Showing posts with label hasil hutan kayu. Show all posts
Showing posts with label hasil hutan kayu. Show all posts

POTENSI, PENYEBARAN DAN TEMPAT TUMBUH GAHARU


Gaharu termasuk hasil hutan non kayu yang merupakan potensi alami Hutan Indonesia. Penyebaran pohon yang dapat menghasilkan gaharu di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Di Maluku, gaharu lebih banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dan Maluku Barat Daya. 

Gaharu adalah resin yang diperoleh dari hasil infeksi  mikroba pada pohon dari famili Thymeleacea, Leguminoceae dan Euforbiacea. Di Indonesia terdapat 16 jenis pohon yang dapat menghasilkan gaharu diantaranya 6 jenis tumbuh di wilayah  Maluku (Sumarna, 2002 dalam Manuhuwa, 2009).   Diantara 6 jenis tersebut, terdapat 3 (tiga) jenis yang berkualitas baik yaitu Aquilaria malaccensis, Aquilaria filarial dan Aetoxylon sympethallum.



Jenis yang  dikategorikan berkualitas tersebut menghasilkan resin  dengan aroma yang khas. Gaharu dimanfaatkan untuk industri wewangian dan obat-obatan.

Jenis pohon penghasil gaharu dapat tumbuh pada ketinggian 0-2400 m dpl,  beriklim panas dengan suhu 28°-34°C, kelembaban 60-80% dan curah hujan 1000-2000 mm/tahun, struktur dan tekstur tanah yang subur, sedang maupun ekstrim. Tanaman penghasil gaharu dapat tumbuh pada hutan rawa, hutan gambut, hutan dataran rendah dan hutan pegunungan dengan tesktur  tanah berpasir bahkan pada  celah-celah bebatuan.



Panen Gaharu

Pohon yang akan dipungut gaharunya ditandai oleh beberapa hal berikut ini,
  • Daun pada tajuk pohon menguning secara bertahap.
  • Daun yang menguning tersebut mulai rontok
  • Ranting kehilangan daun dan mulai mengering
  • Pertumbuhan pohon terhenti dan kulit batang mulai mengering dan kehilangan air
  • Ranting dan cabang mulai merangas dan mudah patah.
  • Kulit batang lebih mudah terkelupas dan pecah
  • Batang, cabang dan ranting berwarna putih serta berserat coklat kehitaman dengan teras kayu berwarna merah kecoklatan atau hitam bila kulitnya dikupas.
  • Bila dibakar, kulit kupasan mengeluarkan aroma harum yang khas.
Gaharu dipanen dengan cara mengerut bagian batang yang terinfeksi secara bertahap atau memotong seluruh bagian tanaman (akar, batang, cabang dan ranting) dengan cara ditebang dan akarnya digali. Bagian pohon yang dipanen, dicacah dan diseleksi berdasarkan warna dan kualitas. (Manuhuwa, 2009).

Artikel Terkait :

JUAL BIBIT GAHARU

JUAL BIBIT GAHARU

PENGERTIAN DAN DEFINISI HASIL HUTAN BUKAN KAYU


Pengertian dan Definisi Hasil Hutan Bukan Kayu atau Hasil Hutan Non Kayu Menurut Badan Pangan Dunia (FAO), adalah hasil-hasil biologi selain kayu yang diperoleh dari hutan. Terdapat banyak istilah yang dipakai seperti hasil hutan ikutan, hasil hutan sekunder, hasil hutan special, dll. Beberapa contoh yang dimaksudkan dengan hasil hutan bukan kayu adalah hasil-hasil yang dapat dimakan (seperti kacang-kacangan, jamur, buah, herba, bumbu dan rempah-rempah, tanaman beraroma, dan satwa), serat (yang digunakan untuk konstruksi, mebel, pakaian dan perkakas), damar, resin, serta hasil tanaman dan binatang yang digunakan untuk obat, kosmetik dan kepentingan budaya.

Hasil hutan bukan kayu telah lama diketahui menjadi komponen penting dari kehidupan masyarakat sekitar hutan. Bagi sebagian besar penduduk, hasil hutan bukan kayu merupakan salah satu sumber daya penting dibandingkan kayu. Beberapa juta rumahtangga didunia ini, menggantungkan hidupnya terutama pada hasil hutan bukan kayu sebagai kebutuhan sampingan (subsisten) dan atau sebagai sumber pendapatan utama. FAO menaksir 80% penduduk Negara berkembang memanfaatkan hasil hutan bukan kayu untuk kesehatan dan sumber nutrisi dan satu satunya sumber bagi perempuan rumah tangga miskin untuk dijadikan uang dan manfaat langsung dari hasil hutan bukan kayu.

    Artikel Terkait :

      PENGERTIAN DAN DEFINISI HASIL HUTAN


      Pengertian dan definisi Hasil Hutan adalah semua benda hayati yang berasal dari hutan disebut hasil hutan. Benda hanyati itu dapat berupa nabati atau hewani. Pengertian ini merupakan pengertian secara luas, sedangkan pengertiannya secara sempit adalah yang berupa nabati saja. Hasil hutan nabati dapat dibagi lagi menjadi kayu dan bukan kayu (non kayu).

      Selain itu hutan juga menghasilkan produk-produk lain seperti jasa lingkungan. Hutan dikenal sebagai penghasil oksigen yang memberi kehidupan bagi mahluk hidup di bumi, sehingga sering disebut paru-paru dunia. Hasil yang tidak langsung dari hutan yang memberi manfaat seperti
      • Pengatur sistem tata air (debit air, erosi, banjir, kekeringan),
      • Mengontrol pola iklim (suhu, kelembaban, penguapan/evapotranspirasi)
      • Mengontrol pemanasan bumi (Global Warming)
      • Ekowisata (rekreasi, berburu, camping dll)
      • Laboratorium plasma nutfah (taman nasional, kebun raya dll)
      • Pusat pendidikan dan penelitian
      • Sumber bahan pendukung industri-industri kimia (pewarna, terpen, kosmetik, obat-obatan, tekstil dll).
      • Menghasilkan devisa lewat program CDM dan REDD. 

      Artikel Terkait :

      ENDEMIK DAERAH

      JURNAL PENELITIAN

      Paling Populer