Showing posts with label Penyebab Kebakaran Hutan. Show all posts
Showing posts with label Penyebab Kebakaran Hutan. Show all posts

DAMPAK NEGATIF KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Dampak negatif Kebakaran Hutan dan Lahan diantaranya adalah dampak negatif terhadap biofisik, dampak negatif terhadap sosial ekonomi dan dampak negatif terhadap lingkungan.


A. Dampak Negatif Terhadap Bio-Fisik

Dampak negatif dari kebakaran hutan dan lahan sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan. Kerusakan dapat berkisar dari gangguan luka-luka bakar pada pangkal batang pohon/tanaman sampai dengan hancurnya pepohonan/tanaman secara keseluruhan berikut vegetasi lainnya. Dengan hancurnya vegetasi, yang paling dikhawatirkan adalah hilangnya plasma nutfah (sumber daya genetik pembawa sifat keturunan) seiring dengan hancurnya vegetasi tersebut. Selain itu kebakaran dapat melemahkan daya tahan tegakan terhadap serangan hama dan penyakit. Batang pohon yang menderita luka bakar meskipun tidak mati, seringkali pada akhirnya terkena serangan penyakit/pembusukan atau menjadi merana.



Kebakaran hutan juga dapat menghilangkan dan mengurangi kepadatan tegakan dan merusak hijauan yang bermanfaat bagi hewan serta mengganggu habitat satwa liar. Rusaknya suatu generasi tegakan hutan oleh kebakaran, berarti hilangnya pengorbanan dan waktu yang diperlukan untuk mencapai taraf pembentukan tegakan tersebut.

Kebakaran hutan dan lahan dapat merusak sifat fisik tanah akibat hilangnya humus dan bahan-bahan organik tanah, dan pada gilirannya tanah menjadi terbuka terhadap pengaruh panas matahari dan aliran air permukaan. Tanah menjadi mudah tererosi, perkolasi dan tingkat air tanah menurun. Kebakaran yang berulang-ulang di kawasan yang sama dapat menghabiskan lapisan serasah dan mematikan mikroorganisme/jasad renik yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.



Dampak negatif lainnya dari kebakaran hutan adalah rusaknya permukaan tanah dan meningkatnya erosi. Kawasan yang terbakar di lereng-lereng di daerah hulu DAS cenderung menurunkan kapasitas penyimpanan air di daerah-daerah di bawahnya. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa penurunan mutu kawasan karena kebakaran yang berulang-ulang menyebabkan erosi tanah dan banjir, yang menimbulkan dampak lanjutan berupa pendangkalan terhadap saluran air, sungai, danau dan bendungan.


B. Dampak Negatif Terhadap Sosial Ekonomi

Perubahan bio-fisik terhadap sumber daya alam dan lingkungan akibat kebakaran hutan dan lahan, mengakibatkan penurunan daya dukung dan produktivitas hutan dan lahan. Pada keadaan serupa ini akan menurunkan pendapatan masyarakat dan negara dari sektor kehutanan, pertanian, perindustrian, perdagangan, jasa wisata dan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungannya.


C. Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Di samping dapat menimbulkan kerugian material, kebakaran hutan dan lahan juga menimbulkan akumulasi asap yang besar. Kebakaran hutan dan lahan pada beberapa tahun terakhir telah menarik perhatian dunia, karena adanya suatu kondisi cuaca tertentu yaitu asap dari kebakaran hutan dan lahan terperangkap di bawah suatu lapisan udara dingin atmosfir di atas wilayah Indonesia dan negara tetangga, menyebabkan penurunan visibilitas (daya tembus pandang) sehingga mengganggu kelancaran transportasi darat, laut dan udara.



Artikel Terkait :

PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA


Banyak pembukaan lahan dengan cara membakar merupakan penyebab kebakaran hutan dan lahan. Tetapi bukan hanya itu penyebab kebakaran, masih banyak faktor penyebab lain yang membuat hutan dan lahan dapat terbakar. Penyebab kebakaran dapat disengaja atau pun yang tidak disengaja. Peran manusia sangat besar dalam mengelola lingkungan alam sekitarnya yang menciptakan penyebab kebakaran hutan.

Salah satu hal yang sering dipersalahkan adalah musim kemarau yang berkepanjangan akibat dampak dari El Nino sehingga lahan menjadi kering. Kondisi alam yang kering mempermudah perluasan kebakaran hutan dan lahan yang sangat cepat.

Pembukaan jalan melintasi hutan yang dibuat pemerintah maupun pengusaha swasta mempermudah akses ke menuju bagian-bagian hutan yang dulunya sulit dijangkau. Akses yang mudah ke dalam hutan memberi angin segar kepada perambah hutan membuka lahan baru untuk bertani dan berkebun. Cara tradisional membuka lahan dengan cara membakar akhirnya dilakukan oleh orang-orang tersebut.

Penebangan hutan untuk tujuan kayu industri kayu pertukangan atau dengan alasan pembukaan lahan perkebunan dilakukan oleh pengusaha bermodal besar baik legal maupun ilegal. Diikuti juga penebangan hutan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang mendesak.

Pemanfaatan dan konversi lahan hutan hujan tropis yang dulunya lembab, menjadi berkurang kelembabannya. Kemampuan menyimpan air hujan yang jatuh meresap ke dalam tanah juga berkurang akibat tingkat kerapatan pohon yang rendah. Bila pohon-pohon ditebang pada hutan bergambut, sinar matahari dapat masuk langsung ke lantai hutan. Semakin luas areal penebangan semakin besar rumpang yang tercipta. Lahan gambut menjadi kering dan merupakan bahan bakar yang memicu kebakaran hutan dan lahan. Hutan di Sumatera dan Kalimantan merupakan daerah-daerah yang sering terbakar setiap tahunnya.

Pertambahan jumlah penduduk yang pesat membuat masyarakat mencari dan membuka lahan-lahan pemukiman baru. Sasaran empuk adalah areal hutan yang belum didiami oleh orang. Persaingan antara masyarakat pendatang dan penduduk asli kadang menimbulkan kecemburuan sosial. Keberhasilan usaha dari masyarakat pendatang dalam mengolah lahan membuat penduduk asli merasa tersaingi. Tindakan-tindakan pembakaran lahan milik orang lain dapat terjadi karena rasa ketidakpuasan.

Itulah beberapa penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Usaha-usaha preventif perlu dilakukan daripada tindakan memadamkan kebakaran hutan dan lahan itu sendiri yang memakan biaya dan kerugian yang lebih besar. Tindakan pengendalian memerlukan campur tangan semua pihak untuk turut terlibat dalam mengatasi penyebab kebakaran hutan dan lahan.

KEBAKARAN HUTAN :: Penyebab Dampak dan Penanggulangan ::



Artikel kebakaran hutan ini menjelaskan bagaimana sebab kebakaran hutan bisa terjadi di suatu areal hutan. Pengertian tentang kebakaran hutan yang sering didengar sebenarnya mencakup kebakaran hutan dan kebakaran lahan. Kebakaran hutan bisa terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja. Persentase disengaja lebih besar sekitar 90% dibandingkan dengan yang tidak disengaja. Kebakaran yang disengaja merupakan akibat ulah manusia yang membakar dengan maksud tertentu, misalnya pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Selain itu kelalaian dari manusia seperti membuang puntung rokok, api dari kendaraan, perkemahan dan lainnya.

Kebakaran hutan yang tidak disengaja berawal dari musim panas yang berkepanjangan. Pada musim panas sumber-sumber air menjadi kering termasuk hutan terjadi kehilangan air karena proses evapotranspirasi. Batang, ranting, dan daun yang kering merupakan sumber bahan bakar yang potensial untuk terjadinya kebakaran hutan. Bila ada pemicu seperti terjadinya gesekan antara batang atau ranting pohon akan menimbulkan api, kemudian kebakaran akan menyebarluas dengan cepat. Hal ini menjadi lebih parah jika terjadi pada lahan-lahan gambut seperti beberapa daerah di Indonesia. Seperti Kebakaran hutan di Kalimantan yang mempunyai lahan gambut. Gambut merupakan batu bara muda sumber bahan bakar yang potensial bila terjadinya kebakaran hutan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebakaran hutan seperti :
  • Bahan bakar (ukuran, susunan, volume, jenis, kandungan air/kimia)
  • Cuaca (angin, suhu udara, curah hujan, tanah, kelembaban nisbi)
  • Waktu (21.00-06.00 lambat)
  • Topografi (kemiringan, arah lereng, medan)
  • Proses Kebakaran yang berperan didalamnya seperti : udara, bahan bakar dan panas (suhu tinggi) menimbulkan nyala Api menjalar
  • Penyebaran kebakaran dan panas yang terjadi melalui konduksi, radiasi, dan konveksi.
Dampak kebakaran hutan dan lahan dapat dikategorikan secara umum yaitu :
  1. Lingkungan fisik - tanah - air - iklim (udara)
  2. Lingkungan biotik - flora/fauna
  3. Sosial, ekonomi dan kesehatan
Untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan perlu dibuat strategi pencegahan seperti :
  • Membuat peta kerawanan kebakaran
  • Memantau (cuaca akumulasi bahan bakar) gejala rawan kebakaran
  • Regu pemadam
  • Menara pengawas
  • Jalur sekat bakar
  • Penyuluhan
  • Organisasi pemadam kebakaran hutan
  • Teknik pemadam kebakaran
  • Informasi (cuaca, tingkah laku api)
  • Observasi, tindakan aksi
Untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan memperhatikan situasi dan kondisi mempergunakan berbagai metode-metode seperti :
  • berdasar teknik (langsung/tak langsung)
  • berdasar besarnya api (kecil, sedang, besar)
  • berdasar lokasi (dataran kering, daerah gambut, tambang, dsb).

Artikel Terkait :

KEBAKARAN DI DALAM HUTAN


Kebanyakan ilmuwan menganggap kebakaran hutan merupakan proses alami penting. Meski pun api yang menimbulkan kebakaran dapat menyebabkan kerusakan hutan yang besar, tetapi juga menghasilkan manfaat secara ekologis. Keuntungan utama kebakaran adalah bahwa terjadi daur ulang nutrisi atau terjadinya siklus hara, zat yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Kebakaran juga membersihkan area hutan untuk memungkinkan pertumbuhan pohon baru. Untuk mengambil keuntungan dari manfaat tersebut, rimbawan mengizinkan beberapa jenis api untuk membakar. Kebakaran tersebut harus dikendalikan, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia, mahluk hidup lainnya dan bangunan.

Kebakaran lain, terutama yang membahayakan nyawa atau harta benda, yang disebut sebagai kebakaran hutan. Kebakaran hutan umumnya terjadi dengan cepat dan agresif. Sebagian besar disebabkan oleh manusia. Kemungkinan terjadinya disengaja. Sambaran petir juga menyebabkan beberapa kebakaran hutan. Selama musim kering, kebakaran dapat dengan mudah terjadi. Rimbawan dapat menutup hutan kepada masyarakat untuk mengurangi bahaya kebakaran. Rimbawan mungkin mengawasi kebakaran dari menara pengawas, atau patroli hutan dengan pesawat udara.

Untuk memadamkan api, petugas pemadam kebakaran harus menyingkirkan seresah yang menjadi bahan bakar terdiri dari daun yang gugur, ranting, dan bahan yang membusuk lainnya dari lantai hutan.

Artikel Terkait :

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer