PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

Cahaya matahari sangat diperlukan oleh komunitas tumbuhan untuk proses fotosintesis, terutama energi dari cahaya tampak (400 – 700 nm) yang disebut Photosintetically Active Radiation (PAR). Itulah Pengaruh Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Tanaman.
Interaksi antara radiasi cahaya matahari dan tanaman hidup dapat dibagi atas tiga kategori yaitu efek termal, efek foto-energi, dan efek fotostimulus Pengaruh interaksi radiasi cahaya matahari terhadap tumbuhan terdiri atas tiga bagian (Ross 1975):
  1. Pengaruh termal radiasi hampir 70% diserap oleh tanaman dan diubah sebagai bahang dan energi untuk transpirasi serta untuk pertukaran panas dengan lingkungannya.
  2. Pengaruh fotosintesis karena hampir 28% dari energi yang ada diserap untuk fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
  3. Pengaruh fotomorfogenetik yaitu sebagai regulator dan pengendali proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Contoh dalam proses ini adalah untuk proses gerakan nastik, orientasi, pembentukan pigmen dan pembungaan.



Tiga aspek penting dari cahaya matahari yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah panjang gelombang (kualitas) cahaya, intensitas cahaya, dan lama penyinaran.

a. Kualitas Cahaya

Secara fisika, radiasi matahari merupakan gelombang- gelombang elektromagnetik dengan berbagai panjang gelombang. Tidak semua gelombang- gelombang tadi dapat menembus lapisan atas atmosfer untuk mencapai permukaan bumi. Umumnya kualitas cahaya tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga tidak selalu merupakan faktor ekologi yang penting.
Umumnya tumbuhan teradaptasi untuk mengelola cahaya dengan panjang gelombang antara 0,39 – 7,6 mikron. Klorofil yang berwarna hijau mengasorpsi cahaya merah dan biru, dengan demikian panjang gelombang itulah yang merupakan bagian dari spectrum cahaya yang sangat bermanfaat bagi fotosintesis.
Pada ekosistem daratan kualitas cahaya tidak mempunyai variasi yang berarti untuk mempengaruhi fotosintesis. Pada ekosistem perairan, cahaya merah dan biru diserap fitoplankton yang hidup di permukaan sehingga cahaya hijau akal lewat atau dipenetrasikan ke lapisan lebih bawah dan sangat sulit untuk diserap oleh fitoplankton.
Pengaruh dari cahaya ultraviolet terhadap tumbuhan masih belum jelas. Yang jelas cahaya ini dapat merusak atau membunuh bacteria dan mampu mempengaruhi perkembangan tumbuhan (menjadi terhambat), contohnya yaitu bentuk- bentuk daun yang roset, terhambatnya batang menjadi panjang.

b. Intensitas cahaya

Intensitas cahaya atau kandungan energi merupakan aspek cahaya terpenting sebagai faktor lingkungan, karena berperan sebagai tenaga pengendali utama dari ekosistem. Intensitas cahaya ini sangat bervariasi baik dalam ruang/ spasial maupun dalam waktu atau temporal.

Intensitas cahaya terbesar terjadi di daerah tropika, terutama daerah kering (zona arid), sedikit cahaya yang direfleksikan oleh awan. Di daerah garis lintang rendah, cahaya matahari menembus atmosfer dan membentuk sudut yang besar dengan permukaan bumi. Sehingga lapisan atmosfer yang tembus berada dalam ketebalan minimum.

Intensitas cahaya menurun secara cepat dengan naiknya garis lintang. Pada garis lintang yang tinggi matahari berada pada sudut yang rendah terhadap permukaan bumi dan permukaan atmosfer, dengan demikian sinar menembus lapisan atmosfer yang terpanjang ini akan mengakibatkan lebih banyak cahaya yang direfleksikan dan dihamburkan oleh lapisan awan dan pencemar di atmosfer (Sasmitamihardja, 1996).

Intensitas cahaya dalam suatu ekosistem adalah bervariasi. Kanopi suatu vegetasi akan menahan dann mengabsorpsi sejumlah cahaya sehingga ini akan menentukan jumlah cahaya yang mampu menembus dan merupakan sejumlah energi yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dasar. Intensitas cahaya yang berlebihan dapat berperan sebagai faktor pembatas. Cahaya yang kuat sekali dapat merusak enzim akibat foto- oksidasi, ini menganggu metabolisme organisme terutama kemampuan di dalam mensisntesis protein (Annonymous, 2008).


c. Lama Penyinaran

Adanya rotasi dan revolusi bumi dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun akan memberikan pengaruh yang beragam terhadap pertumbuhan tanaman. Posisi bumi terhadap matahari akan mempengaruhi lamanya periode siang dan malam di berbagai tempat di bumi. Lamanya periode penyinaran matahari (fotoperiode) dapat mempengaruhi terhadap lamanya fase-fase suatu perkembangan tanaman dengan bahan genetis tertentu.

Fase-fase perkembangan yang dapat dipengaruhi oleh fotoperiode diantaranya perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, dan fase berbunga (reproduktif). Lamanya penyinaran yang diterima tanaman memberikan tanggapan tertentu terhadap kegiatan fisiologis. Tanggapan itu disebut dengan fotoperiodisme. Fotoperiodisme adalah respon tanaman terhadap lama terang relatif dan lama gelap relatif.

Panjang hari berubah beraturan sepanjang tahun sesuai dengan deklinasi matahari dan berbeda pada setiap tempat menurut garis lintang. Pada daerah equator panjang hari sekitar 12 jam per harinya, semakin jauh dari equator panjang hari dapat lebih atau kurang sesuai dengan pergerakan matahari. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin lama tanaman mendapatkan pencahayaan matahari, semakin intensif proses fotosintesis, sehingga hasil akan tinggi. Akan tetapi fenomena ini tidak sepenuhnya benar karena beberapa tanaman memerlukan lama penyinaran yang berbeda untuk mendorong fase-fase perkembangannya.
Berdasarkan respon tanaman terhadap fotoperioda, tanaman dibagi atas tiga golongan yaitu :

1). Tanaman Hari Pendek (Short Day Plant)
Tanaman hari pendek adalah tanaman yang hanya dapat berbunga bila panjang hari kurang dari batas waktu kritisnya (panjang hari maksimum). Batas waktu kritis untuk tanaman hari pendek 11-15 jam. Tanaman hari pendek akan mengalami pertumbuhan vegetatif terus-menerus apabila panjang hari melewati nilai kritis, dan akan berbunga di hari pendek di akhir musim panas dan musim gugur. Tetapi tanaman hari pendek tidak akan berbunga di awal di hari pendek di awal musim semi, dan akan berbunga di hari pendek di akhir musim semi.

Hal ini dipengaruhi oleh suhu yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke fase perbungaan dan pertumbuhan vegetatif yang tersedia pada saat itu belum mencukupi untuk mengantarkan tanaman ke pembungaan. Tanaman yang peka terhadap fotoperiode, pembungaan dan pembentukan buahnya sangat ditentukan oleh panjang hari. Dengan perbedaan panjang hari 15 menit saja sudah berarti bagi terbentuknya bunga.

2). Tanaman Berhari Panjang (Long Day Plant)
Tanaman berhari panjang adalah tanaman yang menunjukkan respon berbunga lebih cepat bila panjang hari lebih panjang dari batas kritis tertentu (panjang hari minimum), atau disebut juga tanaman yang bermalam pendek. Batas waktu kritis untuk tanaman hari panjang 12-14 jam. Kombinasi suhu dan panjang hari yang mengontrol pertumbuhan vegetatif dan generatif pada beberapa jenis tanaman hari panjang sebenarnya dapat diciptakan dengan perlakuan-perlakuan terhadap tanaman. Misalnya penyinaran singkat di malam hari untuk memperpendek periode gelap.

3). Tanaman Berhari Netral (Neutral Day Plant)
Tanaman berhari netral (intermediete) adalah tanaman yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang hari. Tanaman intermediete dalam zona sedang bisa berbunga dalam beberapa bulan. Tetapi tanaman yang tumbuh di daerah tropik yang mengalami 12 jam siang dan 12 jam malam dapat berbunga terus menerus sepanjang tahun. Oleh karena itu tanaman yang tumbuh di daerah tropik pada umumnya adalah tanaman intermediete. Tanaman intermediete memerlukan pertumbuhan vegetatif tertentu sebagai tahap untuk menuju tahap pembungaan tanpa dipengaruhi oleh fotoperiode.


 
PENGARUH CAHAYA TERHADAP TANAMAN
 

DAMPAK NEGATIF KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Dampak negatif Kebakaran Hutan dan Lahan diantaranya adalah dampak negatif terhadap biofisik, dampak negatif terhadap sosial ekonomi dan dampak negatif terhadap lingkungan.


A. Dampak Negatif Terhadap Bio-Fisik

Dampak negatif dari kebakaran hutan dan lahan sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan. Kerusakan dapat berkisar dari gangguan luka-luka bakar pada pangkal batang pohon/tanaman sampai dengan hancurnya pepohonan/tanaman secara keseluruhan berikut vegetasi lainnya. Dengan hancurnya vegetasi, yang paling dikhawatirkan adalah hilangnya plasma nutfah (sumber daya genetik pembawa sifat keturunan) seiring dengan hancurnya vegetasi tersebut. Selain itu kebakaran dapat melemahkan daya tahan tegakan terhadap serangan hama dan penyakit. Batang pohon yang menderita luka bakar meskipun tidak mati, seringkali pada akhirnya terkena serangan penyakit/pembusukan atau menjadi merana.



Kebakaran hutan juga dapat menghilangkan dan mengurangi kepadatan tegakan dan merusak hijauan yang bermanfaat bagi hewan serta mengganggu habitat satwa liar. Rusaknya suatu generasi tegakan hutan oleh kebakaran, berarti hilangnya pengorbanan dan waktu yang diperlukan untuk mencapai taraf pembentukan tegakan tersebut.

Kebakaran hutan dan lahan dapat merusak sifat fisik tanah akibat hilangnya humus dan bahan-bahan organik tanah, dan pada gilirannya tanah menjadi terbuka terhadap pengaruh panas matahari dan aliran air permukaan. Tanah menjadi mudah tererosi, perkolasi dan tingkat air tanah menurun. Kebakaran yang berulang-ulang di kawasan yang sama dapat menghabiskan lapisan serasah dan mematikan mikroorganisme/jasad renik yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.



Dampak negatif lainnya dari kebakaran hutan adalah rusaknya permukaan tanah dan meningkatnya erosi. Kawasan yang terbakar di lereng-lereng di daerah hulu DAS cenderung menurunkan kapasitas penyimpanan air di daerah-daerah di bawahnya. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa penurunan mutu kawasan karena kebakaran yang berulang-ulang menyebabkan erosi tanah dan banjir, yang menimbulkan dampak lanjutan berupa pendangkalan terhadap saluran air, sungai, danau dan bendungan.


B. Dampak Negatif Terhadap Sosial Ekonomi

Perubahan bio-fisik terhadap sumber daya alam dan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan, mengakibatkan penurunan daya dukung dan produktivitas hutan dan lahan. Pada keadaan serupa ini akan menurunkan pendapatan masyarakat dan negara dari sektor kehutanan, pertanian, perindustrian, perdagangan, jasa wisata dan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungannya.


C. Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Di samping dapat menimbulkan kerugian material, kebakaran hutan dan lahan juga menimbulkan akumulasi asap yang besar. Kebakaran hutan dan lahan pada beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian dunia, karena adanya suatu kondisi cuaca tertentu yaitu asap dari kebakaran hutan dan lahan terperangkap di bawah suatu lapisan udara dingin atmosfir di atas wilayah Indonesia dan negara tetangga, menyebabkan penurunan visibilitas (daya tembus pandang) sehingga mengganggu kelancaran transportasi darat, laut dan udara.



Artikel Terkait :

PENGERTIAN METABOLISME

Pengertian dari Metabolisme adalah aktivitas biokimia yang terjadi di dalam mahluk hidup sampai ke dalam sel. Selama malam hari masukan energi berupa radiasi matahari tidak ada, tetapi penggunaan energi berjalan terus dan itu dilakukan oleh aktivitas biokimia atau metabolisme.

Energi yang hilang (dipergunakan dalam metabolisme) harus digantikan dengan jalan menarik energi kimia yang tersimpan dalam persediaan karbohidrat (CH2O) yang banyak dihasilkan dalam proses fotosintesis pada malam hari.

Secara umum, metabolisme dapat dibagi menjadi:
  • Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi
  • Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Katabolisme merupakan proses penguraian atau pemecahan senyawa organik kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Pada Proses katabolisme ini terjadi pelepasan energi yang merupakan hasil dari pemecahan senyawa-senyawa organik kompleks tersebut.

Pada makhluk hidup, proses katabolisme ini meliputi respirasi dan fermentasi.

Misalnya pengubahan karbohidrat menjadi CO2 dan H2O dalam proses respirasi. Proses ini menghasilkan energi bebas sehingga disebut reaksi eksergonik.

Respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu respirasi aerob dan anaerob.

Respirasi aerob terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
  • glikolisis merupakan proses yang mengubah glukosa menjadi asam piruvat,
  • siklus Krebs merupakan proses yang mengubah asam piruvat menjadi CO2 dan Adenosin trifosfat, ATP, dan
  • sistem transpor elektron.
Fermentasi atau respirasi anaerob merupakan pemecahan molekul tanpa bantuan oksigen bebas. Pada umumnya fermentasi dilakukan dengan bantuan mikroorganisme. Fermentasi terdiri dari tiga macam, yaitu fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat, dan fermentasi asam cuka.



Anabolisme merupakan proses pembentukan atau penyusunan atau sintesis senyawa organik sederhana menjadi senyawa makromolekul yang lebih kompleks. Jadi, proses dasarnya, Proses anabolisme merupakan kebalikan dari proses katabolisme. Makromolekul yang dimaksud misalnya komponen sel seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat. Oleh karena proses pembentukannya memerlukan energi bebas maka reaksinya disebut reaksi endergonik. Anabolisme dapat terjadi melalui proses fotosintesis dan kemosintesis.

Sintesis dari zat makanan memerlukan bahan dasar yaitu karbon dioksida, CO2, air, H2O, dan energi. Jika energinya berasal dari cahaya, prosesnya disebut sebagai fotosintesis, sedangkan, jika energinya berasal dari zat kimia, maka prosesnya disebut sebagai kemosintesis.

Proses Fotosintesis pada tumbuhan melibatkan dua tahapan, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Pada reaksi terang terjadi lintas elektron siklik atau lintas elektron nonsiklik. Hal ini tergantung pada panjang gelombang cahaya yang mengenai kloroplas.

Pada reaksi terang dihasilkan ATP dan Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate, NADPH, yang disertai dengan terjadi pemecahan air. Sedangkan Pada reaksi gelap akan terjadi pengikatan gas karbon dioksida yang disertai dengan dihasilkannya karbohidrat.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.

Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.

PENGERTIAN KOMPONEN ABIOTIK

Pengertian "ABIOTIK" berasal dari kata "A" dan "Biotik". Biotik sering diartikan dengan mahluk hidup sedangkan huruf "A" di depan Biotik, diartikan "TIDAK". Jadi secara harfiah Pengertian A-BIOTIK adalah SESUATU YANG TIDAK HIDUP. Namun komponen Abiotik adalah Komponen yang diperlukan Mahluk Hidup untuk Hidup.

Komponen Abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya.



Komponen a-biotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme. Komponen-komponen ABIOTIK adalah ::
  • Suhu atau Temperatur. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  • Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  • Cahaya Matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan.
  • Tanah. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  • Udara.Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya alam karena memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup.
  • Energi. Energi adalah kemampuan melakukan usaha atau kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan, misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan (seperti sinar matahari);

 
 Cahaya Matahari sebagai salah satu Komponen ABIOTIK

Artikel Terkait :

PENGERTIAN DAN DEFINISI KONSERVASI GEN

Pengertian dan definisi dari KONSERVASI GEN adalah Perlindungan dan pemeliharaan variasi genetik dari suatu spesies dalam rangka menjaga sumberdaya genetik untuk tujuan penelitian dan pemuliaan di masa depan.

Pengertian Konservasi Gen In Situ (In Situ Gene Conservation) adalah Perlindungan variasi genetik dari suatu spesies pada tapak atau lingkungan asa/aslinya, misalnya dengan membangun Hutan Lindung (Forest Reserves). Konservasi ini biasanya dilakukan dalam bentuk taman nasional atau wilayah yang dilindungi misalnya kawasan konservasi laut atau kawasan konservasi laut daerah. Pada  metode konservasi in  situ, spesies  target  dijaga  di  dalam  ekosistem  di  mana spesies  berada  secara  alami;  tataguna  lahan  terbatas  pada  kegiatan  yang  tidak memberikan  dampak  merugikan  pada  tujuan  konservasi  habitat;  dan  regenerasi spesies target tanpa manipulasi manusia.

http://irwanto.info/blok-khusus-pada-kphp-wae-bubi-seram-timur-provinsi-maluku/

Pengertian Konservasi Gen Ex Situ (Ex Situ Gene Conservation) adalah Perlindungan variasi genetik dari suatu spesies di luar tapak atau lingkungan asal/aslinya, misalnya pembangunan hutan tanaman (Plantations). Konservasi Gen Ex Situ merupakan    proses    melindungi    spesies    mahluk hidup    (langka)    dengan mengambilnya  dari  habitat  yang  tidak  aman  atau  terancam  dan menempatkannya di  bawah  perlindungan  manusia.  Secara  in  vivo  konservasi ex  situ dilakukan dengan  mempertahankan  hidup  populasi  aktif  di  luar  lingkungan  asal  spesies.

Sedangkan secara in vitro konservas ex situ dapat berupa konservasi semen, oosit, embrio  atau  sel somatik  dalam  nitrogen  cair.  Konservasi  jenis ex  situ ini  dapat dilakukan  di gene  bank atau kebun  raya.  Di  dalam gene  bank, koleksi  dapat disimpan  dalam  bentuk  benih,  jaringan  secara in  vitro, atau  dalam  bentuk  kalus yang belum terdeferensiasi dalam nitrogen cair.


Pengertian Konservasi secara sederhana adalah pelestarian atau perlindunganKata konservasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, Conservation (Inggris) yang artinya pelestarian atau perlindungan. Dalam ilmu lingkungan, Konservasi didefinisikan sebagai berikut :
  • Tindakan efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
  • Usaha perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
  • Kegiatan suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
  • Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.

Artikel Terkait :

PENGERTIAN dan DEFINISI EKOLOGI

Pengertian dan Definisi dari EKOLOGI adalah Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme-organisme dan lingkungannya.

Sedangkan Lingkungan sendiri mempunyai arti luas meliputi semua hal di luar organisme yang bersangkutan.

Tidak terbatas pada cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban dan topografi, tetapi juga seperti parasit, predator dan kompetitor. Dalam Wikipedia Online didefinisikan bahwa Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya.

Kata ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu
  1. Oikos, dan
  2. Logos.
Oikos mempunyai arti "Rumah Tangga atau Habitat" sedangkan Logos artinya "Ilmu". Secara sederhana Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Ernst Haeckel adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang ahli dalam bidang biologi dan evolusi. Ia adalah orang pertama yang menggunakan istilah oecology untuk menyebut kegiatan mempelajari organisme serta hubungan antara organisme dan dunia sekitarnya. Pada tahun 1893, ejaan ecology pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris seperti yang dikenal sekarang ini.

Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Para ahli ekologi atau yang sering disebut "EKOLOG" mempelajari :
  1. Perpindahan atau siklus energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
  2. Perkembangan dan perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda serta faktor-faktor yang menyebabkan perubahan itu.
  3. Hubungan atau interaksi antar spesies makhluk hidup dan mahluk hidup dengan lingkungannya.


Artikel Terkait :

BERBELANJA ONLINE DI SHOPIOUS AMAN DAN TERJAMIN

Siapa yang tak suka dengan aktifitas berbelanja. Semua orang baik tua, muda, wanita atau pria pasti suka dengan aktifitas yang satu ini. Berbelanja memang sebuah hal yang menyenangkan. Tak heran bila sebagian orang menjadikan belanja sebagai hoby atau gaya hidup mereka.

Untuk dikota-kota besar terutama di Jakarta, berbelanja adalah sebuah hal yang lumrah atau biasa. Hampir setiap akhir pekan tiap ruas jalan ibu kota yang bersinggungan dengan pusat perbelanjaan pastinya akan selalu ramai bahkan cenderung macet.

http://www.shopious.com


Kemacetan itulah yang terkadang membuat aktifitas belanja menjadi sebuah hal yang menjengkelkan. Bukanya senang tapi malah bête karena harus terjebak kemacetan hingga berjam-jam. Oleh karena itu saat ini belanja online menjadi naik pamor. Berbelanja secara onine dinilai mampu memberikan kepraktisan ataupun keefektifan tersendiri bagi para pelakunya.

Dengan berbelanja secara online pembeli tidak perlu lagi merasakan panas-panasan, hujan ataupun kemacetan. Hanya tinggal duduk didepan monitor kini seseorang dapat melakukan transaksi jual beli dari mana saja dan kapan saja.

Namun mencari toko online yang terpercaya nyatanya juga bukanlah hal yang mudah. Pembeli harus benar-benar cermat dalam memilih toko online sebelum melakukan transaksi. Salah satu toko online terpercaya di Indonesia saat ini adalah shopious.com.

Shopious.com merupakan Platform direktori toko online yang menawarkan jalan keluar untuk mereka para pelaku bisnis online yang memang gemar berjualan di social media. Berbeda dengan platform ecommerce lainnya yang ada, Shopious.com menawarkan layanan untuk mengiklankan produk para netizen ini, dan mendisplay produk-produk toko online mereka di website Shopious.com. Shopious bukan hanya diperuntukan untuk pemilik toko online di sosial media saja, bagi para pelaku start up yang baru membuka toko online juga dapat turut bergabung di platform tersebut. Tujuannya tentu untuk memperluas market share atau jangkauan pasar serta mempermudah mereka dalam memperkenalkan produk dan toko baru mereka.


http://www.shopious.com


Untuk menggunakan layanan dengan leluasa, Shopious menerapkan sistem registrasi berbayar. Selain itu tim shopious juga akan melakukan interview terlebih dahulu sebelum memasukan produk - produk penjual ke laman situs web mereka. Hal ini dilakukan untuk memverifikasi, melindungi pembeli dari tindak penipuan serta memastikan bahwa toko online yang bergabung di Shopious merupakan toko online yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga Shopious.com sendiri tidak ragu untuk menjamin bahwa toko online yang ada di situs mereka adalah toko online yang terpercaya, dengan kualitas produk yang baik serta terjamin.

Metode berbayar yang diterapkan oleh Shopious.com juga nampaknya tidak terlalu menjadi beban bagi para penjual. Karena jika si penjual memang serius dalam menggeluti dunia bisnis online, maka mengeluarkan uang dengan jumlah yang sedikit tidak akan ragu demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Selain itu, metode yang diterapkan oleh pihak Shopious juga terbukti mampu mengurangi oknum-oknum penipu, yang kerap kali berlenggang di platform gratisan. Hal tersebut dibuktikan dengan telah bergabungnya ribuan penjual toko online di platform tersebut dengan lebih dari 10.000 produk yang dipajang di Shopious.com.

PENGERTIAN DAN DEFINISI SALINITAS

Pengertian dan Definisi Salinitas adalah tingkat kadar garam terlarut dalam air atau tanah. Sedangkan Departemen Pertanian mendefinisikan SALINITAS adalah tingkat keracunan tanah yang disebabkan karena tingginya kadar garam terlarut dalam tanah yang dipengaruhi oleh pasang surut dan intrusi air laut. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan tanaman dapat berpengaruh secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsung terhadap petumbuhan tanaman diakibatkan oleh tingginya konsentrasi garam yang terdapat pada tanah terutama garam NaCl dan karena tingginya potensial osmotik larut tanah. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah karena pengaruh buruknya terhadap sifat fisika dan kimia tanah.




Conductivity meter

  
Salinometer

Refraktometer




Salinitas dapat diukur dengan mempergunakan berbagai macam alat, seperti Refraktometer dan Salinometer. Pengukuran konvensional dari salinitas tanah adalah dengan konduktifitas elektrik dari ekstrak jenuh. Nilai daya hantar listrik (DHL) mencerminkan kadar garam yang terlarut. Peningkatan konsentrasi garam yang terlarut akan menaikan nilai DHL larutan yang diukur menggunakan elektrode platina. Daya hantar listrik (DHL) ekstrak tanah dalam mili-mhos/cm pada 25 °C. Salinitas Tanah diukur pada lapisan tanah 30 cm teratas, atau air tanah yang ada pada kedalaman 30 cm.

Biasanya satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik-kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain. Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya,misalnya perairan darat, laut dan payau.

Klasifikasi Tingkatan Salinitas berdasarkan kandungan Garam Terlarut di dalam Air :
  • Air Tawar < 0,05 %
  • Air payau 0,05 - 3 %
  • Air saline 3 - 5 %
  • Brine >5 %
Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.

Tingkat Salinitas pada suatu kawasan menentukan dominansi makhluk hidup pada daerah tersebut. Suatu kawasan dengan salinitas tertentu didominasi oleh suatu spesies tertentu terkait dengan tingkat toleransi spesies tersebut terhadap salinitas yang ada. Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup tingkat tinggi yang terpengaruh oleh salinitas. Spesies tumbuhan yang toleran terhadap salinitas tinggi (> 5‰) adalah mangrove, yaitu antara lain Avicenia. Sedangkan tumbuhan yang beradaptasi pada salinitas 0,5-5‰ antara lain Pluchea indica dan Chatarantus sp.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES RESPIRASI

Secara sederhana respirasi dapat diartikan suatu proses pernafasan yang menghirup oksigen (02)  dari udara dan mengeluarkan karbondioksida (CO2)  ke udara. Sehingga respirasi adalah adalah proses yang berlawanan dengan fotosintesis.

Gambar. Proses Fotosintesis dan Respirasi pada Tumbuhan.

Respirasi pada tumbuhan adalah proses reaksi karbohidrat (CH2O) dengan oksigen (02) menghasilkan air (H2O) dan energi kimia, kemudian karbondioksida (CO2) dilepaskan ke udara.

Reaksi Kimia Respirasi

Dalam proses respirasi ada faktor-faktor yang mempengaruhinya dan faktor-faktor ini dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor Internal

Faktor internal dalam respirasi adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan sendiri, seperti :

a.       Jumlah plasma dalam sel.
Jaringan-jaringan meristematik (jaringan yang masih muda)  terdapat sel-sel yang masih penuh dengan plasma dengan viabilitas tinggi biasanya mempunyai kecepatan respirasi yang lebih besar daripada jaringan-jaringan yang lebih tua dengan jumlah plasmanya sudah lebih sedikit.

b.      Jumlah substrat respirasi dalam sel.
Jumlah substrat respirasi pada tumbuhan merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang sedikit akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Sebaliknya, tumbuhan dengan kandungan substrat yang banyak akan melakukan respirasi dengan laju yang tinggi. Substrat utama respirasi adalah karbohidrat.

c.        Umur dan tipe tumbuhan.
Tingkat respirasi yang terjadi pada tumbuhan muda akan lebih tinggi dari tumbuhan yang sudah dewasa atau lebih tua. Hal ini dikarenakan pada tumbuhan muda jaringannya juga masih muda dan sedang berkembang dengan baik. Umur tumbuhan juga akan memepengaruhi laju respirasi. Laju respirasi tinggi pada saat perkecambahan dan tetap tinggi pada fase pertumbuhan vegetatif awal (di mana laju pertumbuhan juga tinggi) dan kemudian akan menurun dengan bertambahnya umur tumbuhan.


Gambar. Proses Respirasi pada Tumbuhan.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal dalam respirasi merupakan faktor yang berasal dari luar sel atau lingkungan, yaitu:

a.       Suhu.
Secara umum pada batas-batas tertentu kenaikan suhu menyebabkan pula kenaikan laju respirasi. Kecepatan reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies tumbuhan. Namun, kenaikan suhu yang melebihi batas minimum kerja enzim, akan menurunkan laju respirasi karena enzim respirasi tidak dapat bekerja dengan baik pada suhu tertalu tinggi.
b.      Kandungan O2 udara.
Pengaruh kadar oksigen dalam atmosfer terhadap kecepatan respirasi akan berbeda-beda tergantung pada jaringan dan jenis tumbuhan, tetapi meskipun demikian makin tinggi kadar oksigen di atmosfer maka makin tinggi kecepatan respirasi tumbuhan.
c.       Kandungan CO2 udara.
Semakin tinggi konsentrasi karbondioksida diperkirakan dapat menghambat proses respirasi. Konsentrasi karbondioksida yang tinggi menyebabkan stomata menutup sehingga tidak terjadi pertukaran gas atau oksigen tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Pengaruh hambatan yang telah diamati pada respirasi daun mungkin disebabkan oleh hal ini.
d.      Kandungan air dalam jaringan.
Pada umumnya dengan naiknya kandungan air dalam jaringan kecepatan respirasi juga akan meningkat. Ini nampak jelas pada biji yang sedang berkecambah.
e.       Cahaya.
Cahaya akan mendorong laju respirasi pada jaringan tumbuhan yang berklorofil karena cahaya berpengaruh pada tersedianya substrat respirasi yang dihasilkan dari proses fotosintesis.
f.       Luka dan stimulus mekanik.
Luka atau kerusakan jaringan (stimulus mekanik) pada jaringan daun menyebabkan laju respirasi naik untuk sementara waktu, biasanya beberapa menit hingga satu jam. Luka memicu respirasi tinggi karena tiga hal, yaitu:
1)      oksidasi senyawa fenol terjadi dengan cepat karena pemisahan antara substrat dan oksidasenya dirusak;
2)      proses glikolisis yang normal dan katabolisme oksidatif meningkat karena hancurnya sel atau sel-sel sehingga menambah mudahnya substrat dicapai enzim respirasi;
3)      akibat luka biasanya sel-sel tertentu kembali ke keadaan meristematis diikuti pembentukan kalus dan penyembuhan atau perbaikan luka.
g.      Garam-garam mineral.
Bila terjadi penyerapan garam-garam mineral dari dalam tanah, maka laju respirasi akan meningkat. Hal ini dikaitkan dengan energi yang diperlukan pada saat garam/ion diserap dan diangkut. Keperluan energi itu dipenuhi dengan menaikkan laju respirasi. Fenomena ini dikenal dengan respirasi garam.




ARTIKEL TERKAIT :

FRAGMENTASI HUTAN

Fragmentasi hutan terjadi karena hutan yang luas dan menyambung terpecah menjadi blok blok lebih kecil akibat pembangunan jalan pertanian urbanisasi atau pembangunan lain. Akibatnya mengurangi fungsi hutan sebagai habitat berbagai spesies tumbuhan dan satwa liar. 

Fragmentasi juga mempengaruhi struktur temperatur kelembaban dan pencahayaan yang akan mengganggu satwa hutan yang adaptasinya telah terbentuk selama ribuan tahun.  Definisi dari fragmentasi adalah pemecahan habitat organisme menjadi kantong kantong (patches) habitat yang membuat organisme kesulitan melakukan pergerakan dari kantong habitat yang satu ke yang lainnya. Fragmentasi dapat disebabkan oleh penghilangan vegetasi pada areal yang luas atau oleh jalan yang memisahkan habitat bahkan oleh jaringan kabel listrik.


Fragmentasi adalah proses pemecahan suatu habitat, ekosistem atau tipe land use menjadi bidang bidang lahan yang lebih kecil dan fragmentasi juga merupakan sebuah hasil dimana proses fragmentasi mengubah attribut attribut habitat dan karakteristik suatu landscape yang ada. 

Fragmentasi habitat mengubah konfigurasi spasial suatu kantong habitat (habitat patches) besar dan menciptakan isolasi atau perenggangan hubungan antara kantong kantong (patches) habitat asli karena terselingi oleh mosaik yang luas atau tipe habitat lain yang tidak sesuai bagi spesies yang ada.

Sedangkan Pengertian dan Definisi Fragmentasi Habitat menurut Wikipedia adalah suatu proses perubahan lingkungan yang berperan penting dalam evolusi dan biologi konservasi. Seperti yang tersirat pada istilah ini, ia mendeskripsikan kemunculan fragmentasi lingkungan pada habitat suatu organisme.

Fragmentasi habitat dapat terjadi oleh proses-proses geologis secara perlahan mengubah tata letak lingkungan maupun oleh aktivitas manusia yang dapat mengubah lingkungan secara cepat. Proses fragmentasi habitat secara alami diduga merupakan salah satu sebab utama spesiasi, sedangkan proses fragmentasi habitat oleh manusia menyebabkan kepunahan banyak spesies.

Pustaka:
Hendra Gunawan dan  Lilik Budi Prasetyo. 2013. Fragmentasi Hutan. Teori yang mendasari penataan ruang hutan menuju pembangunan berkelanjutan.

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer