Referensi

EKOSISTEM LAUT


Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai laut yang luas, dengan potensi sumberdaya alam yang besar di dalamnya. Ekosistem Laut merupakan ekosistem yang letaknya di laut maupun pesisir pantai. Ekosistem laut dibedakan menjadi ekosistem laut dalam dan ekosistem laut dangkal.

1) Ekosistem Laut Dalam

Bila kita melihat laut yang warnanya biru tua, tentu kita mengetahuinya sebagai laut yang sangat dalam. Laut yang dalam sangat gelap tidak ada cahaya matahari. Cahaya matahari hanya dapat menembus air laut hingga kedalaman 20-30 meter. Lebih dalam dari itu cahaya matahari tidak dapat menembusnya. Di laut dalam cahaya matahari tidak dapat menembus atau tidak sampai ke dasar laut. Daerah ini disebut daerah afotik.

Ini berarti bahwa di laut tidak terjadi fotosintesis. Kadar oksigennya juga rendah. Di daerah demikian itu tidak terdapat produser yang fotoautotrof. Yang terdapat hanyalah organisme heterotrof yang mengandalkan jatuhnya sisa-sisa organik dari lapisan diatasnya. Jadi, di laut dalam terdapat detritivor dan scavanger. Keanekaragaman hayatinya rendah. Jika tidak ada arus laut yang “mengaduk”, daur mater di dalam laut dalam merupakan daur yang terputus. Semua makanan yang masuk ke laut dalam akhirnya diurai dan diendapkan di dasar laut, jadi, dilaut dalam terdapat zat-zat organik yang lebih kaya dibandingkan dengan di laut dangkal.

2) Ekosistem Laut Dangkal

Sedangkan di pesisir pantai kita dapat menikmati keindahan alam yang ada, serta dapat berrekreasi dengan wisata pantai, seperti berenang, berperahu, memancing dan aktivitas lainnya. Daerah ini merupakan daerah laut yang dangkal, banyak aktivitas di dalamnya. Laut dangkal merupakan daerah fotik, yang berarti daerah yang dapat dicapai oleh cahaya matahari. Di daerah ini berlangsung proses fotosintesis. Produser yang berperan adalah fitoplankton dan gangang laut mikroskopis. Kadar oksigen di daerah ini lebih tinggi dari pada di daerah afotik di laut dalam. Oleh sebab itu, daerah yang demikian memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Contoh ekosistem laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur.



a) Ekosistem Terumbu Karang

Di dalam ekosistem ini banyak ditemukan cangkang coelenterata yang telah mati yang menyusun batu karang. Cangkang yang mati beserta hewan-hewan air selurunya disebut sebagai terumbu karang. Syarat hidup binatang karang adalah air lautnya jernih, arus dan gelombang kecil, serta lautnya dangkal. Didalamnya hidup berbagai macam biota laut seperti coelenterata, cacing, Mollusca (siput, kerang), Enchinodemata, Athropoda dan berbagai jenis ikan berwarna-warni. Bianatang-binatang tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Indonesia memiliki beberapa ekosistem terumbu karang, yang indah yang dijadikan objek wisata misalnya di pasir putih Jawa Timur, Bali, Bunaken dan Maluku. Pengambilan karang, dan binatang-binatang dari ekosistem ini dapat merusak ekosistem dan pada akhirnya akan menyebabkan punahnya keanekaragaman hayati di dalamnya. Demikian pula, penangkapan ikan menggunakan aliran listrik atau racun ( tuba, potas) dapat merusakan ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang terbentuk dalam waktu yang lama. Apbila punah, kita tidak akan dapat memunculkannya kembali. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kelestariannya.

b). Ekosistem Pantai Batu

Pantai terjal yang berdinding batu memiliki bongkahan-bongkahan batu yang membentuk ekosistem pantai batu. Pada ekosistem ini, lingkungan eksternalnya didominasi oleh batu, kerikil, atau kapur. Misalnya, ekosistem pantai batu yang terdapat di pantai selatan jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan pantai barat Sumatra. Vegetasinya didomunasi oleh ganggang misalnya, Sargassum dan Eucheuma. Keanekaragamannya rendah.

c) Ekosistem Pantai Lumpur

Di dekat muara sungai banyak terdapat endapan lumpur yang menyusun ekosistem pantai lumpur. Ekosistem pantai lumpur banyak di jumpai di pantai utara Jawa, Kalimantan dan Irian Jaya. Vegetasinya didominasi oleh tumbuhan mangrove dan rumput laut. Ekosistem ini juga merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Di dalamnya hidup antara lain kepiting, udang, dan ikan glodok.




Artikel Terkait :

1 comment:

  1. thanks for your information, dont forget to visit airlangga university's website https://www.unair.ac.id/dosen-unair-bicara-dampak-mikroplastik-terhadap-ekosistem-laut/

    ReplyDelete

Mohon Komentar Untuk Perbaikan Artikel. Terima Kasih