairan mangrove, pengambilan nekton dilakukan dengan jaring atau wuwu, yaitu alat penangkap ikan berbentuk silindris sepanjang 1 meter dan luas sekitar 1,5 m3 dilengkapi pintu yang berfungsi sebagai penjerap (bisa masuk tetapi sulit untuk keluar). Kepadatan nekton adalah jumlah nekton persatuan luas wuwu. Indikator stabilitas ekosistem mangrove salah satunya adalah hadirnya jenis-jenis nekton. Oleh sebab itu perlu diketahui nilai keanekaragaman jenis. Formula yang digunakan untuk menghitung keanekaragaman jenis nekton sama dengan formula keanekaragaman jenis plankton, yaitu formula dari Simpson.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS NEKTON


Nekton sebagai mahkluk makroskopik di perairan baik di air tawar maupun air laut, jenis-jenisnya dapat diklasifikasikan untuk mempermudah pengenalannya. Untuk nekton laut, secara umum dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas :

  1. Kelas Vertebrata, merupakan nekton bertulang belakang, jumlahnya besar, nekton-nekton tersebut mempunyai tulang keras dan tulang rawan.
  2. Kelas Moluska, merupakan nekton lunak seperti gurita, cumi-cumi dan kerang.
  3. Kelas Crustacea, adalah nekton yang mempunyai cangkang atau kulitnya keras, contohnya lobster dan kepiting.

Nekton seperti ikan yang berkelompok dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan yaitu Golongan Holoepipelagik dan Golongan Meroepilagik. Penjelasan klasifikasi jenis mengenai Kelompok Holoepipelagik dan Meroepilagik dapat dilihat dibawah ini :

  • Golongan Holoepipelagik

Holoepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu (cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.

  • Golongan Meroepilagik

Meroepipelagik adalah golongan ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :

  1. Kelompok Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelompok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai.
  2. Kelompok Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
  3. Kelompok Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON


Plankton merupakan mahluk tumbuhan atau hewan berukuran kecil yang hidupnya melayang-layang di dalam air dan selalu terbawa hanyut oleh arus. Pengertian dan definisi dari Plankton dikemukakan oleh Victor Hensen pada tahun 1887. Plankton merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani, “planktos” yang artinya "hanyut" atau "mengembara". Istilah dan Pengertian ini diberikan kepada jenis mahluk hidup tersebut karena selalu terbawa oleh pergerakan arus. Plankton tidak mempunyai kemampuan untuk berenang seperti "Nekton" yang aktif berenang bebas, misalnya ikan, udang, cumi-cumi, paus. Plankton adalah organisme atau jasad renik yang hidup bebas di perairan, seperti perairan tawar, payau, maupun laut.

Plankton terdiri dari mahluk hidup yang hidupnya sebagai hewan (Zooplankton) dan sebagai tumbuhan (Fitoplankton) yang dapat berfotosintesis sehingga berperan sebagai produsen. Plankton yang terdiri dari bermacam-macam jenis dapat diklasifikasikan menurut kategori seperti :

  1. fungsi,
  2. ukuran,
  3. daur hidup,
  4. sifat sebaran.

Sesuai penggolongan tersebut di atas maka dapat dibedakan jenis-jenis plankton, sehingga mempermudah dalam pengenalannya. Plankton merupakan organisme mikroskopik yang berada dalam air dan untuk melihatnya diperlukan mikroskop karena ukurannya yang kecil.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT FUNGSI

Gambar. Fitoplankton

Menurut fungsinya plankton dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu

  • fitoplankton,
  • zooplankton,
  • bakterioplankton, dan
  • virioplankton.

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut fungsinya dapat dilihat dibawah ini :

a. Fitoplankton

Fitoplankton disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.

Meskipun ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air laut.

Fitoplankton mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer.

Bahan organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan. Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung atau tidak langsung melalui rantai makanan.

b. Zooplankton

Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.

Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.

Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.

c. Bakterioplankton

Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.

d. Virioplankton

Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil (kurang dari 0,2 um) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT UKURAN


Menurut ukurannya plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Netplankton (Plankton Jaring)
  • Nanoplankton
  • Ultrananoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut ukurannya dapat dilihat dibawah ini :

  1. Netplankton (Plankton jaring): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
  2. Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;
  3. Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.


Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT DAUR HIDUP


Menurut daur hidup plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Holoplankton
  • Meroplankton
  • Tikoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut daur hidup dapat dilihat dibawah ini :

a. Holoplankton

Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton termasuk juga umumnya adalah holoplankton.

b. Meroplankton

Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.

Pada umumnya ikan menjalai hidupnya sebagai plankton ketika masih dalam tahap telur dan larva kemudian menjadi nekton sstelah dapat berenang bebas. Kerang dan karang adalah contoh hewan yang pada awalnya hidup sebagai plankton pada tahap telur hingga larva, yang selanjutnya akan menjalani hidupnya sebagai bentos yang hidup melekat atau manancap didasar laut.

Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai perkembangan larva yang bertingkat – tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa. Pengetahuan mengenai meroplankton ini menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan upaya buidaya udang, crustacea, mollusca, dan ikan.

c. Tikoplankton

Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT SEBARAN HORISONTAL


Menurut sebaran horisontal plankton dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu

  • Plankton Neritik
  • Plankton Oseanik

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran horisontal dapat dilihat dibawah ini :

Plankton terdapat di lingkungan air tawar hingga tengah samudra. Dari perairan tropis hingga ke perairan kutub. Boleh dikatakan tak ada permukaan laut yang tidak dihuni oleh plankton. Berdasarkan sebaran horizontalnya, plankton dibagi menjadi:

a. Plankton Neritik

Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.

b. Plankton Oseanik

Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.

Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.



Artikel Terkait :

KLASIFIKASI JENIS PLANKTON MENURUT SEBARAN VERTIKAL


Plankton yang hidup di laut mulai dari lapisan tipis di permukaan sampai pada kedalaman yang sangat dalam. Menurut sebaran vertikal plankton dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu

  • Epiplankton
  • Mesoplankton
  • Hipoplankton

Penjelasan klasifikasi jenis plankton menurut sebaran vertikal dapat dilihat dibawah ini :

a. Epiplankton

Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epilankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston. Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium (Gambar 10.), yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai arti yang penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks.

Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.

b. Mesoplankton

Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton. Beberapa kopepod seperti Eucheuta marina tersebar secara vertikal sampai ke lapisan ini atau lebih dalam. Dari kelompok eufausid juga banyak yang terdapat di lapisan ini, misalnya Thysanopoda, Euphausia, Thysanoessa, Nematoscelis. Tetapi eufausid ini juga dapat melakukan migrasi vertikal sampai ke lapisan di atasnya.

c. Hipoplankton

Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.

Sebagai contoh, dari kelompok eufausid, Bentheuphausia ambylops dan Thysanopoda adalah jenis tipikal laut-dalam yang menghuni perairan pada kedalaman lebih dari 1500 m. Kelompok kaetognat Eukrohnia hamata, dan Eukrohnia bathypelagica termasuk yang hidup pada kedalaman lebih dari 1000 m.



Artikel Terkait :

EKOSISTEM AIR | Ekosistem Sungai dan Ekosistem Laut


Pengertian dan definisi dari Ekosistem Air adalah ekosistem yang faktor lingkungan eksternalnya didominasi oleh air sebagai habitat dari berbagai organisme air. Ekosistem air dapat dibedakan menjadi beberapa ekosistem yaitu :
a. Ekosistem Sungai (ekosistem air tawar)
Untuk dapat membedakan dengan ekosistem lainnya perlu diketahui Ciri-ciri ekosistem air tawar dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Salinitas (kadar garam) rendah, lebih rendah jika dibandingkan dengan sitoplasma
  2. Variasi suhu antara siang dan malam tidak terlalu besar
  3. Penetrasi (masuknya) cahaya matahari terbatas/kurang
  4. Ekosistem air tawar tetap dipengaruhin oleh iklim dan cuaca, meskipun pengaruh tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan ekosistem darat.
Berdasarkan gerak airnya, ekosistem air tawar dapat dibedakan menjadi ekosistem lentik dan lotik.
Ekosistem Lentik adalah ekosistem yang airnya tenang atau diam, misalnya danau, telaga dan rawa.
Ekosistem Lotik adalah ekosistem yang airnya bergerak mengalir, misalnya selokan, parit, atau sungai. Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi.
Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi, besarnya sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.
Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim. Di pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan suatu indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu sungai.
Sebagai suatu Ekosistem terbuka. Ekosistem lotik memperoleh kiriman bahan organik yang terbawa aliran air dari daerah hulu atau daratan misalnya, berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai. Meskipun dari ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan.
Sebagai ekosistem yang mobil, aliran air memudahkan terjadinya persentuhan antara permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem lotik terdapat jeram, riak-riak kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi (mengurangi) oksigen terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.
Indonesia merupakan negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau yang dikelilingi oleh lautan. Ekosistem laut Indonesia sangat menentukan iklim (suhu, kelembapan, angin), flora dan fauna serta kehidupan penduduk. Luas perairan laut di daerah pesisir dapat dilihat di bawah ini :
Laut :
  1. perairan teritorial (sampai batas 12 mil laut): 5,1 x 106 km2
  2. paparan benua (sampai kedalaman 200 m): 3,0 x 106 km2
  3. ekonomi ekslusif 200 mil : 2,7x 106 km2
Wilayah Pesisir :
  1. panjang pantai : 81 x 1012 km2
  2. hutan payau : 10 x 106 km2
  3. hutan bakau : 3,6 x 106 km2
  4. tambak : 183 x 1012 km2
Ekosistem Laut memiliki sifat khas yang tidak dimiliki oleh ekosistem lainnya. Sifat-sifat itu antara lain sebagai berikut :
  1. berkadar garam sekitar 0,3% yang mirip dengan kepekatan protoplasma
  2. terdapat kehidupan disemua kedalaman, kecuali di dasar laut yang sangat dalam
  3. ekosistem laut saling bersambungan, dan memiliki kemungkinan untuk bercampur karena adanya sirkulasi air laut
  4. rantai makanan relatif panjang dengan kata lain, disepanjang rantai makanan terjadi pemboroson energi.
Lautan Indonesia merupakan lautan tropik, dengan suhu di lapisan permukaan yang relatif tinggi yaitu 26-30 C, sementara di lapisan lebih dalam suhunya lebih rendah. Cahaya matahari menciptakan stratifikasi termal secara vertikal. Maksudnya, suhu air laut dipermukaan relatif tinggi dan semakin kedalam suhunya semakin rendah. Karena daerah permukaan air laut cukup menerima cahaya matahari sepanjang tahun, maka produktifitas produser (fitoplankton) cukup tinggi. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi, yang mengakibatkan lapisan pemukaan laut memiliki kadar garam rendah, berkisar antara 27 – 33 %o, sedangkan di bagian lebih dalam kadar garamnya lebih tinggi. Ekosistem laut lebih stabil terhadap pengaruh musim dibandingkan ekosistem darat.
Seperti halnya hutan tropik, lautan tropik, memiliki keanekaragaman yang tinggi, namun besarnya populasi masing-masing spesies rendah. Oleh karena itu, bentuk rantai makanan di perairan Indonesia menjadi kompleks. Hal ini berbeda dengan lautan subtropik yang memiliki keanakaragaman rendah tetapi jumlah populasi spesiesnya tinggi. Di daerah pantai di Indonesia berkembang komunitas hayati yang khas, misalnya terumbu karang, hutan payau (mangrove), dan rumput laut.
Di dalam ekosistem laut terdapat stratifikasi kedalaman akibat intensitas cahaya, suhu, kandungan mineral yang pada akhirnya menentukan keanekaragaman hayati yang ada didalamnya. Seolah-olah terdapat dua lapisan yang terpisah, yaitu lapisan atas dan lapisan bawah. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang dapat mencapainya, ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal. Selanjutnya >>>Ekosistem Laut <<<





Artikel Terkait :

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer