Gambar Banjir Akibat Kerusakan Hutan (Sumber: antaranews.com)
Banjir yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia akibat kerusakan
hutan. Banjir hanya salah satu akibat dari kerusakan hutan yang
berdampak pada lingkungan hidup. Tidak hanya banjir pada musim hujan,
bahaya kekeringan terjadi ketika musim kemarau datang. Bila hutan
masih terjaga dengan baik memiliki pohon-pohon yang rimbun, hutan dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpannya dalam tanah di celah-celah perakaran, kemudian melepaskannya secara perlahan melalui daerah aliran sungai. Hutan mengontrol fluktuasi debit air pada sungai
sehingga pada saat musim hujan tidak meluap dan pada saat musim
kemarau tidak kering. Di sini hutan berfungsi sebagai pengatur
hidro-orologis bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain
banjir dan kekeringan, masih banyak lagi dampak negatif dari
kerusakan hutan. Kerusakan lingkungan hutan seperti ini merupakan
kerusakan akibat ulah manusia yang menebang pohon pada daerah hulu sungai bahkan pembukaan hutan yang dikonversi dalam bentuk penggunaan lain.
Terganggunya sistem hidro-orologis itulah akibat kerusakan
hutan. Banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau
merupakan salah satu contoh dari tidak berfungsinya hutan untuk menjaga
tata air. Air hujan yang jatuh tidak dapat diserap dengan baik oleh
tanah, laju aliran permukaan atau runoff begitu besar. Air Hujan yang
jatuh langsung mengalir ke laut membawa berbagai sedimen dan partikel
hasil dari erosi permukaan. Terjadinya banjir bandang dimana-mana yang
menimbulkan kerugian harta maupun nyawa. Masyarakat yang terkena
dampaknya kehilangan harta benda dan rumah tempat mereka berteduh akibat
terbawa banjir bandang, bahkan ditambah kerugian jiwa yang tak ternilai
harganya.