Suksesi dalam Komunitas Hewan


Keanekaragaman jenis dalam suatu tipe fungsional mungkin mempertinggi efisiensi pemanfaatan sumberdaya hutan dan proses penyimpanan dalam ekosistem. Dengan berubahnya struktur ekosistem hutan yaitu akibat adanya perubahan komposisi jenis penyusun maka akan menimbulkan perubahan kondisi lingkungan, yang memungkinkan terjadinya perubahan komposisi komunitas hewan penyusun dalam habitat yang bersangkutan.

Suatu perubahan yang nyata adalah terhadap populasi hewan tanah yang berperan sebagai organisme pengurai (decomposer). Apabila kondisi tempat hidup semakin cocok maka reproduksi dan kehadiran jenis baru tentu akan terjadi. Sebagai contoh adalah jenis cacing tanah yang akan meningkat jumlahnya bila kelembaban tanah semakin tinggi. Perubahan kelembaban tanah terjadi bila tumbuhan penutup permukaan tanah juga semakin meningkat. Demikian juga untuk jenis hewan tanah lainnya.

Bila suatu ekosistem hutan mengalami gangguan yang drastic, misalnya pembukaan lahan yang menyebabkan cahaya matahari langsung menerpa permukaan tanah, maka suhu tanah akan meningkat dan semakin tinggi. Hal ini akan berakibat beberapa jenis hewan tanah tidak mampu beradaptasi dan mati. Akibatnya perubahan keanekaragaman hewan di dalam tanah akan berubah menjadi lebih sedikit. Hal ini tentunya akan sangat merugikan dalam proses pembangunan hutan selanjutnya, yaitu proses penguraian sisa-sisa bahan organis maupun guguran lain yang ada di lantai hutan. Dengan adanya populasi hewan tanah tentunya akan sangat membantu dalam menghancurkan seresah dll. menjadi bahan atau unsure kimia yang lebih tersedia bagi tumbuhan.

Tulisan-Tulisan Berkaitan :

  1. Definisi Suksesi
  2. Tahap-Tahap Suksesi
  3. Tipe-Tipe Suksesi
  4. Definisi Suksesi Primer
  5. Definisi Suksesi Sekunder
  6. Suksesi dalam Pengelolaan Hutan
  7. Suksesi dalam Komunitas Hewan
  8. Perkembangan Suksesional Ekosistem
  9. Suksesi Chronosequence dan Suksesi Toposequence
  10. Suksesi Siklis dan Suksesi Direksional (searah)
  11. Suksesi Progresif dan Suksesi Retrogresif
  12. Suksesi Autogenik dan Suksesi Allogenik.
  13. Tahap-tahap Perkembangan Suksesi Sekunder
  14. Suksesi Hutan Mangrove Pulau Marsegu
  15. Definisi Habitat
  16. Definisi Homoestatis
  17. Definisi Ekotipe
  18. Pengertian Ekosistem
  19. Pengertian Lingkungan
  20. Pencemaran Lingkungan
  21. Ekologi
  22. Ekologi Hutan
  23. Parasit
  24. Predator
  25. Pemangsaan
  26. Heterogenitas Ruang
  27. Persaingan
  28. Definisi dan Pengertian Hutan
  29. Klasifikasi Hutan menurut Jenis, Kerapatan dll
  30. Klasifikasi Pohon dalam Sebuah Hutan
  31. Definisi Pohon dan Pohon-Pohon Menakjubkan
  32. Gambar dan Bentuk Pohon Pohon
  33. Manfaat Hutan dalam Perdagangan Karbon
  34. Silvikultur Hutan Alam Tropika
  35. Jenis dan Tipe Hutan di Indonesia
  36. Tipe-tipe Hutan Tropika
  37. Struktur Hutan Hujan Tropika
  38. Faktor-Faktor yang Mengontrol Siklus Hara
  39. Faktor-Faktor Lingkungan dan Pembangunan Hutan
  40. Pengelolaan Hutan Tanaman
  41. Penentuan Kerapatan Tegakan
  42. Metode Penentuan Kerapatan Tegakan
  43. Ruang Tumbuh Kerapatan Tegakan Jarak Antar Pohon
  44. Metode Lain Pengukuran Kerapatan Tegakan
  45. Evaluasi Berbagai Metode Mengukur Kerapatan Tegakan
  46. Keuntungan dan Kerugian Sistem Tebang Habis
  47. Keuntungan dan Kerugian Sistem Tebang Pilih
  48. Proyek Pembuatan Hutan di Gurun Sahara


No comments:

ENDEMIK DAERAH

JURNAL PENELITIAN

Paling Populer